Seorang pria mengendarai mobilnya dengan kecepatan penuh. Membelah jalanan padat kota paris dengan kemarahannya. Mobil itu, menyalip beberapa mobil di depannya tanpa gentar. Salah perhitungan sedikit saja, perbuatannya akan membuat nyawa orang lain melayang tak terkecuali dirinya sang pengendara. Hingga suara klakson dan rem bersahutan di jalanan itu. Banyak pengemudi yang mengumpat dan meneriaki pria itu. Tapi, pria itu seakan menulikan pendengarannya dan malah berteriak lantang, seperti orang gila yang kesetanan.
"Little Flow ... Aku mencintaimu! Aku sangat mencintaimu! Tapi, kenapa kau begitu kejam padaku Huh!? Kenapa kau lebih memilih pria brengsek itu, dari pada aku yang jelas-jelas mencintaimu!”"Mulai saat ini. Aku membencimu! Kau bukan little Flow ku lagi! Kau jalang pembawa sial! Karnamu, hidupku hancur dan berantakan! Aku membencimu! Aku akan menghancurkanmu jalang!”Tak akan ada yang tega melihat bagaimana keadaan Axel se“Argh ... berengsek! Siapa yang sudah berani melakukan semua ini, Ed?” geram Maxime yang sedang duduk di kursi kekuasaannya, sedangkan sang tangan kanan menunduk sambil menyerahkan beberapa lembar foto.“Maafkan atas kelalaian saya, Tuan. Namun, dari penyelidikan, dan juga mata-mata kita. Pria ini, yang melakukannya,” jawab Edlise dengan datar.Sebenarnya, dia sudah mengetahui siapa dalang dibalik kasus kerugian proyek besar perusahaan Maxime, yang sempat mengkambing hitamkan Katherine. Tapi, dia tetap tutup mulut, mengingat masalah beruntun yang menimpa Maxime, sampai-sampai membuat Maxime hancur sesaat. Maxime di khianati Katherine, kehilangan ibunya, lalu terlibat masalah lagi dengan Alex. Jadi, Edlise pun memilih menutup kasus itu rapat-rapat.“Rupanya, dia tidak tau sedang berurusan dengan siapa. Baiklah, kita
Flower memilih diam dikamar Alex. Dia menikmati salju yang masih turun dengan derasnya. Alex masih berada di ruang kerjanya, dan entah kapan pria itu akan menyelesaikan pekerjaannya."Hy Sweety ..."Flower tersenyum begitu mendengar sapaan termanis dalam hidupnya. Pria yang sudah membuat hatinya luluh itu tiba-tiba sudah memeluknya dan mengecup pipinya ber ulang-ulang.Flower berbalik menghadap Alex. Ketakutan, amarah dan rasa kesal sudah lenyap dengan sendirinya. Flower mendongak menatap wajah pria bak malaikat yang sedang memeluknya. “Apa pekerjaanmu sudah selesai?" "Tentu, Sayang. Tapi, kini aku punya pekerjaan yang lebih penting!" ucap Alex sambil mengusap lembut bibir Flower dengan ibu jarinya. Bibir yang selalu membuatnya rindu.Flower mengernyit bingung. Dia tau, Alex memang seorang yang sangat sibuk. Tapi, kenapa pria itu malah menghampirinya dan menin
Flower membuka matanya, dan hal terindah yang dia lihat adalah wajah damai Alex yang masih terlelap dalam tidurnya. Flower tersenyum, Alex adalah pria yang sangatlah sempurna. Meskipun dulu, kebenciannya pada pria itu sangatlah besar. Tapi kini rasa benci itu hilang begitu saja.Flower mendekatkan wajahnya, hingga ujung hidungnya menempel dengan ujung hidung Alex yang sedikit kasar. Flower memejamkan mata. Dia sangat menikmati, saat-saat dia bisa menghirup napas Alex yang berembus pelan. Flower selalu melakukan hal itu, setiap dekat dengan Alex. Meskipun Alex dalam keadaan sedang terlelap. Tak menyadarinya.Kini, satu-satunya penyemangatnya untuk bertahan hidup hanyalah Alex seorang. Flower tidak peduli pada yang lainnya. Baginya hanya Alex dan selalu Alex, yang akan menjadi hal terpenting dalam hidupnya.Kau sangat sempurna. Apakah aku pantas kau perjuangkan seperti ini? Aku mencintaimu, hanya saja aku tak bisa mengatakannya. Entah, kau
Flower membuka matanya pelan. Saat ini dia sudah berada dikamar Alex. Flower ingat, jika tadi malam mereka bercinta di depan perapian dan dia tertidur karna kelelahan. Dan saat ini, Alex sudah tidak ada di sampingnya. Flower juga ingat, jika hari ini Alex akan pergi ke kota dan meninggalkannya di mansion sendirian. Flower bangkit dan mengambil dress nya di lemari dan memakainya dengan tergesa-gesa."Alex ... Alex ..." Flower mencarinya ke kamar mandi. Mungkin saja, jika Alex sedang berada di sana. Tapi, ternyata kamar mandi kosong. Flower keluar dari kamar dan turun menuju dapur."Alex ... Alex ...” Flower kembali memanggilnya dan mencarinya kalang kabut. Tapi Alex sudah tidak ada. Dan bik Emma pun, entah sedang berada di mana untuk dia tanyakan tentang keberadaannya.Air mata Flower jatuh. Dia terduduk di depan pintu utama sambil menangis terisak. Alex sudah pergi tanpa berpamitan lebih dulu padanya."Kau jahat Alex. Kau tidak berpamitan
