Mendapatkan perlakuan manis dari Leo membuat Lean menurut, bayi itu perlahan menghisap puting sintesis dan minum cukup lahap susu formula yang diberikan Leo padanya.Nyaman digendong sang Papa membuat bayi itu terlelap dalam rasa lelah karena seharian menangis."Kasian kamu Nak," kata Leo dengan mata membasah.Bayi sekecil itu paham ucapannya, betapa merindukannya dia dengan sesosok ibu penggantinya."Kasian dia Ana." "Iya Mas, dia sangat menyayangi Anisa." Ana sungguh kesal dan muak dengan anaknya yang lebih menyayangi perempuan yang bukan ibu kandungnya.Setelah susu habis, Leo meletakkan Lean di kamarnya, dia meminta Ana untuk menunggui putranya tidur."Baik Mas." Dia masih melakoni drama yang diperankannya, meski rasanya dia tak sanggup lagi dengan semua ini."Kesal sekali aku, bayi ini menyusahkan. Kenapa sih lahir nggak langsung besar saja." Dia berkacak pinggang sembari menatap sang anak.Keesokan harinya, Leo mendatangi kantor polisi lagi, untuk kasus ini Leo diminta untuk
Mendengar suara Anisa Leo sangat senang, akhirnya istri keduanya sendiri yang berhasil menghubunginya. Setelah menjelaskan semua di sambungan telpon, dia sampai menangis karena sangat rindu dengan anak serta suaminya itu. "Aku akan segera menjemput kamu sayang." Setelah panggilan terputus, Leo segera mengajak Bayu untuk ke daerah yang diinfokan oleh Anisa, untuk menghemat waktu, mereka menggunakan heli pribadi miliknya. Setelah beberapa jam mengudara, akhirnya mereka telah tiba di daerah tempat Anisa berada, melihat istrinya Leo segera berlari, rasa rindu di dadanya benar-benar tak tertahankan. "Sayang," katanya dengan air mata yang terjatuh. "Aku kangen Mas," sahut Anisa dengan menangis pula. Pasangan suami istri yang menolong Anisa mempersilahkan tamunya masuk, mereka tidak menyangka jika Anisa adalah seorang istri orang kaya. "Saya sangat berterima kasih karena kalian sudah menyelamatkan istri saya." Pasangan suami istri itu yang mendengar cerita Anisa tentu menyayangkan
Arrrggggg Ana mengusap rambutnya dengan kasar, dia benar-benar takut jika kebusukannya terbengkar. "Ini semua gara-gara kamu Anisa!" Di sisi lain, Raka terus saja berpindah-pindah tempat, keberadaannya benar-benar tidak aman karena Leo memperketat penjagaan kepolisian beserta anak buahnya disetiap tempat terlebih pemberhentian transportasi. "Sial!" umpatnya. Agar tidak dikenali Raka selalu menggunakan masker, dia juga menyewa tempat di gang sempit agar sulit ditemukan. Untuk menghindarkan diri dari bahaya, Raka sengaja tidak keluar, kebutuhan sehari-harinya dia pesan melalui online. Suatu ketika, Raka harus membeli beberapa keperluan di mini market, kala itu atas anjuran pihak kepolisian setiap warga yang menggunakan masker harus membukanya. Raka yang sudah terlanjur masuk minimarket mau nggak mau membuka maskernya, dia pikir akan aman tapi salah satu dari customer nampak mengenali Raka dari foto yang disebar. Dia segera menghubungi pihak kepolisian, dan tak perlu waktu lam
"Asal kamu tau Leo, aku menculik Anisa juga karena perintah dari istrimu, dia sama seperti kamu yang mengiming-iming uang yang banyak." Leo yang kesal melayangkan pukulan kembali, bahkan dia meminta pihak kepolisian untuk mengeksekusi Raka saja."Biar pengadilan yang memutuskan Pak Leo." Raka tertawa melihat ekspresi Leo, "Kamu pasti tidak percaya kan kalau istri kamu itu serigala berbulu domba." Petugas yang tidak ingin ada pertengkaran, segera membawa Raka masuk ke dalam, sedangkan Leo masih terduduk lemas tak percaya.Selama ini dia menganggap Ana sudah berubah namun kenyataannya selama ini Ana hanya pura-pura."Dia telah menipu aku dan Anisa Bay," ujarnya lirih.Leo mengambil ponselnya lalu menghubungi Ana, tapi ponsel Ana berada diluar jangkauan.Kesal, Leo pun mengusap rambutnya kasar lalu dia mengajak Bayu untuk kembali lagi ke ibukota.Beberapa jam berlalu, kini dia telah tiba di rumahnya, dia berteriak memanggil Ana.Anisa yang kebetulan ada di dapur segera mengejar Leo ya
