Amira mondar-mandir di ruang rawat inap suaminya. Pikirannya masih dihantui firasat buruk. Laporan Rehan bahwa keluarga Surtini baik-baik saja tidak cukup menenangkan.
Sebenarnya, Amira juga menelepon Rukmini beberapa kali, tetapi tidak diangkat. Kadang, Hasuti yang menerima panggilan. Gadis itu mengatakan ibunya mandi, atau sedang pergi dan ketinggalan ponsel.
"Aduh, kenapa susah dihubungi, ya?" gumam Amira resah.
Dia dan sang suami memang tengah berada jauh dari keluarga Surtini. Dokter menyarankan Aris untuk dirawat di Singapura. Oleh karena itu, di Negeri Merlion inilah mereka kini berada.
Melihat tingkah galau sang istri, Aris yang sedari tadi menikmati semangkuk bubur terpaksa menghentikan sarapannya.
"Kenapa, Ma? Dari tadi mondar-mandir terus?" celetuknya.
"Masih kepikiran sama Bu Rukmini, Pa. Firasat Mama tuh enggak enak banget. Kok, kayaknya ada yang salah gitu," cerocos Amira.
Dia mengempaskan tubuh di sofa. Rupanya,
Kini, pintu kamar terbuka sempurna. Surtini terperangah. Bibirnya tak henti berdecak kagum, sampai-sampai harus dicubit oleh Tanti."Yang sopan, Surti," tegur Tanti.Surtini menyengir lebar."Maaf, Bu, maaf."Tak salah Surtini terpesona. Kamar sang nona memang sangat indah dan megah. Ruangan luas yang mirip dengan kamar bangsawan Eropa tempo dulu, lengkap dengan ranjang ukuran king size, sofa, dan meja perjamuan. Dinding dan jendelanya penuh dengan ukiran yang estetik nan elegan. Surtini merasa sedang memasuki negeri dongeng.Sementara itu, sang nona duduk di meja perjamuan dengan membelakangi pintu. Rambut halus bergelombang sepinggangnya tertiup semilir angin dari jendela. Jemari yang lentik membolak-balik lembaran buku di meja."Selamat pagi, Non. Hari ini, saya membawa pelayan baru yang akan melayani Non Eka," ucap Tanti sambil membungkukkan badan.
Gayatri terus mengomel. Sikap Eka tak berubah. Dia masih saja bertingkah menyebalkan. Sementara Jihan berkata-kata manis, seolah menenangkan, padahal jika ditelaah justru terasa semakin menjelekkan Eka. Surtini meremas jemari. Dia harus sekuat tenaga menahan diri agar tetap diam. Gadis itu ingin sekali mengungkapkan kebenaran, tetapi rasa patuh kepada Eka menahannya. "Sepertinya, kamu perlu tambahan pelajaran etika! Aku akan mengirim guru etika yang baru," putus Gayatri akhirnya. "Tidak perlu membuang uang Anda, Nyonya Besar. Guru etika hanya sia-sia." "Kamu harus nurut apa kata Oma, Eka," bujuk Jihan dengan raut wajah sok keibuan, padahal senyuman puas terukir samar di sudut bibirnya. "Memukul kaki pelayan hingga pincang sebelah," celetuk Eka tiba-tiba. Gayatri mengerutkan kening. Dia mungkin tak mengerti arah pembicaraan Eka. Namun, si menantu yang berdiri di sebelahnya tampak menelan ludah. "Menyiram pelayan yang c
Mobil Aris memasuk gerbang megah rumah Keluarga Hartono. Beberapa pelayan telah menyambut dan mengarahkan menuju tempat parkir. Oleh karena mereka datang sedikit terlambat, telah banyak tamu yang hadir, terlihat dari barisan mobil mewah di sana.Keluarga Pratama keluar dari mobil, lalu menuju ruangan utama tempat pesta berlangsung. Baru saja mereka memasuki ruangan, Clarissa segera mendekat. Gadis itu tanpa malu-malu menarik tangan Rehan dengan manja. Reina dan Amira kompak mendelik."Kak Rehan, ayo!" rengek Clarissa manja.Rehan melepas tangan Clarissa dengan paksa. Sorot matanya tajam mengancam. Dia mendengkus, lalu melenggang dari hadapan gadis itu untuk duduk di salah satu kursi dan mulai sibuk bermain ponsel. Para tamu undangan berbisik-bisik, bahkan ada yang cekikikan."Rissa gitu banget, ya, kayak cewek murahan.""Masih kecil kok sudah kecentilan.""Hush, jangan sem
"Mas Rehan?"Surtini melongo sejenak. Dia memicingkan mata, lalu mengerjap beberapa kali. Sosok pemuda tampan di hadapannya tidak menghilang. Gadis itu pun meletakkan penyiram tanaman dan memilih duduk di kursi. Rumah kaca milik Eka memang dilengkapi meja dan kursi untuk beristirahat, juga agar bisa menikmati indahnya taman bunga."Sepertinya, aku terlalu lelah sampai berkhayal senyata ini ...," gumam Surtini sambil mengelus dagu."Kenapa kamu bisa ada di sini, Surti?" tanya Rehan lagi.Dia mendekat dan menepuk bahu Surtini. Gadis itu terlonjak."Ah! Khayalanku benar-benar terasa nyata!" serunya.Rehan menggeleng pelan. Dia menarik kursi yang berhadapan dengan Surtini, lalu duduk di atasnya. Pemuda itu berdeham beberapa kali sebelum mulai bicara lagi."Kamu tidak berkhayal, Surti. Aku memang ada di sini.""Tapi, tapi, tapi ... penjagaan rumah ini, kan, sangat ketat, Mas. Bagaimana bisa Mas Rehan bisa masuk ke sini?"
