Share

37. POV Caca, Aku Kalah

POV Caca

"Besok aku ingin ke rumah Mamah," kataku masih tergugu, lantas memasang jarak. Entah ini keputusan tepat atau bukan, tak mungkin di sini sampai hari H Om Danar dengan Mbak Dahlia. Membayangkan saja hatiku sangat sakit, apalagi melihat langsung nantinya.

Om Danar menatapku entah, lalu menggeleng perlahan.

"Dari awal pernikahan kita salah, Om. Akulah yang bertanggung jawab semua ini," tekanku lagi mencari kelonggaaran dari situasi yang seakan melilit.

Dada serasa tercekik, membuat pernafasan menyempit. Lelah, sungguh sangat lelah.

Jika yang dikatakan Mbak Dahlia tentang bapak Om Danar, maka aku tak punya harapan sama sekali. Sudah tak punya tempat di hati mereka, ditambah ada janin yang butuh orang tua utuh.

Mana aku tega membuat janin tak berdosa itu tak punya ayah sebelum lahir.

Andai tak ingat bergunungnya aib di masa laluku, mungkin akan menyalahkan Om Danar tentang kehamilan Mbak Dahlia yang seakan ingin berlepas tangan.

Arght, apa nilai plusku ingin menjudge keburuka
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status