"Cari informasi pribadi staf itu di perusahaan. Kita akan pergi ke rumahnya. Kamu kirim alamatnya, kita ketemu di sana," perintah Tommy. Apa pun yang terjadi, hari ini dia harus menemukan staf ini."Baik," sahut Jacky.Dalam sekejap, Jacky sudah mengirim alamat staf itu kepada Tommy. Melihat ini, Tommy menyalakan mobilnya dan bergegas berangkat.Namun, setibanya di sana, ternyata rumah itu sudah kosong. Tommy segera memerintahkan, "Selidiki semua stasiun bus dan stasiun kereta api!" Dia yakin orang ini tidak akan bisa lolos darinya.Kinerja Jacky sangat cepat. Tidak berselang lama, dia sudah menemukan catatan keberangkatan orang yang bertanggung jawab atas ruang pemantauan."Hebat sekali, mereka sudah merencanakannya dengan matang. Jacky, cari dia, harus ketemu!" ucap Tommy sambil mengepalkan tangannya dengan erat. Dia merasa makin gelisah sekarang.Di sisi lain, Jacky sudah mendapatkan informasi baru. Dia melaporkan semuanya, "Tuan, staf itu pergi dengan menaiki kereta api. Sepertinya
Serafina tampak mengernyit. Meskipun tidak menyukai Juanita, dia tidak berharap masalah seperti ini terjadi.Jacky kira-kira sudah memahami situasinya. Dia segera melaporkan, "Tuan, aku sudah memeriksa CCTV di beberapa kawasan. Bisa dipastikan wanita itu berusia 20-an tahun dan berambut panjang. Tapi, dia duduk di mobil, jadi sulit memastikan aspek lainnya."Kelopak mata Tommy sontak berkedut. Bukankah Juanita berambut panjang? Serafina tahu adiknya ini makin cemas. Dia segera menenangkan, "Tommy, tenang dulu, belum tentu itu Juanita.""Jadi, gimana kalau itu Juan?" balas Tommy yang langsung menengadah dan menatap dengan tatapan agak galak.Serafina terkejut melihatnya. Tommy tidak pernah menatapnya dengan tatapan seperti itu. Di sisi lain, Tommy segera menginstruksi, "Selidiki lagi, cari tahu tentang wanita itu di kantor polisi." Dia tidak akan melewatkan kemungkinan apa pun.Serafina juga memiliki firasat bahwa wanita itu adalah Juanita. Kalau sampai seperti itu, dia sungguh merasa b
Tommy masih belum menemukan Juanita dan Jingga, sementara hari pernikahannya sudah makin dekat.Serafina tahu bahwa Tommy makin membenci mereka setelah kejadian ini. Mungkin, adiknya ini akan menentang pernikahan dengan Keluarga Saloza.Akan tetapi, Adam sama sekali tidak peduli. Lagi pula, dia memang tidak menyukai Juanita. Meskipun telah terjadi hal seperti ini, dia tetap tidak merasa dirinya bersalah.Selain itu, Adam sudah berjanji akan membebaskannya setelah Tommy menikah. Kalau Juanita tinggal dengan patuh, mana mungkin masalah seperti ini akan terjadi? Jadi, semua ini salah Juanita.Adapun Tommy, dia tentu harus menepati janjinya dengan menikahi Tanya. Tommy tidak seharusnya memiliki pertimbangan lain.Meskipun Adam berpikir demikian, belum tentu Tommy bersedia menurutinya. Hari ini, Tommy masih sibuk menyelidiki keberadaan Juanita. Tiba-tiba, Adam datang ke perusahaan."Tommy, dengar-dengar Keluarga Saloza sudah mengundangmu beberapa kali, kenapa kamu menolak mereka terus? Kamu
Anggota Keluarga Ador benar-benar geram dengan sikap Tommy. Padahal Tommy sudah menyetujui pernikahan ini, sampai-sampai mereka telah menjadwalkan semuanya. Sekarang, pria ini malah tidak bisa diajak kerja sama sehingga membuat kedua belah pihak sama-sama kesulitan."Menurutmu, kita harus bagaimana sekarang? Aku awalnya sangat senang karena Tommy menyetujui pernikahan ini. Tapi, sikapnya yang begini malah membuat Keluarga Saloza mulai kesal," ucap Soraya yang mulai merasa panik.Keluarga Ador dan Keluarga Saloza sudah lama bersahabat. Soraya tidak ingin masalah ini membuat hubungan kedua keluarga menjadi buruk."Hais, bukannya Tommy sudah menyetujuinya? Kenapa tiba-tiba jadi begini?" sahut Jordy yang merasa pusing karena masalah ini.Adam mendengus dingin sebelum berkata, "Waktu itu, aku pergi mencarinya untuk membahas hal ini. Tapi, kelihatannya dia nggak akan menuruti perkataan kita."Beberapa orang itu masih membahas cara mengatasi masalah ini. Tiba-tiba, pintu masuk diketuk oleh se
