Share

Bab 11 - Sembunyi

Flower terbangun karna sinar matahari pagi yang mulai menyengat kulitnya. Dia menguap dan meregangkan ototnya perlahan. Tertidur telungkup di pemakaman, bukan hal yang mudah. Tubuhnya sakit dan pegal dimana-mana. 

Flower, menatap dalam nisan di depannya.  Air matanya kembali jatuh. Di usapnya pelan nisan bertuliskan nama ayahnya itu. “Maaf aku harus pergi, Ayah. Aku yakin, saat ini sedang menjadi buronan Alex! Suatu hari nanti, aku akan mengunjungi Ayah lagi. Aku janji,” ucapnya pelan dengan air mata tak terbendung. Dia pun pergi dari tempat itu dengan menahan rasa sesak yang mendera. 

Flower menghentikan taxi dan menunjukkan sebuah alamat pada sopir itu. Dia tidak berniat untuk kembali ke rumah lamanya. Di sana ada Jane. Jane pasti akan kembali menyerahkannya pada Alex. 

Flower akan ke toko pakaian kecil, untuk membeli baju. Karna bajunya saat ini, sudah sangat kotor dan tak layak pakai. Setelahnya, dia akan mencari kontrakan kecil yang terasing. Tinggal di sana sampai dia menemukan pekerjaan dan bisa mengumpulkan uang untuk pergi dari kota itu. 

Tak lama kemudian, Flower turun dari taxi dan masuk ke toko pakaian itu. Dia memilih 3 buah kemeja pria longgar, jeans, dan sebuah topi.  Bagaimanapun, saat ini dia harus menyamar sebaik mungkin agar tak mudah ditemukan. 

Flower yakin, Alex tak akan melepaskannya begitu saja. Sifat licik dan angkuhnya, tidak akan membuat dia lepas begitu saja. Alex akan tetap menjadikannya jalang si gudang uang. 

Setelah mengganti bajunya, Flower keluar dari toko itu dan mencari sebuah kafe. Dia merasa sangat lapar. Hari sudah siang dan dia belum memakan apa pun sejak tadi malam. Beruntung dia membawa beberapa lembar uang milik Madam Alice. Sehingga saat ini, dirinya tidak begitu mengalami kesulitan. 

Flower memesan makanannya dan memakannya terburu. Berada di tempat ramai seperti ini tidak baik untuknya. CCTV ada dimana-mana, dan yang paling dia khawatirkan, jika orang-orang Alex sudah berada di sekelilingnya untuk mencarinya. Setelah selesai dengan makanannya,  Flower segera keluar dari kafe itu. Tapi baru beberapa langkah dia berpijak, seseorang sudah menariknya kuat dan memojokkannya ke tembok. 

"Siapa kau?”  tanya Flower takut. Takut jika orang yang sedang memegangnya adalah orang suruhan Alex yang berhasil menemukannya. Jika iya, maka hancur sudah semua rencananya. 

"Ssttss ... Anna. Ini aku, Axel!”  kata pria yang membekapnya itu. Flower menatap tak percaya,  pria itu adalah pria yang pernah menjadi pelanggannya dimalam pertama dia menjadi jalang. Pria tampan yang memperlakukannya dengan baik. 

"Tuan Axel, kau kah yang ...”  Flower tak bisa melanjutkan kata-katanya karna dia melihat banyak bodyguard sedang turun dari mobil hitam tak jauh dari tempatnya berada. 

Flower segera bersembunyi di balik tubuh Axel, membuat Axel mengernyit bingung. “Hey! Ada apa Anna? Kenapa kau sembunyi?” tanyanya. 

Flower meremas kemeja yang membungkus dada bidang Axel hingga kusut. Ketakutan menyelimutinya. “Tuan, tolong sembunyikan aku. Setelah ini, aku akan menceritakan semuanya. Aku mohon, Tuan. Sembunyikan aku! “

Axel mengangguk. Dia juga penasaran apa yang sebenarnya terjadi. Setaunya, Shaylenna Pelacur nomor satu di klub sehingga pelacur yang berada di pelukannya itu dilarang keluar dari klub.

 “Okay, sekarang ikut aku!“ Axel sengaja melepas jasnya,  dan menutupkannya pada kepala Flower lalu memeluk nya erat sampai memasuki mobilnya. Setelahnya, mereka pun  pergi dari sana. 

Flower mengusap wajahnya yang penuh keringat lalu menengok ke arah Axel. ”Terima kasih banyak, Tuan. Aku tidak tau apa jadinya aku, jika tidak ada kau tadi,” kata Flower sambil tersenyum tipis tapi manis di mata Axel. 