"Sinting kamu Mas, bisa-bisanya memakai mobil Pak Leodan menabrakkannya."Anisa tidak bisa menyembunyikan kekesalannya ketika sangsuami, Raka, menghampirinya di ruang tunggu penjara.Gara-gara sang suami bertindak bodoh, membawa mobil sportmilik majikannya diam-diam hingga terlibat kecelakaan, Raka harus mendekam dipenjara karena tidak bisa membayar ganti rugi."Sudah lah Anisa jangan bawel, cepat carilah cara agaraku bebas dari sini!" Bukan merasa bersalah, Raka justu semakin mendesak sangistri. Embusan napas panjang keluar dari bibir Anisa. "Uangdarimana Mas! itu mobil sport limited edition gaji seumur hidupku nggak akancukup untuk mengganti rugi!" Dia berteriak, tidak habis pikir sang suamijustru tidak menunjukkan rasa bersalah.Raka mendengus. Teriakan Anisa tidak dianggapnya."Mereka kan majikan kamu Anisa! Kamu rayu kek, agar mereka mencabuttuntutannya!"Cekcok suami istri itu lantas tidak bisa lagi dihindarihingga sipir meminta Anisa pulang, dan membawa Raka kembal
Malam itu, usai Anisa menandatangani perjanjian kontrakmenjadi ibu pengganti majikannya, dia langsung mendatangi kantor kepolisian. Entah bagaimana Ana membujuk Leo yang terlihat lantangmenolak ide gila itu, rupanya laporan atas kasus suaminya sudah dicabut danRaka dinyatakan bebas."Rupanya kamu ada gunanya juga jadi istri, Anisa."Hati Anisa berdenyut mendengar ucapan suaminya. Matanya yangmemerah tidak dihiraukan sang suami, yang justru langsung semringah begitumendengar kebebasannya."Jangan diulangi, Mas." Anisa mencicit. Rakamendengus, tidak menanggapi lebih jauh. "Mas tidak penasaran kenapa bisadibebaskan?" tanyanya memancing iba sang suami."Aku nggak peduli. Yang penting, aku bebas," sahutpria itu tidak melihat ekspresi sang istri yang semakin keruh. "Lagian,jangan hitung-hitungan sama suami! Pelit sekali sih, kamu."Kemudian pria itu langsung meloyor menuju mobil online yangsudah Anisa pesan.Anisa langsung mengelus dada. Kata pelit itu rasanya lebihpantas disand
Hoek.Anisa merasakan mual yang luar biasa di pagi hari, terlebihketika pelayan membawakan sarapannya ke dalalm kamar. "Setiap hari seperti ini rasanya benar-benar tidakenak." Tangannya tergerak mengelus perutnya yang masih rata.Setiap pagi, Anisa bolak-balik dari ranjang ke kamar mandiuntuk memuntahkan sesuatu.Rasa mual ini, rasa tak nyaman ini membuat Anisa inginmenyerah. Dirinya yang belum pernah hamil tentu merasa stres menghadapi gejalaibu hamil sendirian, apalagi Ana dan Leo yang hanya memikirkan sang anak danmengabaikan gejala morning sickness yang serupa siksaan.Di atas tempat tidurnya, Anisa menangis. Dia merenungi semuayang terjadi dalam hidupnya, dan betapa beratnya hamil seperti ini."Siapa yang mengijinkan kamu menangis?" Suarabariton Leo membuat Anisa segera menghapus air matanya.Dia segera beranjak menyambut Leo yang datang membawamakanan untuknya.Anisa menahan napas, kala mendekat. Nampak, Leo membawamakanan yang berbeda dengan yang dibawa pelayan tadi.
"Ini! cepat makan!" Dengan ketus dan kasar Ana menyodorkan bungkusan makanankepada Anisa usai membuka pintu kamar secara kasar.Tidak memedulikan sikap kasar Ana, mata Anisa berbinarmelihat rujak dan asinan yang dibawa oleh majikannya. Dia pun segera menerimamakanan itu. "Terima kasih, Nyonya.""Lain kali nggak usah manja ingin makanan segar segala,anakku hanya butuh makanan yang bergizi bukan makanan segar!"Anisa hanya bisa mengangguk, andaikan Ana dapat merasakanpenderitaannya pasti tidak akan memperlakukannya dengan buruk.Selepas wanita itu keluar, Anisa segera memakan rujak sertaasinannya. Air liurnya serasa sudah akan menetes karena tidak sabar memakanmakanan yang dia inginkan ini.Dan, terbukti ... Makanan tersebut bisa dinikmati Anisahingga habis. Tubuh wanita itu terasa lebih bertenaga usai memakannya. Saking senangnya, dia mengusap perutnya yang masih rata."Anak pintar. Kamu senang, ya, makanan segar ini?" Senyumnyamengembang, "Kamu harus sehat-sehat di dalam ya