“Sialan ....” Juanita melontarkan satu kata itu dengan suara pelan. Meskipun dia terus memaksakan dirinya untuk tetap sadar, dia tetap tidak bisa melawan kekuatan obatnya. Sesaat kemudian, dia pingsan dan telungkup di atas meja.Nanda berjalan mendekat, lalu mengulurkan tangannya dan mencoba mendorong Juanita. Kepala Juanita jatuh ke sisi lainnya, sama sekali tidak memberikan respons.Setelah melihat Juanita tidak memiliki tenaga untuk melawan, senyum penuh kemenangan seketika merekah di wajah Nanda. Dia menoleh ke arah Santi dan berkata dengan nada ingin meminta pujian, “Bagaimana? Kali ini ideku bagus, kan?”Santi juga tersenyum lebar, dia pasti sangat puas dengan hasil kali ini, “Iya, memang Nanda yang paling pintar.”Santi tidak sengaja melihat ke arah Jerry. Dia pun melihat sorot mata Jerry sedikit rumit, ekspresi wajahnya juga tampak sedikit berat. Hanya dengan melihat sekilas, dia pun tahu apa yang ada di pikiran Jerry. Dia langsung mendengus, “Ada apa? Merasa nggak tega?”Jerry
“Siapa pihak yang berperkara itu?” Jacky meletakkan penanya, tiba-tiba sikapnya menjadi serius. Dia ingin tahu masalah ini dengan jelas.Si pengacara berpikir sejenak, lalu segera menjawab, “Kontraknya sudah dirobek. Tapi waktu dia menandatanganinya, aku letakkan kertas di bawahnya, seharusnya masih meninggalkan jejak.”Usai berkata, pengacara itu mengeluarkan selembar kertas putih dari tasnya. Mereka berdua spontan melihat kertas itu dari dekat dan menemukan dua kata yang agak buram di atasnya.Juanita Sandoro.Jacky membacanya kata per kata. Selesai membaca, dia tampak sangat terkejut. Bagaimana mungkin dia?Karena saking terkejutnya, Jacky cepat-cepat menarik lengan baju pengacara itu dan bertanya dengan suara keras, “Sebenarnya apa yang terjadi?”Setelah melihat ekspresi panik di wajah Jacky, meskipun pengacara itu sedikit bingung, dia tetap segera menjawab, “Jadi begini, ada orang yang minta aku pergi ke sana untuk mengesahkan dokumen. Tapi di tengah proses, mereka membius seorang
Pintu vila mewah itu perlahan tertutup. Jerry hanya bisa bisa mengerutkan kening sambil melihat Juanita yang diangkat pengawal. Posisi seperti itu pasti akan membuat Juanita merasa sangat tidak nyaman.Mungkin karena Jerry menjual Juanita dengan cara seperti ini, saat ini Jerry merasa sedikit bersalah. Terlebih lagi, Juanita adalah darah dagingnya.Jerry berjalan ke depan untuk berdiskusi dengan Andre, “Pak Andre, nggak perlu repotkan orang Pak Andre. Biar saya sendiri yang gendong dia masuk.”Andre baru saja menyimpan nomor telepon Nanda ke ponselnya. Setelah mendengar perkataan Jerry, dia hanya melihat Jerry sekilas dan berkata, “Terserah kamu.”Lagi pula, Andre sama sekali tidak peduli dengan Juanita. Kalau bukan karena pamannya sudah menjadi seperti itu, mana mungkin dia akan berusaha keras untuk mencari istri?Tepat saat ini, mobil Tommy juga telah tiba. Begitu melihat pintu besi yang tertutup, dia langsung menabrak pintu itu hingga terbuka. Suara ‘bang’ yang keras mengagetkan sem
Setelah mendengar pertanyaan Andre, Tommy hanya mendengus sinis, dia sama sekali tidak berniat menjawab.Keluarga Setiawan yang lebih dulu menyentuh orangnya, Tommy masih belum membuat perhitungan dengan mereka, tapi Andre yang kesal?Tommy berjalan ke mobilnya sambil menggendong Juanita tanpa melihat ke yang lain. Dia memasukkan Juanita ke dalam mobil dengan pelan-pelan. Sikap penuh kasih sayang seperti itu membuat Nanda yang melihatnya seketika mulai cemburu.Sialan! Sebenarnya apa yang menarik dari Juanita hingga Tommy rela melakukan semua itu untuknya?!Setelah melihat Tommy sudah berjalan ke mobilnya, Andre mengira kalau pria itu akan pergi. Dia segera mengejar dan berkata, “Tommy, kamu pria bukan, sih? Kamu mau pergi begitu saja?”Tommy awalnya juga tidak berencana melepaskan Andre dengan begitu saja. Begitu mendengar perkataan Andre, dia segera memutar badannya. Pada saat yang sama, terdengar suara klakson di luar. Kemudian, mobil-mobil mewah satu per satu berhenti di depan gerb
