Meskipun penampilan Irene tidak berubah, tampaknya dia sudah mengalami banyak penderitaan. Sekarang, dia juga tidak lagi mengenakan pakaian modis kelas atas, melainkan seragam kerja berwarna terang.Martin merasa sedikit linglung. Adegan di penjara saat Irene berusaha merangkak ke hadapannya sambil memohon agar dia memercayai ucapan Irene kembali melintas dalam benaknya.Pada saat itu, tatapan Irene sangat mendesak, penuh akan harapan dan permohonan .... Namun, sekarang tatapan itu berubah menjadi sangat tenang.Dengan sudut matanya, Hannah melihat reaksi pacarnya yang berdiri di sisinya. Sambil tersenyum dengan lembut, dia mempersiapkan kotak hadiah dan memberikannya pada Irene. "Ini untukmu. Aku minta maaf untuk hari itu, sudah membuatmu membantuku mencari cincin itu seharian," kata Hannah dengan gaya yang jauh berbeda dari biasanya.Irene menerima kotak itu tanpa mengucapkan apa pun. Dia langsung berbalik dan pergi.Saat Irene kembali ke kantor di dalam, dia menyodorkan kotak itu pa
Irene malah tersenyum, seakan-akan dia merasa terhibur, lalu hendak pergi.Martin merasa bahwa upayanya diremehkan, amarah pun meluap dalam hatinya. "Irene, apa maksudmu? Aku sudah mengambil risiko yang sangat besar dengan membantumu seperti ini!" seru Martin."Sepertinya nggak ada yang memintamu untuk mengambil risiko ini," kata Irene dengan cuek. "Lagi pula, kamu nggak takut ketahuan oleh Nona Hannah?"Tepat pada saat ini, tiba-tiba terdengar suara seorang wanita. "Ketahuan apa?"Tubuh Martin seketika menegang. Dia melepaskan pegangannya pada lengan Irene secepat kilat dan menoleh melihat Hannah yang berjalan menghampiri mereka. "Nggak apa-apa," katanya.Mendengar ucapan Martin, Hannah merangkul lengan Martin dan berkata, "Martin, apa yang sedang kamu bicarakan dengan orang seperti ini? Kamu nggak takut ketahuan oleh Michael? Kamu juga tahu, kakakku adalah satu-satunya wanita yang Michael bersedia nikahi. Meskipun kakakku sudah meninggal tiga tahun yang lalu, sampai sekarang, Michael
"Kita sudah diberi peringatan dari atas, katanya semua hal yang melibatkan Irene Linardo nggak bisa dipublikasi," kata kepala redaksi itu.Kevin bertanya dengan kebingungan, "Keluarga Susanto?" Namun, hal ini tidak masuk akal. Sebelumnya, saat Hannah terkena masalah, bukankah berita yang dia tulis tentang Hannah juga disetujui oleh kepala redaksinya? Mengapa dia malah tidak boleh menulis tentang Irene?"Bukan Keluarga Susanto. Sudahlah, jangan tanya lagi. Intinya, kalau berita yang kamu tulis ini benar-benar dipublikasi, kamu bukan hanya nggak bisa jadi wartawan lagi, tapi bahkan aku pun akan dipecat," kata kepala redaksi itu.Mata Kevin terbelalak. Dia tidak berani percaya. Ucapan kepala redaksinya terlalu berlebihan, deh."Irene Linardo hanyalah seorang petugas kebersihan, siapa yang begitu melindunginya?" tanya Kevin."Kamu masih terlalu muda. Di dunia ini, ada banyak hal yang melampaui bayanganmu," kata kepala redaksi itu. Sebenarnya, dia sendiri juga tidak menyangka bahwa tuan mud
Namun, kedua mata di balik rambut Michael terlihat sangat jernih, seakan-akan pertanyaan ini hanyalah sebuah pertanyaan baginya.'Hmm .... Mike terlihat sangat polos, jadi seharusnya pertanyaan ini nggak mengandung arti tertentu baginya,' pikir Irene.Irene berpikir sejenak, lalu berdeham dan berkata, "Bisa suka, bukan cinta, ini dua perasaan yang berbeda. Menurutku, rasa cinta adalah sebuah perasaan yang harus bertahan seumur hidup dan nggak bisa digantikan, bahkan ... bisa sehidup semati dengan orang itu."Michael memicingkan matanya. Sehidup semati, ya? Anehnya, saat dia mendengar jawaban Irene, hal pertama yang muncul dalam benaknya adalah dia tidak keberatan sehidup semati dengan Irene.Jadi, apakah dia sudah mencintai Irene?Tidak mungkin. Dia ingin tertawa karena pikiran ini.Dia akui bahwa dia memiliki kesan yang baik terhadap Irene, dia juga memedulikan Irene, sehingga tanpa disadari, dia terobsesi dengan perasaan saat berada di sisi Irene. Kalau tidak, permainan ini juga tida
