“Benar tidak ada rencana mau kemanapun lagi?” tanya Andreas pada Reyna yang kini berada tepat di punggungnya. Reyna menganggukan kepalanya. “Saya kepikiran ingin makan sesuatu yang manis seperti es krim, tapi bukan es krim biasa,” ujar Reyna membuat Andreas mengerutkan keningnya. “Seperti itu maksud saya!” ujar Reyna seraya menunjuk iklan yang berada di badan bus yang baru berada di samping jalan. Reyna tersenyum sangat lebar ketika melihat penampilan es krim yang terlihat menggiurkan dengan beberapa buah yang tersaji sebagai topingnya. “Dimana kita bisa menemukannya?” ujar Andreas membuat Reyna menggelengkan kepalanya. Andreas menurunkan tubuh Reyna ketika mereka sudah sampai ke tempat parkiran mobil pria itu. “Masuk saja lebih dulu, udaranya semakin dingin,” ucap Andreas pada Reyna yang mengangguk dan masuk ke dalam mobil dahulu. Sedangkan Andreas masih nampak berkutik dengan ponselnya di luar sana. Reyna yang melihatnya dari jauh berpikir mungkin saja ada beberapa kerjaan yang
"Istriku, Reyna," ujar Andreas pada Narumi yang terlihat sedikit canggung memberikan hormat pada Reyna yang akhirnya ikut berdiri untuk membalas memberikan hormat."Narumi, kenalan saya," ujar Andreas. Reyna menganggukan kepalanya, yang pasti Reyna sudah sangat percaya bahkan tak memiliki kecurigaan apapun tentang hubungan keduanya, toh Reyna tahu betul Andreas bosnya seperti apa. Andreas adalah pria sibuk yang bahkan mulai ikut dalam mengurus perusahaan di umur yang masih belasan tahun. Tidak mungkin ia tak memiliki banyak kenalan wanita secantik ini, bahkan ini bukan pertama kali sejak ia bekerja bersama pria itu. Reyna tahu betul betapa banyak kenalan suami kontraknya tersebut di berbagai negara yang pernah mereka kunjungi bersama. Reyna kini malah sangat senang karena tahu bahwa barusan Andreas mengenalkan dirinya sebagai istri pria itu. "Hai, Reyna," ujar Reyna yang ikut menyapa Narumi.Narumi menaikan satu alisnya saat melihat ada dua es krim di meja milik Andreas. “Aku masi
"Saya sangat menyukai bibirmu," ujar Andreas seraya menyentuh bibir bawah Reyna yang membengkak sebelum menciumnya kembali."Shsmnhgh...mngshh...amngh," lenguhan Reyna semakin menjadi. Bibir bosnya terasa semakin brutal melumat bibirnya, bahkan sangkin dalamnya ciuman mereka Reyna sampai sulit untuk bisa menelan salivanya sendiri. Andreas menurunkan jok kursi Reyna agar pria itu bisa dengan mudah mengukung tubuh Reyna di bawah tubuh besarnya seperti yang kini berhasil dilakukannya. "Pak Andreas, ini di jalan," tolak Reyna saat tangan kanan milik Andreas berusaha masuk ke dalam kaos yang sedang dikenakan wanita itu. Andreas menghela napas panjang lalu kembali duduk di kursi kemudi. Pikirannya kini hanya memyetir dengan baik agar mereka bisa segera sampai ke penginapan. Sampai di penginapan, waktu sudah menunjukan pukul sembilan malam karena perjalanan yang cukup panjang saat pulang tadi. "Mau kemana?" tanya Andreas pada Reyna yang menaikan satu alisnya. "Katanya kita mau berend
“Buka kedua pahamu sekarang,” pinta Andreas pada Reyna yang wajahnya nampak sangat memerah. Andreas membalikan tubuh Reyna ke belakang hingga berhasil membelakanginya. “Ah!” lenguhan panjang Reyna terdengar begitu seksi di telinga Andreas ketika pria itu berhasil memasukan batangnya ke dalam goa miss v istri kontraknya. “Ehmnshh! Mnssghshhfuzkssnyyeeash!” lenguh Andreas seraya memaju mundurkan pinggulnya. “Ehmnsgh, Pak Andreas,” lenguh Reyna dengan lembut ketika satu tangan Andreas meremas buah dada kirinya. “Ah…Reyna!” desah Andreas tepat di depan telinga wanita itu. “Enakbangetmmg…smmangsh!” lenguh Andreas tak kuasa menahan nikmatnya bercinta. Reyna menoleh ke belakang membuat Andreas tanpa berpikir segera melahap habis bibir wanita yang berada di depannya itu. “Mmssrlssrrrppp!” suara ciuman keduanya membuat Andreas tak dapat menahan juniornya yang mulai terasa berkedut seakan ingin mengeluarkan sesuatu dari dalam sana. “Ah! Pak Andreas pelan-pelan!” ujar Reyna yang terasa sa
