“Jasmine..” lirih Kemal.Heru melambatkan laju mobil, hingga mobil itu melewatinya, Kemal hanya melihat dari kaca jendela yang tak diturunkan.Kemal dapat dengan jelas melihat wanita pujaannya, namun Jasmine tak dapat melihat siapa yang ada di dalam mobil sedan itu. Karena Kemal mengunakan mobil yang berbeda, hingga Jasmine tak mengenalinya. Jasmine pun menoleh kearah kaca mobil, mereka seolah saling pandang dalam jarak dekat. Seperti ada perasaan tersengat dalam hati masing-masing, ketika mereka saling berpapasan. Jasmine, untuk sesaat jantungnya berdegup kencang seperti tak biasa. Nafasnya seoleh terbawa angin. Pun dengan Kemal merasakan hal yang sama. Netra indahnya terkunci untuk melihat pada kaca mobil sedan hitam Maserati itu. Entah ada dorongan apa, ia tetap melihatnya, walau sudah melintas. Kemal pun sampai memutar badannya untuk melihat Jasmine lebih lama.Ya Allah.. perasaan apa ini.Jasmine memegang dadanya yang masih berdegub kencang. Kemal kembali menghadap ke depan da
“Nona Jasmine?!” ucap seorang pria yang baru saja keluar dari mobil. Kemudian berjalan ke arahnya.“Anda!” tunjuk Jasmine pada pria tinggi yang mengenakan setelan kerja biru langit dengan dasi berwarna navy bergaris diagonal.“Ya, Saya.” Heru tersenyum hangat. Sangat berbeda dengan pertemuan pertama mereka ketika itu. Benar, pria itu adalah Heru, orang yang diawal pertemuan mereka sempat berdebat karena Jasmine yang hampir tertabrak olehnya.“Mau apa lagi Anda?” Tanya sinis Jasmine pada pria itu.“Anda masih menyimpan dendam rupanya?” Heru terkekeh melihat lirikan sinis Jasmine. “Oke, Saya minta maaf jika begitu. Maaf atas kejadian tempo hari Nona.”“Ya!” dengan mengangkat dagunya Jasmine menjawab singkat.“Oh ayolah Nona, Saya sudah meminta maaf bukan? Saya Heru.” Heru mengulurkan tangannya, memperkenalkan dirinya.Sejenak Jasmine menatap mata Heru dan tangannya bergantian, ragu menerima uluran tangannya. Apa maksud orang ini? berkenalan? Modus!Jasmine tetap tidak menerima uluran t
Pertemuannya dengan Jasmine menyisakan banyak pertanyaan. Heru mencoba menggabungkan petunjuk yang ia dapatkan, dari cerita Kemal, dari laporan Jiwa dan dari pertemuannya dengan Jasmine barusan. Jika Jasmine sudah menikah dengan orang yang berpengaruh-karena data bocah itu tidak bisa di retas-lalu mengapa ia masih seolah-olah membutuhkan uang untuk bertahan hidup,?Mereka pun tinggal di peruamahan yang sederhana. Lalu, bagaimana status pernikahannya dengan Kemal? Jika masih terikat pernikahan bagaimana dengan anak itu?Heru akui, Jasmine memang memiliki pesona yang lain. Mungkin itu juga yang membuat Kemal tak bisa move on.Mobil pun kembali berjalan, kali ini Kemal meminta Heru untuk mewakilinya pada pertemuan dengan salah seorang pengusaha yang bergerak dibidang penyewaan alat berat. Karena Kemal harus memenuhi undangan makan malam dari seorang pengusaha yang mengadakan launching hotel terbarunya di Kota Malang. *** Jasmine sudah berada di dalam kereta yang menuju perjalanan pula
Kemal yang tiba di Kota Malang sore hari dengan Helikopter, mendarat di lapangan helipad Museum Angkut, kemudian dijemput oleh mobil yang sudah disiapkan oleh rekan bisnisnya sebagai bagian dari akomodasi VVIP untuk menuju The Royal Golden Hotel, guna menghadiri Grand Launching Hotel Mewah itu. Hotel tersebut berjarak sekitar satu setengah kilometer dari museum angkut. Ketika melewati Zona Runway 27 Airport jantung Kemal tiba-tiba berdetak lebih cepat, detakannya kuat sehingga ia bisa merasakannya ketika ia menyentuh dadanya. Sesaat nafasnya terasa sesak.Kenapa belakangan ini jantungku suka tiba-tiba seperti ini ya? Sesak rasanya. Allah.. Ucap Kemal dalam hati sambil tetap memegang dadanya dan memejamkan mata. Disaat bersamaan, Ketika ia membuka mata ia seperti melihat seorang anak laki-laki yang entah dimana ia melihatnya, tapi ia merasa tak asing, ia tak dapat melihat dengan jelas wajahnya karena anak itu sedang tertawa dan memiringkan wajahnya ke arah seorang pria berjalan beri
