Tugas Zacky sudah selesai di Hongkong. Bisnis yang bekerjasama dengan perusahaan penerbangan Hongkong sudah berjalan dengan baik.
Zacky ingin ke Indonesia untuk sementara waktu. Tentu saja, misinya adalah mendampingi Jasmine dan Zico. Ia telah sangat merindukan anak itu.Tak berjumpa hampir 3 tahun, membuat ia menahan rindu segunung. Untuk ibunya atau anaknya ya. Ia pun bingung sendiri dengan perasaannya.“Tuan, pesawat sudah siap dan telah mendapat persetujuan lepas landas.” Ucap seorang asisten Zacky yang bernama Amir.Zacky menoleh sedikit dan mengangguk, sambil bergumam “Bismillah”.Ada harapan besar dibalik ucapan basmalah nya.Bismillah untuk keselamatan perjalanannya, Bismillah untuk langkahnya mengejar wanita impiannya, dan Bismillah agar apa yang dia harapkan dapat terlaksana sesuai rencana dan rancangannya.***Pagi ini Jasmine dan mbak Murni telah disibukkan dengan kegiatan menyiapkan sarapan, persiapan Jasmine ke Surabaya, dan perbekalan sekolah Zico yang masih duduk di Taman Kanak-kanak.Jasmine tampak bersemangat dan ceria. “Doakan mama berhasil ya sayang. Semoga habis ini mama dapat pekerjaan yang bagus. Jadi kita bisa sering makan enak di resto,ya” ujar Jasmine pada anaknya yang sedang asik sarapan di meja makan.“Pasti ma! Zico doain mama dapat gaji yang besar. Biar Zico bisa dibeliin mainan dancing robot.” Ucapnya sambil mengunyah roti isi telur favoritnya, sambil tersenyum.Dasar Zico, masih kecil sudah tau gaji besar itu artinya banyak uang. Ucap Jasmine dalam hatinya.“Aamiin. Terimakasih sayang. Semangat sekolahnya ya!” Sambil mengecup pipinya yang gembil. Jam 7.30 Zico dan mbak Murni berangkat ke sekolah, kemudian disusul oleh Jasmine yang memesan ojek online menuju stasiun Kota Malang.Bunyi pengumuman tentang keberangkatan kereta pun terdengar. Gegas Jasmine menuju peron yang telah disebutkan dan memasuki gerbong kereta Bima Executive.Jasmine sengaja memilih kelas executive karena selain ingin lebih nyaman ia juga ingin menjaga mood-nya tetap baik sampai tiba dikantor itu, mengingat ini adalah interview pertamanya setelah sekian lama tak memasuski dunia perkantoran lagi.Sedangkan di kantor Ozdemir Indonesia yang berpusat di Jakarta, Kemal berusaha tetap focus bekerja, menyelesaikan setumpuk berkas yang harus ia teliti dan tanda tangani. Juga beberapa meeting penting dengan para petinggi pemerintahan Pusat dan Provinsi Jawa Timur, serta beberapa rekanan pengusaha karena proyek pengembangan lain juga harus tetap berjalan. Kemal Halil Ozdemir terbiasa dengan ritme kerja tinggi dan padat, pagi masih berada di Jakarta, siang sudah berada di Surabaya, sore bisa saja sudah berada di Makassar. Salah satu kota besar di Indonesia yang juga menjadi target pengembangan perusahaannya.“Jam 11 nanti Nona Jasmine menjalani tesnya Tuan.” Heru mengingatkan Kemal yang sedang serius membaca laporan proyeksi pencapaian kurtal pertama, yang ada pada laptopnya.“Oh hari ini ya?”Tanya Kemal pura-pura lupa. Ia ingin menutupi kegugupannya.“Anda lupa Tuan?” Tanya Heru dengan tatapan tak percaya.Hah gimana bisa dia lupa coba. Dia kan yang ngide bikin lowongan. Ga percaya gue, si Kemaludin ini lupa.Tentu ucapan itu hanya dalam hati Heru. “Aku kebanyakan jadwal Heru, sampai lupa. Makasih sudah diingatkan. Tapi siang ini bukannya aku ada meeting sama pa Braja ya? Perwakilan Komisi D dari DPRD Jatim?” ucap Kemal.“Benar Tuan, penerbangan kita jam 11 siang ini ke Surabaya. Pagi ini kita hanya meeting koordinasi dengan tim Jakarta sampai jam 10. Pilot sudah mengonfirmasi keberangkatan.”Hanya dijawab angguakn kelapa oleh Kemal, kemudia dia melanjutkan lagi aktifitasnya memberikan coretan tanda tangan pada dokumen.Berusaha menyelesaiakn secepat mungkin, dengan tetap teliti pada isi dokumen yang ia baca. Karena sagaris tanda tangannya pada dokumen, sangat berharga dan memiliki potensi hukum yang tinggi.