"Ada apa sebenarnya Anna?” tanya Axel tidak sabar. Dia sangat penasaran kenapa idola ranjang itu memakai pakaian seperti pria dan minta disembunyikan? Lalu, bodyguard tadi apa hubungannya?  Axel masih menunggu jawaban Anna yang terdiam sambil menatap lurus jalanan di depannya. Terlihat jelas olehnya, wanita itu,  sedang mengatur pernafasannya yang memburu. 

"Aku kabur dari klub, Tuan. Dan saat ini, Alex sedang mencariku. Aku akan mencari kontrakan terpencil untuk persembunyianku sementara waktu.”  Flower menatap keluar jendela mobil sambil meremas tangannya. Flower merasa takut. Dia tau, pria yang di lawannya sekarang bukan pria sembarangan. 

"Apa!?  Bagaimana bisa kau kabur Anna? Ku kira, menjadi bagian dari sana adalah pilihanmu!”   Axel tak menyangka wanita itu akan senekat ini. Dia tau betul, bagaimana tabiat Alex si pemilik klub tenar itu. 

"Tidak ada wanita yang mau menjadi jalang, Tuan. Sekarang, aku mohon bantu aku untuk mencari kontrakan atau tempat yang bisa di sewa untuk sementara,”  pinta Flower menatap memohon pada pria di sampingnya. 

"Bagaimana jika kau tinggal di rumahku saja? Kau akan aman bersamaku! “ Axel mencoba menawari nya, siapa tau wanita itu mau. Dia sangat prihatin, dengan kehidupan wanita itu. Saat ini, dia menjadi buronan Alex yang kejam. 

"Aku tidak mau merepotkanmu, Tuan. Lebih baik aku mengontrak saja,” jawabnya menolak dengan halus,  walaupun dia sangat butuh tempat tinggal yang aman dan tersembunyi. 

"Ayolah Anna. Jika kau mau, aku akan sangat senang. Aku jamin, aku bisa melindungimu. Tempat di luar sana, tidak aman untukmu,” kata Axel sambil mengemudikan mobilnya ke arah jalan menuju rumahnya, dia akan memaksa wanita itu sampai mau tinggal dengannya. 

"Emm ... bagaimana jika  kau memberikan aku pekerjaan untuk jadi pembantumu, Tuan? Maka aku mau menerima penawaranmu. Sungguh, aku tidak ingin merepotkan siapa pun dalam masalahku  ini.”  Flower mencoba bernegosiasi. Dia tidak mau merepotkan. 

"Anna kau gila! Pembantuku sudah banyak. kau hanya perlu tinggal dan betah di rumahku, itu saja, Anna!” kata Axel terkejut dengan permintaan wanita itu.

Ada apa dengan wanita ini? Kenapa berbeda dengan wanita yang aku kenal selama ini? Bukannya menerima dengan senang hati saat disuruh tinggal, malah meminta untuk jadi pembantu. Aneh. Lirih Apel dalam hati. 

“Sebaiknya aku cari kontrakan saja ....”

Axel memukul setirnya pelan. Tak menyangka wanita itu akan keras kepala. Tapi, dia tak bisa menolak. Wanita itu tetap pada keputusannya.

 "Baiklah, Anna. Tak ku sangka, kau keras kepala juga,“ sindir Axel menyerah. Baru kali ini, seorang wanita berani menentangnya. 

Flower pun tersenyum lembut. “Terima kasih, Tuan. Aku senang jika tak merepotkanmu.” 

Se iring berakhirnya percakapan mereka, mobil Axel pun berhenti di sebuah rumah yang besar dan indah. Flower turun dari mobil dan menatap takjub bangunan di depannya. Dia mulai melangkah pelan, mengikuti Axel dari belakang. 

“Ternyata, Tuan sangat kaya.”

Celotehan Flower di belakangnya, membuat Axel sedikit terbahak. Ada-ada saja, kepolosan wanita yang liar di ranjang itu. 

“Aku memang kaya, Anna. Kau saja, yang tidak tau.”

Flower mengikuti Axel memasuki rumah besar itu. Banyak pelayan, juga bodyguard yang memberikan salah hormat. 

"Anna, kau harus betah disini! Itu kamarmu dan kali ini kau harus menurut padaku.” Axel menunjuk  kamar di dekat tangga. 

"Terima kasih, Tuan. Emm ... Tapi apa tidak berlebihan? Aku tinggal di kamar para pelayan saja sudah sangat cukup.”  Flower merasa tidak enak, diberi kamar semewah itu. Sedangkan, dirinya hanya menumpang. 

