Share

Keributan

Mata Mas Hanan membola sesaat, lalu menghela napas.

"Tidak mungkin lah, Dek. Bapak saja tidak pernah mengatakan apapun," ucapnya kemudian.

"Mungkin karena Bapak terlalu menyayangi Mas Hanan, makanya Bapak tidak mau kehilangan Mas Hanan," ucapku lagi.

Mas Hanan seketika terdiam, seperti memikirkan sesuatu. Tapi sesaat kemudian dia menatap ke arahku sembari tersenyum.

"Sudahlah, lupakan saja, Dek. Yuk, kita masuk. Mas akan menggambar ulang semua desain ini," ucapnya kemudian sambil membereskan kembali lemari yang tadi dia bongkar.

"Mas! Apa Mas Hanan tidak ingin tahu siapa orang tua Mas Hanan yang sesungguhnya?" tanyaku dengan hati yang agak kesal karena Mas Hanan mengalihkan pembicaraan.

Mas Hanan menghentikan pekerjaannya, lalu terdiam lagi untuk beberapa lama, namun bibirnya tampak bergetar.

"Untuk apa mencari tahu tentang orang yang sudah membuang anaknya ke tempat sampah, Dek?"

Aku tersentak mendengar ucapan Mas Hanan. Astaghfirullah, apakah ucapanku tadi tanpa sengaja membuka kemb
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status