***Dari stasuin Surabaya Kota, Jasmine menggunakan Taxi online untuk menuju jalan Mayjen Sungkono, membutuhkan sekurangnya 20 menit untuk tiba di lokasi. Jasmine melihat jam tangannya, menghitung waktu yang dia punya.“Yess masih ada waktu mempersiapkan diri.” Katanya pada diri sendiri.Tak terasa perjalanan tiba di tujuan. Di salah satu gedung pencakar langit tertinggi di Kota Surabaya, Air Sky Loft Lxury.Turun dari mobil, Jasmine terpana dengan gedung tersebut. Ada rasa haru, sudah lama ia tak menapaki lantai marmer perkantoran.Ia kemudian berjalan menuju lobby, menghirup dalam-dalam aroma lobby perkantoran itu. Aroma yang khas.Aah udah lama banget ga cium aroma seperti ini.Dengan senyum simpul dan memejamkan matanya. Sungguh ia sangat berharap bisa bekerja ditempat ini.Kemudian Jasmine berjalan ke arah meja Resepsionis, untuk menanyakan perihal lokasi test untuk karyawan baru.Setelah mendapat informasi bahwa lantai 20 adalah tempat dimana tes akan dilakukan, jasmine pun memperoleh kartu tamu, untuk akses naik ke lantai 20.Ia berdiri di depan lift bersama dengan para karyawan lain, dan beberapa orang yang berpakaian sepertinya, dan memberi jarak pada pintu, agar dapat memberi jalan pada karyawan yang akan keluar lift.Pintu lift didepannya terbuka, Jasmine bersiap masuk, namun saat baru akan masuk dalam lift, tiba-tiba Jasmine merasa ada yang menepuk bahunya.Ia berputar kebelang ingin melihat siapa yang menepuknya, kemudian matanya melebar, mulutnya terbuka saat melihat siapa yang nemepuk bahunya.“Jasmine!!” kata seorang wanita dengan mata berbinar, berambut pendek sebahu, dengan kacamata tabal dan lipstick merah cabai.Jasmine menyipitkan matanya, menegaskan kembali ingatannya. “Ya ampun, Hera!!” Jasmine pun ikut berbinar. “Kamu ngapain bisa ada disini?” tanya wanita itu.Dia adalah Hera, sahabat sekaligus teman Kuliah dulu. Sama-sama dibilang random girl karena kadang candaan mereka hanya dia dan Tuhan yang tahu.Sejak lulus, Jasmine sudah tak pernah berjumpa lagi denganhya, atau terhubung dengan kontak telepon atau aplikasi pesan. Karena setelah lulus Jasmine langsung bekerja di perusahaan milik keluarga Kemal.“Aku.. aku akan interview kerja disini Her.” Jawab jasmine menunjukan kartu tamu pada sabahatnya itu.Mbak.. jadi naik lift tidak?! Kami ga harus lihat reunian kalian kan?! Ucap sinis dari penghuni lift lain yang ternyata menyimak temu kangen mereka.Seorang ibu-ibu terlihat lebih senior dari mereka. Dengan kacamata cat eyes yang mempertegas wajahnya.Wajah Jasmine memerah. Malu.Ya ampun, belum juga hari pertama kerja aku bakal diciriin ini. Malu.. Malu.. Ucapnya dalam hati.Bersambung..Lift sampai di lantai 20, dentingannya menyadarkan Jasmine agar bersiap melangkah, menyudahi doa-doanya dalam hati, selama menuju lantai tersebut.Menuju resepsionis lantai ini, Jasmine bersama beberapa orang yang akan tes diarahkan menuju ke suatu ruangan besar, mereka dipersilakan menunggu giliran untuk dipanggil di sana. Setelah masuk ruang tes, kemudian mereka diberikan lembar isian psikotest tahap awal yang harus mereka kerjakan dan dikumpulkan dalam waktu 60 menit.Salah satu pengawas yang berada diluar ruangan memperhatikan Jasmine. Oh ini dia yang kemarin dibicarakan pak Andre. Katanya dalam hati. Kemudian memberikan tanda berupa note pada lembar absensi karyawan baru. Lalu tersenyum sinis. Tak ada yang melihatnya.Setelah menyelesaikan psikotest nya, Jasmine memberikan lembarnya pada pengawas. Kemudian diminta duduk kembali. Tiba saatnya pemanggilan peserta tes berdasarkan urutan nama. Jasmine melihat satu-satu dari mereka keluar. Sekarang giliran namanya dipanggil. “Bi