"Lho, Bu Amira kenal dengan pelayan baru ini?" tanya Gayatri memecahkan keheningan.Amira tampak semakin syok."Pelayan? Kenapa bisa jadi pelayan?"Dia tentu kebingungan kenapa anak di bawah umur bisa bekerja menjadi pelayan di Keluarga Hartono. Bisa-bisa mereka terjerat hukum jika ketahuan."Surti, bukannya kamu masih um–""Bu Amira, saya senang bisa ketemu Ibu lagi! Terima kasih, Bu, sudah membantu keluarga kami!" seru Surtini antusias.Dia cepat mengenggam tangan Amira. Matanya tampak berbinar, membuat Amira menjadi lupa apa yang hendak ditanyakan, malah mengusap kepala Surtini. Sementara itu, Gayatri dan Jihan mendelik tajam. Raut wajah mereka jelas menunjukkan rasa tak suka, seperti menghadapi suatu ancaman.Amira malah memperburuk keadaan dengan memeluk Surtini secara mendadak. Dia memang sudah sangat merindukan gadis manis itu. Namun, tak lama kemudian, Amira teringat tentang Surtini yang menjadi pelayan."Su
"Aduh, sial sekali! Kenapa juga Bu Rukmini malah tidak ada di rumah!" gerutu Amira.Dia terus mondar-mandir di ruang tamu, bahkan berkali-kali hampir menabrak meja. Rencana untuk membicarakan usaha membebaskan Surtini hari itu gagal. Saat mereka ke rumah Rukmini, tidak ada siapa pun di sana. Begitu pula, ketika ditelepon, tidak ada yang menjawab.Setelah menunggu hampir 1 jam, mereka memutuskan pulang. Reina tertidur karena kelelahan. Sementara Aris pergi menemui pengacara untuk mencari celah membebaskan Surtini. Akhirnya, Amira hanya tinggal berdua dengan Rehan di ruang tamu."Apa yang harus kita lakukan?""Ya tenang dulu, Ma. Papa, kan, lagi ketemu pengacara buat nyari jalan keluar," sahut Rehan."Tapi, waktu kita tidak banyak! Kita harus menyelamatkan Surti!" seru Amira dengan mata berapi-api.Rehan mengerutkan kening. Meskipun pemuda itu juga cemas dengan nasib Surtini, sikap ibunya tetap terasa aneh.Surtini tidak kurang sa
Surtini terjebak dalam dilema. Melawan seseorang tanpa basis beladiri seperti Andre sebenarnya adalah hal mudah. Dia bisa melumpuhkan pemuda itu hanya dengan dua atau tiga kali tendangan. Namun, tentu saja konsekuensinya akan sangat berat, bisa-bisa Surtini dijebloskan ke penjara atau malah langsung dihilangkan dari muka bumi."Apa yang harus kulakukan?" gumam Surtini lirih.Andre menjilat bibir sambil mendekat. Dia mencengkeram tangan Surtini. Wajah bagai serigala kelaparan itu hampir tak berjarak.Surtini mencoba meronta. Andre malah semakin beringas. Seragam pelayan sampai-sampai robek di bagian lengan.Brak!Pintu dibuka dari luar dengan kasar. Surtini seperti menemukan oase di tengah padang pasir saat melihat Eka datang. Harapan untuk selamat dari setan berwujud manusia bukanlah mustahil. Dia yakin sang nona akan menolong.Benar saja, dengan wajah tanpa dosa, Eka menendang bokong Andre dengan kuat. Adik tirinya it
Dua tahun berlalu tanpa terasa. Surtini masih menjadi pelayan di Keluarga Hartono. Meskipun Amira dan Reina terus membujuk untuk berhenti, dia tetap berkeras ingin bekerja di sana karena sudah terlanjur menyayangi Eka. AKhirnya, Rehan dan Reina menjadi sering berkunjung ke Keluarga Hartono dengan alasan menemui Eka. Jihan dan Clarissa sampai panas dibuatnya. Hari itu, Surtini tidak mengenakan seragam pelayan seperti biasa, tetapi kemeja kasual dan celana jeans. Dia memang akan menemani Eka keluar. Sang nona hendak berbelanja di butik langganan. Dulu, Eka tidak diizinkan keluar rumah karena dikhawatirkan menjadi santapan wartawan. Akhirnya, dia pun dikurung dalam sangkar emas kediaman Keluarga Hartono. Eka bahkan tidak bisa bersekolah normal dan harus menjalani home schooling. Namun, seiring berjalannya waktu orang-orang mulai melupakan isu. Tepatnya, ada aib baru tersebar, sehingga mengalihkan perhatian khalayak. Video syur artis terkenal mengh