Mendengar penolakan Flower, Axel berbalik arah sambil  menatap Flower tajam dan menggelengkan kepalanya kuat. Pertanda, tidak setuju. 

"Baik, Tuan Axel ... aku menyerah.”

 Axel meninggalkan Flower, dan Flower pun masuk ke kamar itu. Kamar yang luas, mewah juga dilengkapi perabotan serba mewah. Dia pun menjatuhkan tubuhnya ke ranjang besar dan empuk itu.  Lega. Akhirnya, dia bisa bernapas normal.  Sekarang, dia punya tempat tinggal sekaligus tempat sembunyi yang aman dari jangkauan Alex si berengsek. 

Flower menatap langit-langit kamar. Senyuman tersungging di bibir tipisnya. Di tengah begitu  banyaknya masalah yang menimpanya,  ternyata masih banyak orang yang peduli dan baik padanya. 

"Mommy, aku merindukanmu. Dan kau Maxi, kuharap kau tidak akan pernah tau kepergianku. Maafkan aku. Aku baik- baik saja,  kini hidupku baik dan aman. Aku mencintai kalian berdua. “

Flower pun terlelap. Hari ini begitu berat dan sangat melelahkan untuknya. Semoga saja, hari-hari berikutnya, akan selalu baik-baik saja, harapnya. 

 Klub ... 

Sudah 1 minggu sejak kepergian Flower. Tapi, anak buah Alex tak kunjung menemukannya. Alex semakin brutal dan kejam setiap harinya, jika tak mendapatkan hasil dari  pencarian hari itu alias gagal.  Alex akan kembali memukuli para bodyguard nya hingga babak belur, dan wanita pilihannya di klub akan menjadi pelampiasan kemarahannya. 

Madam Alice tentu saja bingung. Bagaimana seorang Alexander bisa se frustasi itu, hanya karna kehilangan seorang jalangnya? Bahkan, kehilangan satu jalang bernama Shaylenna, tidak akan membuat klubnya sepi dari pelanggan. 

Madam Alice juga bersyukur. Tempat persembunyian yang di tempati Flower sangat aman, hingga tak bisa ditemukan oleh Alex dan para anak buahnya.  Madam Alice yakin, putrinya itu dalam keadaan baik-baik saja, bahkan mungkin dalam perlindungan pria yang juga memiliki kuasa. Takdir, siapa yang bisa mengira? 

*Alexander POV

Aku menyandarkan tubuhku yang lelah pada ranjang sambil meremas rambutku keras setelah gagal menemukan Shaylenna untuk ke sekian kalinya. Tanganku sesekali mengusap wajahku kasar. Kehilangan Shaylenna, entah mengapa membuatku sangat marah dan sangat frustasi.

 "Arghhh! Di mana sebenarnya kau Shaylenna? Kenapa sangat sulit menemukanmu wanita sial!”  

Aku tak mengerti, kenapa kehilangan Shaylenna, membuatku seperti orang gila? Dia hanya seorang jalang. Derajatnya, sama seperti jalang-jalangku yang lain. Tapi entah kenapa,  Aku benci semuanya, saat tau dia pergi. 

Shaylenna hanya seorang jalang! Sekali lagi aku menekankan statusnya. Tapi, tetap saja, hatiku ber ambisi untuk menemukannya. Selama ini, aku tak pernah memainkan hati. Tapi wanita itu membuatku ...?

Rasanya aku ingin menghentikan pencarian ini. Tapi pikiran dan hatiku terus-menerus  memaksaku untuk menemukan jalang pembangkang itu. 

Aku bangkit lagi dari pembaringan. Ingin rasanya, aku menghancurkan sesuatu sekarang, terlebih lagi wanita itu. Aku ingin membunuhnya dengan tanganku sendiri. 

Aku benci  jika hal yang sudah ada di genggamanku terlepas dan hilang begitu saja. Aku pastikan, aku akan menemukan dan menjerat wanita itu kembali dalam duniaku. Kali ini,  jika aku menemukannya, aku akan membuatnya menyesal pernah lari dan bersembunyi dariku. Dia belum tau,  siapa aku sebenarnya. Dan pada saatnya nanti, aku akan membuatnya menyadari, jika aku bukanlah Alex yang lembut saat pertama kali menyentuhnya,  tapi aku adalah Alex si iblis yang akan menyakitinya dengan kejam. 

Flower, tunggu saja kehancuranmu.  Kau berani menentang dan bermain-main denganku. Aku akan membuatmu bertekuk lutut dan menangis di bawah kakiku. 