Tommy sudah tidak ingin terlibat lagi dengan orang-orang itu. Dia hanya menatap dingin ke arah Jerry yang terbaring di tanah, sama sekali tidak bisa bangun. Setelah itu, Tommy berbalik dan kembali ke mobilnya.Tommy menutup pintu mobilnya pelan-pelan, seakan-akan takut mengganggu Juanita yang masih tidak sadarkan diri. Sorot mata Tommy pun menjadi gelap.Seandainya bukan karena Jerry kebetulan menggunakan pengacara itu, mungkin saja Tommy tidak akan tahu kalau Juanita telah mengalami hal seperti ini.Kelihatannya mulai sekarang Tommy harus mengatur orang untuk melindungi Juanita. Perempuan ini benar-benar membuatnya khawatir.Meskipun Tommy berpikir demikian di dalam hatinya, tentu saja dia tidak akan pernah menyalahkan Juanita. Dia hanya sangat marah terhadap keluarga Setiawan dan keluarga Sandoro. Semua penderitaan yang Juanita alami hari ini, kelak Tommy akan mengembalikan semuanya kepada mereka.Dengan kesaksian pengacara serta tindakan lainnya, Jerry tidak hanya dipukul dengan kej
“Nggak bisa diandalkan lagi? Jadi maksud kamu keluarga Setiawan bisa diandalkan? Sekarang situasi keluarga Setiawan kurang lebih sama seperti kita, juga nggak sebagus dulu!” bentak Santi dengan kesal.Nanda menarik tangan ibunya dan menjelaskan, “Ma, coba pikir baik-baik. Kita sama sekali nggak bisa mengalahkan Tommy. Sekarang kita hanya bisa melihat Juanita menikah dengan Tommy. Kalau kita nggak lakukan sesuatu untuk hentikan hal itu, kelak dia pasti nggak akan lepaskan kita begitu saja!”Santi menyipitkan matanya sedikit. Setelah merenung sejenak, dia baru berkata, “Jadi maksud kamu? Tapi keluarga Setiawan juga nggak bisa lakukan apa pun pada Tommy. Waktu itu keluarga Setiawan takut setengah mati pada Tommy. Kamu sendiri juga lihat, kan!”“Nggak, aku justru merasa Andre orang yang mungkin bisa mengalahkan Tommy. Mama kira aku benar-benar nggak punya otak?” ujar Nanda sambil tersenyum misterius.Santi menatap Nanda dengan ragu-ragu, tapi untungnya amarah di hati Santi akhirnya mereda
Yolanda menghela napas pelan, “Omong-omong, kamu mendadak punya cucu yang gemuk!”“Apa maksudmu? Kenapa aku sama sekali nggak mengerti apa yang kamu katakan?”Mata Yolanda melebar karena kaget, lalu dia tertawa seolah memahami sesuatu, “Sepertinya Tommy nggak berani beritahu kamu. Akhir-akhir ini dia terobsesi sama seorang perempuan. Sekalipun perempuan itu sudah punya anak, dia juga sayang dan sangat melindunginya. Ck ck ck, bahkan aku sebagai tantenya juga nggak berani apa-apakan perempuan j*lang itu di depan Tommy.”Seketika, langkah kaki Soraya berhenti. Ada perubahan di sorot matanya. Dia hanya berkata oh dengan senyum tipis, tapi suaranya terdengar sedikit menakutkan. Raut wajahnya menjadi dingin, kentara sekali Soraya sudah tersulut emosi.Yolanda sangat gembira melihat reaksi Soraya. Seolah takut api amarah Soraya tidak cukup besar, dia pun semakin menambahkan minyak ke dalamnya.Begitu Yolanda membawa Soraya kembali ke rumah keluarga Ador, raut wajah Soraya sudah sangat tidak
Yolanda tersadar dari lamunannya. Dia segera menyimpan tiket dramanya. Tanya melihat semua gerak-gerik Yolanda, tapi dia hanya tersenyum tanpa mengucapkan sepatah kata pun.“Dia bilang dia masih ada urusan, jadi pergi dulu. Tanya, sini duduk dan ceritakan padaku. Bagaimana kamu bisa kenal dia?”Tanya menatap Yolanda dengan tatapan ambigu sambil tersenyum lebar, “Tante sangat tertarik padanya?”Yolanda tidak malu-malu. Dia pun mengatakan banyak hal baik tentang Ricky. Sedangkan Tanya tahu, kalau Yolanda sudah memakan umpannya.Biasanya Yolanda selalu bersikap arogan, tapi sebenarnya dia justru menyukai pria muda yang bergelut dalam bidang seni dan sastra. Tanya bekerja keras meminta Ricky untuk merayu Yolanda. Bagaimana mungkin bisa gagal?Yolanda memegang nomor kontak yang diberikan Tanya, dia pun mengucapkan sampai jumpa pada Tanya dengan puas dan hati yang senang. Tanya mengantar Yolanda sampai naik ke taksi. Setelah Yolanda pergi, Tanya pun tertawa sinis lalu pergi ke kafe lain.Beg