“Emngh…, Pak Andreas rasanya aneh sekali,” lenguh Reyna pada Andreas yang nampak tersenyum miring dengan pandangan aneh. Tangan Reyna digenggam erat oleh Andreas ketika terlihat akan mengambil vibrator di bawah sana. “Kita bahkan memulainya Reyna,” ujar Andreas sebelum mengambil remotnya.“Ah!” Reyna melenguh saat vibrator tersebut berbunyi bahkan bergerak di dalam miss v-nya sendiri. “Ehmngh, Pak Andreas,” lenguh Reyna seraya menggenggam erat siku Andreas yang berada di sampingnya persis. “Apa rasanya sakit?” tanya Andreas yang khawatir jika saja benda ini berbahaya dan menyebabkan rasa sakit untuk Reyna. Reyna menggeleng. “Rasanya hanya sedikit geli,” ujar Reyna membuat Andreas mengangguk kala itu tanpa menghentikan gerakan tangannya yang kini kembali memencet tombol yang bertuliskan level 2. “Ahh! Ahh! Pak!” lenguh Reyna semakin kencang sembari menggerakan sedikit pinggulnya karena merasa kurang nyaman. Andreas mengambil tangan Reyna. “Pakamngsh…!” lenguh Reyna dengan mata be
Reyna terbangun dari tidurnya, wanita itu mengerjapkan matanya perlahan dan menemukan Andreas yang berada tepat disampingnya. Perlahan wanita itu menjauh dan menyadari bahwa tubuhnya terasa sangat lengket, Reyna akhirnya mandi untuk membersihkan diri. Tak lupa wanita itu keramas untuk mencuci rambutnya yang nampaknya terkena keringatnya. “Tadi malam, sebenernya benda apa yang di masukan Pak Andreas ke dalam tubuhku?” pikir Reyna dengan wajah memerah karena mengingat kejadian tadi malam lagi. Ia juga baru menyadari bahwa nampaknya kemarin tidak terjadi apa apa lagi selain bermain dengan mainan baru bosnya. “Hem, nampaknya aku benar benar ketiduran,” gumam Reyna. “Kalau aku tidak ketiduran mungkin kami sudah melalukannya lagi,” ucap Reyna di bawah guyuran air shower sampai dimana pintu kamar mandi yang lupa dikuncinya terbuka lebar. Di balik kaca berbuansa kayu Reyna mengintip bahwa Andreas yang baru saja masuk ke dalam kamar mandi. “Pak Andreas disini ada saya,” ujar Reyna yang be
Belum sempat Andreas membalas ucapan Reyna, wanita itu malah nampak tertawa kecil sebelum akhirnya tawa tersebut menggelegar. “Tunggu, Reyna kamu baik-baik saja?” tanya Andreas pada Reyna yang mengangguk namun tubuhnya mulai tumbang sehingga Andreas harus menangkapnya. Reyna kini masih tertawa sendirian dengan gelagat seperti orang yang sedang mabuk. “Hei, Reyna!” panggil Andreas yang berusaha untuk menyadarkan Reyna. Pria itu memilih untuk mendudukan Reyna di atas sofa lebih dulu, sebelum mencari tahu akar masalah dari apa yang saat ini terjadi. Andreas menuju ke dapur untuk memeriksa sesuatu, karena ia sedikit curiga dengan apa yang sebelumnya Reyna konsumsi. “Pak Andreas, mau kemana?!” tanya Reyna ketika Andreas berjalan ke arah dapur. Andreas memicingkan matanya ketika melihat botol putih yang mirip dengan sirup manis di atas meja. “Apa dia menggunakan ini?” pikir Andreas sebelum akhirnya mengambil botol tersebut untuk diciumnya. “Ehmn, pantas saja. Dia bahkan menggunakan a
Reyna bangun di hari langit sudah gelap. “Pak Andreas mau kemana?” tanya Reyna ketika Andreas tengah berkaca di hadapan cermin saat ini dengan pakain rapih. “Saya mau keluar,” ucap Andreas dengan nada dinginnya para Reyna yang nampaknya hanya bisa menganggukan kepalanya. “Saya tidak akan pulang malam ini, jangan menunggu saya,” ucap Andreas dengan nada dingin.Reyna mulai berpikir tentang apakah dirinya baru saja melakukan kesalahan, karena merasa bahwa Andreas baru saja bersikap sedikit jutek kepadanya. “Apa aku salah dengar ya?” gumam Reyna sendirian. Reyna menatap kepergian Andreas sore ini, padahal jika Reyna lihat lewat balkon hari sudah semakin gelap. “Nggak biasanya Pak Andreas jalan sendiri dan meninggalkanku, apa ada urusan pribadi ya?” pikir Reyna sendirian. Andreas keluar dari penginapan saat itu juga, sedangkan Reyna yang khawatir ada sesuatu yang terjadi pada Andreas akhirnya menyusul keluar. Berniat membuntuti suami kontraknya itu. Dan berhentilah mobil Andreas di