Ceklek!

  Dua orang wanita masuk, dan berdiri sensual di depan Alex. Alex menatap ke dua wanita itu bergantian dengan Seringaian terbit di wajah tampan dan dinginnya itu. 

“Puaskan aku jalang!” Nada memerintah khasnya yang dingin itu terdengar tajam. 

Dua wanita itu tersenyum binal menggoda. Alex kembali menggunakan mereka lagi setelah Shaylenna pergi. Mereka, Merry dan Jane. Tentu saja sangat bahagia mendapat kehormatan untuk memuaskan tuannya itu. Akhirnya wanita yang dibenci dan menjadi saingan mereka di klub, sudah pergi dan sekarang mereka bisa merasakan sentuhan seorang Alexander lagi. 

Mereka naik keranjang dan melakukan tugasnya masing-masing. 

Alex hanya diam. Dia suka di puaskan dan tak repot-repot, membuat lawan naiknya puas. 

Saat Jane, akan mencium bibir tipis merah dan bergelombang itu, Alex menutup bibirnya dan menatapnya tajam.

"Jangan pernah menyentuh dan menodai bibirku dengan bibirmu jalang!”  Alex mengatakan hal yang tentu saja membuat Jane dan Merry tersentak kaget. Kenapa tuannya itu berubah? Alex memang kasar. Tapi, untuk pemanasan itu, Alex tak segan membalas. 

Alex mengerang di beri kepuasan oleh dua wanita sekaligus. Dengan kekuasaannya, dia bisa membuat semua wanita bertekuk lutut, dan menuruti semua perintahnya. Dan itu, menjadi kesenangan tersendiri untuknya.

Alex tetap diam. Dia membiarkan Jane menguasai permainan. Respons tubuhnya biasa saja. Entah kenapa? Dalam satu bulan terakhir. Tepatnya, setelah menyentuh Shaylenna. Dia sama sekali tak tertarik dengan pesona wanita lain. 

Alex mengambil alih dengan kasar sambil memejamkan matanya, mencoba menikmati permainannya itu. 

"Sweety,” Alex menggeram.

Jane  yang mendengar kata itu tersenyum. Dia menyukai Alex yang sedikit kasar, apalagi di bumbui kata-kata manis yang membuatnya serasa melayang, terpesona. 

Plak! 

“Dasar jalang! Pergi dari sini!” Usir Alex sinis setelah menampar pipi Jane. Jane melongo. Tadi Alex memanggilnya Sweety dan sekarang memanggilnya jalang kemudian menyuruhnya pergi. 

"Kau tuli huh!? Ku bilang pergi jalang!” tegasnya, lalu menarik tubuh Merry dan kembali melesakkan miliknya 

Jane keluar dari kamar itu setelah memakai pakaiannya. Dia benci saat melihat Alex menyentuh wanita lain selain dirinya. “Kapan, kau hanya akan menyentuhku, Alex?”

"Sweety ...”

Erangan itu,  kembali terdengar hingga membuat Merry penasaran. Siapa sebenarnya wanita dengan panggilan spesial itu. Kenapa Alex selalu membayangkannya?

Ya,  Merry juga sama. Dia tergila-gila pada tuannya yang dingin dan angkuh itu. Sehingga dia melakukan segala cara untuk bisa mewujudkan mimpinya.  Dia juga ingin, Alex hanya  menyentuhnya. Tapi,  itu semua mungkin hanya akan jadi mimpinya saja, mengingat Alex sangat berkuasa dan bisa mendapatkan apa pun yang di inginkannya. 

Tak lama, Alex mendapatkannya, dan mengeluarkannya di luar. Dia tidak mau,  kelak anaknya lahir dari seorang jalang. Anaknya harus lahir dari wanita baik, lemah lembut dengan status wanita terhormat. 

"Merry kau bisa pergi. Aku akan memanggilmu, jika membutuhkanmu lagi!” katanya dengan nada sinisnya. Merry mengangguk kemudian segera keluar dari kamar itu. Dia tidak mau mendapat bentakan lebih seperti Jane tadi. 

Bayangan Shaylenna kembali melintas dan  pikirannya kembali kacau sampai-sampai membuat kepalanya pening.

"Arghhh ... jalang sialan!  Aku akan segera menemukanmu!” teriaknya lalu, meminum obat tidur yang dikonsumsinya selama 1 minggu terakhir. 

Komen (2)
goodnovel comment avatar
Mia Horum
menceritakan kehidupan yang tidak se mudah membalik telapak tangan
goodnovel comment avatar
Mia Horum
sangat menarik ceritanya
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status