Setelah menerima hasil tes, Jasmine diarahkan untuk bertemu dengan Andre, Manager Personalia.Wanita itu tak mengetahui kalau ia diperlakukan istimewa dalam tes kerja ini.“Selamat bergabung Nona Jasmine. Saya harap kita dapat bekerjasama, dan Anda dapat mendedikasikan pengalaman dan kemampuan Anda dengan baik.” ucapnya sambil menjabat tangan Jasmine. “Terimakasih pak Andre.” Jasmine menjawab dengan senyum manisnya.Kemudian mereka membicarakan mengenai jumlah gaji yang akan didapat dan fasilitas yang diperoleh. Jasmine sepakat dengan jumlah gaji 12,5 juta ditambah fasilitas kesehatan dan transport. Bagi Jasmine itu sudah lebih dari cukup. Jumlah tersebut lebih besar dari penghasilannya di tempat kerja sebelumnya. "Alhamdulillah ya Allah, aku bisa bernapas lega dengan gaji sebesar itu." Jasmine berucap syukur dalam hati.Namun satu hal yang ia lupakan, karena terlalu senang dengan yang ia dapat, ia lupa memikirkan bagaimana caranya tiap hari harus pulang pergi Malang-Surabaya. Bag
Jasmine yang telah sampai di stasiun, duduk di kursi tunggu peron 2, ia menunggu keretanya datang untuk membawanya pulang, sudah tak sabar rasanya ingin bertemu dengan anaknya. Ingin menceritakan bahwa ia akan bekerja di tempat baru yang keren, dan mereka akan memiliki kehidupan yang lebih baik.Lagi, jika mengingat anaknya senyum simpul terbit dari bibirnya. Ia pun menaiki gerbong 3, seperti tadi pagi, ia memilih duduk di dekat jendela. Pintu kereta pun tertutup, dan pengumuman dari pengeras suara terdengar. Tanda kereta jurusan kota Malang akan segera berangkat. Jasmine kemudian memasang headset dan mendengar musik sambil melihat rintik hujan yang membasahi jendela. Terasa syahdu perjalanan kali ini. Kilas balik pertemuannya dengan Kemal, berputar lagi dipikirannya. Ada rasa hangat serta gelisah di hatinya ketika mengingat pria yang dulu pernah berbagi hidup dengannya. Seolah juga dapat merasakan bisikan hati Kemal, Jasmine merasa ada rasa tenang entah apa, ia hanya yakin sem
“Itu.. aku.. ingin saja. Kangen bekerja dengan suasana perkantoran. Itu keren bukan?” ucap Jasmine, tidak menyebutkan alasan sebenarnya.Ia yakin 100 persen jika Zacky tau, pria itu akan murka dan mengacak-ngacak travel agen itu. Selain karena faktor lingkungan kerja, Jasmine pun sebenarnya ingin mencari penghasilan yang lebih besar. Tak Zico pasti akan membutuhkan banyak biaya kedepannya. Tapi ia tidak mau lagi berbagi kesulitannya dengan Zacky. Ia meyakinkan diri harus bisa tanpa bantuannya lagi.“Ya.. itu keren.” Zacky membuka air mineral botol yang ada padanya dan memberikannya pada Jasmine. “Minumlah..” Jasmine menerima air mineral botol itu dan meminumnya. “Terimakasih..” balasnya.Hal kecil yang biasa Zacky lakukan untuknya kadang membuat Jasmine tak dapat lepas darinya.Maafkan aku sedikit terlambat Jasmine. Aku tau bukan itu alasanmu, jauh-jauh bekerja ke sana. Aku merasa bodoh tak memprediksi ini. Aku minta maaf. Ucap Zacky dalam hatinya.Pria itu rupanya tahu alasan kenap
Ucapan Zico terdengar pilu. Apalagi Jasmine sudah berderai air mata sejak Zico mengenali Zacky sebagai daddy nya.Mbak Murni yang ikut melihat dari depan pintu pun ikut menangis. terharu dengan apa yang ia saksikan. Terharu.Tak ada yang menyangka bahwa Zico memendam kesedihan.Jasmine lupa, anaknya memang membutuhkan sosok ayah dalam perjalanan tumbuh kembangnya. Bahkan ia tak pernah mengetahui jika anaknya suka diejek oleh teman-temannya. Zico tak pernah bercerita soal itu.Zico hanya suka merengek, bertanya kenapa ayahnya tak bersamanya-hanya itu.Seolah terpecut, Jasmine merasa kecolongan dalam hal ini. Ia merasa sudah berusaha maksimal untuk membuat Zico tumbuh bahagia ditengah keterbatasannya.Namun rupanya itu semua tak cukup. Sang anak pasti akan mencari di mana ayahnya.Zacky memeluk Zico dengan pelukan erat, sambil mengelus pelan rambutnya."Tenang sayang, Daddy ada di sini. Tidak boleh ada yang meledek Zico lagi. Nanti daddy marahi teman yang meledek Zico ya. Don't worry.
