Share

Pasrah

"Boleh aku nebeng?" tanyanya memperjelas.

"Oh, boleh, Al." Ya Allah, jantungku benar-benar tak bisa dikondisikan. Ini nyata atau mimpi? Aku terus mengucek mataku tidak percaya.

"Kenapa Abang berdiri di sana terus, ayo kita pulang." Tunggu dulu ini tidak mimpi 'kan? Jangan-jangan hanya halusinasiku.

"Abang masih sakit, ya? Hallo ...." Alya mengagetkanku. Malu-maluin saja aku seperti orang linglung tidak jelas.

"Oh, iya, Al. Ayo kita pulang," ajakku. Namun, ustadz kondang itu terlihat menahan.

"Masya Allah Alya, kamu sudah punya suami? Suaminya tampan sekali, kukira pemain drama Korea tadi," ucap ustadz itu. Alya hanya membalas dengan senyuman.

"Mari, tadz. Kami balik dulu," jawab Alya.

Alya menepuk bahuku, seolah mempercepat agar keluar dari masjid ini. Hubungannya dengan ustadz itu apa coba sampai dia ingin cepat-cepat pergi dari sini.

"Berhentiin di sini saja, bang. Ada sopir yang sudah menunggu."

"Gak sama aku saja, Al."

"Aku sudah memesan taksi. Abang jangan geer, ustadz yang tadi
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status