Share

Bab 103. Arisan Keluarga

"Lagi malas makan, jangan dipaksa ah!" Salma malah tiduran.

"Kapan sih Capa maksa Cama? Capa mengajak kamu supaya menjaga pola makan dengan baik. Perasaan, kamu baru aja nasihatin Humaira Soal ini?" Fariz mengusap-usap pipi mulus istrinya.

"Nggak mau," jawab Salma tanpa menghiraukan penjelasan.

Fariz menghela nafas untuk tetap sabar. Keadaan ia baru aja pulang kerja dan sangat lapar. Ia rela meninggalkan makan malamnya bersama rekan kerjanya karena ingin menemani sang istri makan malam.

Menahan laparnya sih, tidak terlalu masalah buat Fariz. Tapi ya sedikit masalah, karena perlu diisi setelah penggunaan tenaga dan otaknya dalam bekerja. Namun, tentu yang lebih menonjol ialah kekhawatiran ia terhadap istrinya.

Akhir-akhir ini, wajah istrinya sering terlihat menyimpan luka. Kalau Fariz ingat-ingat, semua masalah yang menimpa mereka telah usai diselesaikan dan berhasil membuatnya tersenyum. Apa Salma hanya membungkus luka dengan senyum saja?

'Aku bingung apa yang sebenarnya kau piki
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status