Keesokan harinya jam 21:25 ...Alex sedang berada di klub. Seharian dia berada di kantor, untuk mengatasi masalah yang sedang menimpa perusahaannya. Entah siapa yang sudah mengirim penghianat itu, hingga berhasil meretas sistemnya dan masuk ke ruangannya lalu membakar beberapa berkas pentingnya. Tapi, Alex tak akan membiarkan pria itu lolos begitu saja. Alex akan membuatnya tau, siapa lawannya yang sudah dia permainkan. Alex akan membuat pria itu menyadari kesalahannya dengan memilih menjadi mangsa dari sang iblis.Seorang perempuan masuk ke ruangannya, dan membawakan minuman yang dia pesan. Wanita itu memakai pakaian ketat dan sangat minim. Dengan sensual, dia menuangkan minuman itu ke dalam gelas yang dipegang Alex."Tuan ...” desahnya sensual, sambil memijit pelan bahu lebar Alex. Dan Alex hanya diam, memejamkan matanya, menikmati pijatan wanita itu sambil menyesap minumannya."Mau ku puaskan, Tuan?" lirihnya sambil mengecup dan
Alex mengendarai mobilnya dengan cepat. Pandangan matanya menajam. Berkali-kali Alex memukul setir mobilnya. Dashboard mobilnya pun sudah hancur, karna dia pukul dan dia tendang berkali-kali. Beberapa bodyguard nya sampai kewalahan mengikuti mobil Alex yang seperti melesat terbang di jalanan ramai kota Paris.Alex sudah menemukan titik keberadaan Flower. Baginya tidak sulit untuk menemukan Flower, karna jauh sebelumnya Alex sudah menyiapkan segala hal yang berkaitan dengan Flower, jika suatu saat Flower berani pergi darinya.Mobil Alex berhenti di sebuah rumah yang agak tersembunyi dari kota. Rumah itu, bukan rumah Axel yang dulu digunakan sebagai tempat persembunyian Flower. Tapi rumah di depannya, jauh lebih kecil tapi dengan penjagaan ketat. Alex belum turun dari mobilnya, sepertinya Alex masih menunggu sesuatu. Tapi saat bodyguard yang sedang berjaga di depan rumah itu menghampiri mobilnya. Alex turun, dan dengan gerakan tak terduga Alex menembaki mer
Hari sudah malam, tapi Flower masih lelap dalam tidurnya. Pukulan keras Alex, membuat Flower tak sadarkan diri begitu lama."Aduh! Perih ... “ Flower terkejut dan refleks membuka mata, saat merasakan guyuran air di wajahnya. Luka pada keningnya terasa perih, dan Flower tau jika air yang disiramkan ke wajahnya itu, adalah alkohol."Rasakan itu jalang!"Flower mengusap wajahnya. Kemudian menoleh, saat mendengar suara berat pria di sampingnya. Ternyata yang melakukannya adalah Alex, dan saat ini Alex sedang menyeringai, menertawakan dirinya."Alex, Apa yang ... Aww, Sa—kit!” belum sampai Flower bertanya, Alex sudah menjambak rambutnya kasar hingga Flower mendongak dan meringis pelan saat beberapa helai rambutnya terlepas karna kuatnya cengkeraman dan tarikan Alex pada rambutnya."Jangan panggil aku, Alex. Panggil aku Tu—an! Kau seorang jalang. Sangat tidak pantas kau memanggil namaku dengan mulut kotor
Flower kembali terbangun dari tidurnya, saat wajahnya kembali diguyur oleh benda cair yang beraroma menyengat. Flower mengerjap saat dia mendengar beberapa orang tertawa melihatnya yang sedang belingsatan menghindari guyuran air tersebut. Flower membuka matanya dan kaget saat melihat Alex membawa Merry dan Jane ke apartemen nya."Uh ... Cup, cup, cup. Kasihan ... perih ya? Hahaha ..." Jane mengejek Flower dan tertawa keras. Dari tawanya saja, Flower sudah tau jika semua ini ada hubungannya dengan saudara liciknya itu."Merry kau disini? Kau bisa membantuku ‘kan?" lirih Flower saat melihat Merry yang berdiri di dekat Jane. Sedangkan Alex sudah menjatuhkan tubuhnya di sofa yang agak jauh dari ranjang."Whatt? Kasihan sekali nasibmu Shaylenna. Ups, maksudku Flower! Ya. Aku akan membantumu ...” lirihnya dan Flower tersenyum, akhirnya ada orang yang akan membantunya. Tapi senyuman Flower berubah menjadi ringisan saat Merry menjambak ramb