"Aku sudah menyelidiki lokasi kecelakaan dan polisi juga sudah memeriksanya. Mereka memastikan bahwa wanita yang jatuh adalah Nyonya Juanita," ucap Jacky sambil menyerahkan beberapa dokumen dan bukti kepada Tommy.Tommy menerima dengan tangan gemetaran. Kejadian yang paling tidak diinginkannya malah terjadi. Apakah ini termasuk kabar baik?Setelah berhari-hari, mereka akhirnya mendapatkan kabar pasti tentang Juanita. Akan tetapi, Juanita malah terjatuh ke lereng, bahkan tidak diketahui nasibnya sekarang. Tommy tidak tahu harus merasa senang atau sedih."Isi kantong itu adalah sobekan pakaian Nyonya. Pakaiannya sempat tersangkut di dahan," ucap Jacky saat melihat Tommy menatap potongan pakaian di kantong transparan itu.Tommy mengernyit mendengarnya. Lantaran tidak bertemu Juanita pada hari kecelakaan terjadi, dia tidak berani memastikan bahwa ini memang pakaian Juanita.Kemudian, Jacky mengangkat kantong lain dan berucap, "Masih ada kalung ini, ini seharusnya kalung Nyonya."Tommy seke
"Obat aneh? Obat ini hanya membuat orang hilang ingatan?" Tommy sangat tercengang mendengar penjelasan ini."Sudah jelas obat ini ilegal. Selain itu, pelakunya benar-benar kejam, sampai tega memberi anak kecil dosis tinggi," ujar Yosef dengan tatapan penuh kebencian.Yosef telah menjadi dokter selama bertahun-tahun, tetapi belum pernah melihat orang yang sekejam ini terhadap anak kecil.Tommy khawatir obat ini menimbulkan kerusakan pada tubuh Jingga. Dia bertanya lagi, "Jadi, apa ada pengaruh buruk terhadap tubuh Ingga?"Yosef menggeleng sambil menatap Tommy dan menjelaskan, "Nyawanya nggak berada dalam bahaya, tapi ...."Jantung Tommy sontak berdetak kencang. Dia segera berkata, "Kenapa tiba-tiba diam? Cepat beri tahu aku!""Tapi, aku nggak tahu otaknya akan terpengaruh atau nggak. Obat ini sangat kuat, bisa menyebabkan kerusakan pada saraf," jelas Yosef.Tubuh Tommy sontak menegang. Dia meraih lengan Yosef, lalu bertanya, "Apa maksudmu otaknya bisa terpengaruh? Ingga sangat cerdas, g
Tommy termangu sesaat. Sebelum dia sempat menjawab, Yosef sudah masuk sambil bertanya, "Katanya Jingga sudah siuman?" Bagaimanapun, hubungan Jingga dan Tommy sangat dekat. Lantaran Tommy begitu perhatian terhadap Jingga, Yosef juga tentunya sangat peduli dengan Jingga. Mendengar perawat mengatakan bahwa Jingga telah siuman, dia pun langsung datang."Dia nggak ingat padaku lagi, juga nggak ingat apa yang terjadi belakangan ini. Tapi dia masih ingat dengan Juanita. Apa yang terjadi sebenarnya?" Ekspresi Tommy sangat muram. Suasana hatinya tentu tidak akan baik karena Jingga mengalami hal seperti ini.Yosef terdiam sesaat, kemudian dia berjalan ke hadapan Jingga untuk memeriksa keadaannya. Kemudian dia berkata, "Seharusnya ini karena pengaruh obat. Haeh, orang itu benar-benar jahat. Padahal ini hanya anak kecil."Tebersit kebencian yang mendalam pada tatapan Tommy. Dia harus menangkap pelaku yang mencelakai Jingga. "Apa bisa melacak sumber dari obat itu?" tanya Tommy.Yosef merenung sejen
Juanita ingin menolaknya, tetapi merasa tidak enak hati pada keramahan wanita tua itu. Pada akhirnya, dia tetap menyetujui tawarannya. Saat putranya pulang, wanita tua itu langsung memberitahukan usulannya. Putranya juga langsung menyetujui ide ibunya tanpa ragu-ragu."Ini adalah putraku, Harfi," kata wanita tua itu memperkenalkannya."Harfi, kamu harus antarkan orang ini dengan selamat," kata wanita tua itu berpesan pada anaknya. Harfi mengangguk, lalu berkata, "Aku tahu, Bu."Menjelang kepergiannya, Juanita kembali mengucapkan terima kasih pada wanita tua itu. "Terima kasih atas bantuan kalian, aku pasti akan datang untuk berterima kasih pada kalian kelak.""Nggak masalah," kata wanita tua itu melambaikan tangannya. "Hanya masalah kecil. Lagi pula, ini menyangkut masalah nyawa, mana mungkin aku bisa mengabaikannya begitu saja?"Setelah kedua orang itu berbincang sejenak, Juanita baru pergi bersama Harfi. Sama seperti kedua orang tuanya, sifat Harfi sangat jujur. Dia terlihat agak mal