Share

Ternyata Dia

Setelah kembali dari toilet, aku melihat Zainab sedang berbicara dengan dokter di depan ruang rawat Zahira. Aku pun mendekat dan ikut mendengarkan apa yang dikatakan oleh dokter. Tidak ada perkembangan berarti pada kondisi Zahira, tapi yang terpenting kondisinya tidak menurun.

Zainab sudah cukup tegar untuk melihat kondisi putri kami. Tidak ada lagi air mata yang harus terbuang. Dan waktu lima belas menit kami gunakan sebaik mungkin untuk menyalurkan kekuatan lewat sentuhan dan doa untuk Zahira.

Kamu pasti segera sembuh, Nak.

"Ayo, pulang, Za!" ajakku setelah keluar dari ruang rawat Zahira.

Zainab diam, membisu. Dia pun enggan menatapku. Sepertinya, dia marah karena ucapanku. Namun, tindakannya memang salah. Kali ini, aku tidak akan minta maaf. Zainab-lah yang harus minta maaf padaku.

"Ayo, pulang!" ajakku lagi.

"Saya masih mau di sini menemani anak saya."

Astagfirullah ... Lagi-lagi Zainab menyebut dirinya dengan 'saya'. Pasti selalu seperti itu kalau ada yang tidak sesuai deng
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status