Dua orang dewasa yang mencoba berkompromi dengan keadaan. Mereka saling dukung satu sama lain, berusaha bersahabat meski sulit.Karena pada akhirnya, persahabatan antara dua orang dewasa berbeda jenis tidak akah pernah berhasil. Salah satu pihak pasti akan memendam perasaan yang tak bisa digapainya. Walau ada juga yang berakhir bahagia menjadi pasangan yang sempurna, tapi tidak semua memiliki keberuntungan yang sama.Jasmine sadar, Zacky memiliki perasaan cinta kepadanya. Cinta yang tak bersyarat hanya untuknya. Tapi jauh di lubuk hatinya, masih tersimpan sebuah nama yang tak bisa terganti. Dialah Kemal Halil Ozdemir, pria yang tela memberinya seorang putra tampan dan cerdas. Jasmine pun sadar ia tak bisa terus menerus hidup dalam bayang-bayang Kemal, sekuat mungkin ia menyingkirkan Kemal dari dalam pikirannya dengan sejuta kebaikan yang Zacky berikan padanya, namun tetap saja tak berhasil. Pria itu masih kuat tertanam dalam hatinya.Iya, mungkin karena Kemal memberikan Zico sebagai k
Pagi hari, Zacky sudah tiba di rumah Jasmine. Berniat mengajak Zico jala-jalan ke museum angkut dan tempat-tempat wisata lain yang ada di kota itu."Besok saja kita pindahannya ya, hari ini aku mau me time dulu dengan Zico." Pinta Zacky. Pria itu ingin menebus waktunya yang hilang bersama dengan anak itu. Jasmine tahu tak ada yang dapat mencegah anaknya untuk pergi bersama Zacky, ia berpikir sejenak.Ada baiknya juga mereka pergi bersama, Jasmine jadi leluasa memiliki waktu untuk survei tempat tinggalnya di Surabaya. Pasalnya wanita itu masih ingin mencari tempat tinggalnya sendiri daripada harus menumpang lagi pada Zacky."Baiklah, aku siapkan barang bawaan Zico dulu ya. Tapi aku akan ke Surabaya sebentar untuk beberapa keperluan kerja." Jasmine memberi alasan yang masuk akal. Agar Zacky tak curiga.Zico tentu bersemangat ketika mengetahui ia akan pergi bersama daddy-nya, namun sedikit kecewa, karena ibunya tak bisa ikut. “Zico baik-baik sama Om daddy ya”Mendengar Jasmine mengucap
“Jasmine..” lirih Kemal.Heru melambatkan laju mobil, hingga mobil itu melewatinya, Kemal hanya melihat dari kaca jendela yang tak diturunkan.Kemal dapat dengan jelas melihat wanita pujaannya, namun Jasmine tak dapat melihat siapa yang ada di dalam mobil sedan itu. Karena Kemal mengunakan mobil yang berbeda, hingga Jasmine tak mengenalinya. Jasmine pun menoleh kearah kaca mobil, mereka seolah saling pandang dalam jarak dekat. Seperti ada perasaan tersengat dalam hati masing-masing, ketika mereka saling berpapasan. Jasmine, untuk sesaat jantungnya berdegup kencang seperti tak biasa. Nafasnya seoleh terbawa angin. Pun dengan Kemal merasakan hal yang sama. Netra indahnya terkunci untuk melihat pada kaca mobil sedan hitam Maserati itu. Entah ada dorongan apa, ia tetap melihatnya, walau sudah melintas. Kemal pun sampai memutar badannya untuk melihat Jasmine lebih lama.Ya Allah.. perasaan apa ini.Jasmine memegang dadanya yang masih berdegub kencang. Kemal kembali menghadap ke depan da