Pada saat ini, Cherria berjalan menghampiri mereka. Dia menatap Irene dengan tatapan menghina dan berkata, "Kak Shanti, kenapa, sih, kamu masih mau berbicara dengannya? Dia sudah pernah masuk penjara! Dia membunuh orang!"Shanti berkata, "Cherria, kita semuanya rekan kerja, jangan berbicara seperti itu. Lagi pula, Irene masuk penjara hanya karena dia mengemudi dengan nggak ...."Sebelum Shanti bisa menyelesaikan ucapannya, Cherria langsung memotong ucapannya. "Tapi, dia membunuh Helen Moiras. Kak Shanti, tahukah kamu siapa itu? Helen Moiras adalah kakaknya Hannah Moiras! Pantas saja Hannah menyuruh banyak rekan kerja kita mencari cincin yang sama sekali nggak hilang! Ternyata dia hanya mengincar Irene, tapi kita semua terlibat.""Tapi, bukankah dia sudah minta maaf dan ganti rugi?" kata Shanti.Cherria tampak kesal. Jelas-jelas dia tidak senang karena Shanti membela Irene. Hari ini, dialah yang menyebarkan berita bahwa Irene sudah pernah masuk penjara.Sebelumnya, dia tidak sengaja mel
Pada malam hari, saat Irene kembali ke kamar kontrakannya dan sedang makan malam dengan Michael, terdengar suara ketukan pintu.Irene pun merasa heran karena biasanya, tidak ada yang datang mengunjunginya. Apakah itu ayah dan ibu tirinya? Atau adiknya?!Hanya saja, saat Irene membuka pintu, dia malah melihat George yang berdiri di luar.George mengenakan baju katun berwarna hitam. Wajahnya agak memerah. Dia menatap Irene dan berkata dengan malu-malu, "Aku ...." Baru saja dia mengucapkan satu kata, dia melihat Michael yang berjalan ke belakang Irene. Ucapannya sontak terhenti, seakan-akan dia ragu untuk mengucapkannya.Michael memelototi pria yang berdiri di depan pintu. Dia ingat, pria ini adalah rekan kerja Irene di Pusat Sanitasi Lingkungan, yang sepertinya menyukai Irene."Ada apa? Kamu datang mencari Kakak, ya?" tanya Michael."Aku .... Ada sesuatu yang harus aku bahas dengan Irene secara pribadi," kata George dengan wajah memerah. Kemudian, dia menatap Irene dan bertanya, "Bisakah
"Kak, apakah kamu menyukai pria itu karena ucapannya tadi?" gumam Michael. Tanpa dia sadari, kecemburuan tebersit di matanya.Irene bisa merasakan napas Michael. Dengan jarak sedekat ini, dia merasa agak kewalahan. Tubuhnya juga mendeteksi adanya krisis, seakan-akan jika dia salah jawab, dia akan diterkam oleh binatang buas dan lehernya akan digigit hingga putus.Astaga, apa yang sedang dia pikirkan?!Dalam hatinya, Irene mentertawakan pikiran yang melintas dalam benaknya ini. Sekarang, orang yang berada di hadapannya adalah Mike, bukan orang berbahaya."Aku nggak menyukai George," kata Irene. Dia hanya bisa meminta maaf atas perasaan George padanya.Ucapan ini membuat suasana hati Michael seketika membaik. Michael memelototi Irene sambil bertanya, "Serius?""Untuk apa aku membohongimu?" kata Irene. Setelah dia keluar dari penjara, dia tidak pernah memikirkan hal percintaan. Perasaan cinta terlalu berat baginya. Dia harus memberikan seluruh hatinya pada orang lain. Saat orang itu menin
Bahkan, baginya, bisa menemukan pekerjaan yang bisa menghidupinya seperti sekarang sudah lebih dari cukup."Tapi, kamu juga nggak bisa menghabiskan waktumu melakukan pekerjaan ini. Ke depannya, bagaimana kamu bisa menemukan pria yang baik seperti ini?!" kata Shanti. Bagi orang seperti Shanti, kekhawatiran terbesar dalam hidup adalah masalah pernikahan. "George sepertinya nggak keberatan dengan masa lalumu. Bagaimana kalau kamu pertimbangkan lagi? Sekarang, sudah jarang ada pria setulus George," kata Shanti lagi."Nggak, deh. Aku nggak akan berakhir dengannya," kata Irene.Shanti ragu-ragu sesaat, lalu berkata, "Irene, apakah kamu merasa bahwa George berada di kelas bawah karena dia hanyalah seorang sopir? Bagaimanapun, mantan pacarmu ....""Kak Shanti!" Irene memotong ucapan Shanti dan berkata, "Aku nggak berpikir seperti itu, hanya saja ... aku sudah mengalami banyak hal, jadi aku nggak ingin berpacaran lagi.""Aduh, kamu ini!" Shanti membuang napas dan berkata, "Kamu harus tahu, kala