Share

60. Alhamdulillah!

“Tapi, Pak, kakaknya Edo dulu mati di sekolah ini karena dibunuh oleh murid SMK Tunas Bangsa,” tukas Derryl, mencoba memberi alasan agar aku membenarkan rencana itu.

            “Oh, ya? Lalu apakah tawuran akan terus jadi semacam tradisi karena dari generasi ke generasi dua sekolah ini masih saling menyimpan dan membalas dendam? Apapun itu, saya harap, tidak ada satu pun siswa di kelas ini yang ikut tawuran.” Ucapku tegas.

            Seisi kelas hening. Sebagian dari mereka diam menunduk. Hanya Derryl yang kemudian berdiri, menyandang tas, lalu berjalan ke arahku diikuti dua orang temannya.

            “Maaf, Pak. Saya nggak bisa. Yang mati itu sepupu Edo, Pak, dan Edo adalah sahabat saya! Saya nggak bisa maafin mereka!” Derryl menatapku tajam, menggeleng-geleng, lalu memimpin

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status