Kalau sudah di Surabaya mungkin mereka akan aman. Atau tinggal di apartemenku saja? Ah tapi Jasmine ga akan mau. Sial! Aku disini hanya bisa empat hari. Papa sudah memanggil. Arrrrgh! Sambil memukul kemudi mobil Zacky menatap jalan, kemudian mengepalkan tangannya di depan bibir dan siku tangan bertopang pada pintu di sampingnya. Sedangkan tangan kirinya yang memegang kendali setir.Zacky memang harus kembali ke Jakarta karena diminta ayahnya untuk bertemu seorang perwakilan dari perusahaan asing asal Norwegia. Kemudian akan melanjutkan pantauan kerja di pulau Sumatera. Zacky gemas sendiri karena tidak bisa memiliki waktu lebih banyak untuk bersama orang yang ia cinta. Bertahun ia berjuang untuk memasuki hatinya, bukan sebagai sahabat, namun sebagai pria yang mencintainya, tapi apa mau dikata, kenyataannya, wanita itu hanya menempatkan ia sebagai sahabat yang baik hati bak malaikat penolongnya. Kadang, ia merasa menjadi rumah singgah, seperti lirik lagu Fabio Asher. Ya ampun Zacky
Pagi ini Kemal datang lebih awal ke kantor, karena ia susah tidur. Sudah beberapa hari ini ia sulit tidur, pasca bertemu dengan Jasmine. Ia memutuskan menyibukkan diri untuk sedikit melupakan kegundahan di hatinya. Pagi-pagi sekali ia sudah berkutat dengan laptop dan dokumen-dokumen di hadapannya.Kemal memang sudah terbiasa mengalihkan rasa sedih dan gundahnya pada pekerjaan. Hebatnya lagi, usaha yang ia pegang berkembang pesat walau ia dalam mode patah hati. Tak banyak orang seperti dia, awamnya orang yang patah hati terpuruk, sulit konsentrasi, dan berimbas pada kinerja. Bukan tak pernah mengalami itu, kemal jatuh terpuruk di dua tahun pertama ketika ia ditinggalkan Jasmine. Kemudian ia bangkit, karena ibunya pun memintanya bangkit, selain itu ia memang harus menanggung beban dan tanggung jawab besar. Ribuan karyawan menggantungkan hidup padanya. Sangat egois rasanya jika hanya karena patah hati, ia jadi tak produktif. Bukan penerus Ozdemir Group namanya jika mentalnya mudah do
Bab 1 Terkejut"Dikasih kerjaan enak kok nolak sih, Jasmine? Nyari kerja sekarang susah, Mbak. Ayu-ayu ‘kok ya ndak bisa diajak memanfaatkan potensi!" ketus pemilik travel.Jasmine menghela nafas panjang.Bukannya dia tidak memikirkan bagaimana nasibnya ke depan. Jasmine sadar dia butuh uang untuk membesarkan Zico–putranya–seorang diri. Zico sudah berusia 6 tahun dan akan masuk Sekolah Dasar. Susah payah, Jasmine menyekolahkannya di sekolah swasta karena usia Zico masih terlalu dini untuk standar masuk ke Sekolah Dasar Negeri. Selain itu, Jasmine juga sudah melewati kesulitan saat meyakinkan pihak sekolah mengenai dokumen kelahiran Zico.Namun, dia merasa tak sanggup jika bekerja di lingkungan toxic terus-menerus.Dengan kemampuannya, Jasmine merasa dirinya mampu bekerja dengan baik sebagai pemandu wisata di salah satu travel agent lokal. .Sayangnya, dia justru sering dikerjai oleh teman kerjanya!Puncaknya adalah Jasmine hampir saja dijual beberapa hari yang lalu oleh temannya sen
Jasmine tak menghiraukan panggilan dari pria itu. Ia terus berjalan cepat untuk menghindari Kemal.Lagi, Kemal berteriak manggilnya"Jasmine, wait! Please Jazz.." Kena!Dengan cepat Kemal menggapai tangan wanita berambut cokelat gelap itu. Jasmine berbalik dengan sorot mata tajam, karena tarikan kuat dari pria tampan yang mengenakan setelan baju formal dengan lengannya sudah digulung sampai siku, vest hitam menambah kesan maskulin.Acak-acakan, namun terlihat.. memesona.Ya ampun Jazz..apa yang ada dipikiran mu sih!. Rutuk Jasmine pada diri sendiri."Jazz.. thank God I finally found you." Matanya berbinar menatap wanita yang tingginya hanya sampai setinggi lehernya itu, dengan nafas tersengal."Maaf..Anda salah orang.""Jazz.. I miss you.." sorot mata Kemal sulit diartikan.Tak peduli walau baru bertemu. Kemal langsung straight to the point mengatakan kerinduannya.Jasmine masih terdiam, menatap Kemal. Sekali lagi waktu terasa berhenti dan dada terasa sesak.Sudah lama ia tak mera