Ketika tiba kembali di kamar mereka, Savanah sudah merasa lelah dan teramat mengantuk. Rasanya sekali menyentuh kasur, dia akan langsung terlelap begitu saja. Savanah merapikan sebentar isi kopernya, mengeluarkan baju kerjanya, lalu mengecas ponselnya. Setelah itu, barulah dia menuju tempat tidur. Savanah sempat mengungkapkan pada Storm untuk tidur di tempat tidur, tapi selalu pria itu menjawabnya bahwa lebih baik dia di sofa saja. Savanah menghela napasnya. Entah dia harus merasa lega karena tak terbebani malam pengantin yang dia sendiri belum siap, atau dia harus berpikiran bahwa Storm benar-benar tidak tertarik padanya. Tapi jika Storm tidak tertarik padanya sedikit pun, kenapa pria itu mau menikahinya? Apakah Storm murni hanya ingin menolongnya saja di saat Moreno membuangnya karena bisu? Fiuuuh, entahlah. Savanah merasa tidak ingin memikirkannya lagi. Semakin dia pikirkan, semakin dia penasaran, tapi juga rasa insecure nya pun makin bertambah. 'Bagaimana jika storm menika
“Kenapa kau menganga seperti itu? Kalau ada lebah lewat, mereka bisa masuk berombongan lalu membuat sarang di amandelmu!” kata Storm yang sontak langsung membuat Savanah mengatupkan mulutnya. Wajahnya langsung merah padam mendengar kata-kata Storm. Pria itu menganggap mulutnya sarang bagi lebah? Hm, sedikit keterlaluan! Savanah menahan rasa malunya dengan mengetik di ponsel: [Aku mencarimu di dalam rumah, tapi kau tidak ada. Ternyata kau di sini.] Storm membaca dengan cepat di dalam hatinya, lalu mengangguk. “Iya. Setiap pagi aku di sini. Olahraga. Hmm ...” Pria itu lalu mengamati penampilan Savanah dari atas sampai bawah, lalu berkata lagi, “kau mau pergi kerja?” Savanah mengangguk. “Biar kuantar. Aku mandi sebentar. Tidak akan lama.” Savanah ingin bertanya lagi, tapi Storm sudah melesat masuk ke dalam rumah. “Ada pancake di atas meja. Kau bisa memakannya sambil menungguku!” serunya lagi ketika dia melewati pintu rumah. Savanah pun tersenyum sambil melihat tingkah Storm yang
Seringaian Storm tertangkap penglihatan Moreno. Dari sisi mobilnya, kini Moreno tampak gelisah. Dia teringat akan kejadian semalam saat Storm mengetuk pintu dengan brutalnya. Moreno seperti baru diingatkan lagi bagaimana watak STorm setelah selama ini dia melupakan semua itu hanya karena mereka tidak pernah saling bersinggungan. “Psstt! Psstt!” Dia memanggil Milka lewat kode suaranya. Ketika Milka meliriknya dengan jengkel, Moreno memberinya kode untuk berhenti bicara. Pria itu benar-benar cemas karena sang istri sudah menyinggung Storm. Tapi Milka tampak tidak mengerti. Dia memberengut, “Apa sih?” Moreno membuka mulutnya dengan malas-malasan karena dilihatnya Milka begitu angkuh di depan Storm. Baru membuka setengah, tiba-tiba saja ... Phaaamb! Pintu mobil Jeep milik Storm dibanting dan pria tinggi itu sudah di luar mobilnya. Savanah lagi-lagi terlonjak kedua bahunya mendengar bunyi pintu yang ditutup sangat kuat. Jantungnya terasa jatuh ke tanah. Bahkan Moreno dan terutama
Berhubung isi bab 11 sudah benar, skip saja catatan ini. Terima kasih. *** Berhubung isi bab 11 sudah benar, skip saja catatan ini. Terima kasih. *** Berhubung isi bab 11 sudah benar, skip saja catatan ini. Terima kasih. *** Berhubung isi bab 11 sudah benar, skip saja catatan ini. Terima kasih. *** Berhubung isi bab 11 sudah benar, skip saja catatan ini. Terima kasih. *** Berhubung isi bab 11 sudah benar, skip saja catatan ini. Terima kasih. *** Dear readers tersayang, Karena author terlalu bingung dengan bab yang sudah didraft tapi pas publish masih harus disesuaikan, jadi yg bab 11, ada kekurangan isinya. Awal Bab 11 mengambil bab ending bab 10 terlalu banyak, sedangkan ending bab 11 lupa diikutsertakan. Sebenarnya sudah direvisi, tapi biasanya yang sudah membuka bab maka isinya tidak akan berubah. Entah mengapa. Karena itu, author sertakan ending bab 11 di sini agar yg sudah membuka sebelum revisi bisa mengikutinya. Ini bab catatan penulis jadi tidak ada g
“Savanah sudah hamil duluan?” seru Reese.Bukan dia saja yang terkejut tapi juga beberapa staff di dekat mereka yang turut mendengarkan, terutama juga Freya dan Clara.“Berarti dia selingkuh dari Moreno?” tanya Freya.Dengan penuh antusias, Milka mengangguk.“Astaga! Wajahnya saja yang polos tapi ternyata ...”Milka yang mendengar seruan keterkejutan tiga pengikutnya itu pun jadi semakin riang. Wajahnya merekahkan senyum lebar yang begitu senang dan merekah begitu lebar.“Benar kata kalian semua. Savanah itu wajahnya saja polos. Ya ... maaf kata ya, padahal dia cacat, tapi masih juga banyak pilih bahkan berselingkuh!”Tiga pengikutnya itu mangut-mangut setuju pada pernyataan Milka.“Benar! Bisu begitu masih juga selingkuh. Padahal dirinya itu beruntung ada tuan muda dari keluarga ternama yang mau dengannya. Bahkan jika yang mau menikahinya bukan tuan muda sekalipun, dia seharusnya sudah bersyukur!”“Justru itulah Moreno tidak mau lagi dengannya. Dan pada akhirnya, dia malah menikah de
Milka meneliti meski terbingung-bingung dengan maksud Brianna. Clara dan yang lain pun ikut mengamati apa yang tertera di ponsel Brianna.Benar tampilan gambar dengan kata ‘Ford fiesta’ di mesin pencari memunculkan gambar mobil seperti mobil Moreno. Bahkan ada yang berwarna biru metalic yang persis sama dengan mobil Moreno.Brianna mengetik lagi, lalu menunjukkan pada mereka semua.“Nih, lihat sendiri harganya! Ini bukan aku loh yang mengatakannya! Ini harga yang tertera di internet! Tertulis di sini, harganya berkisar dari 13.900 dolar sampai 16.800 an dolar!”Mereka semua mengangguk. Termasuk Milka yang mulai menaikkan dagunya tinggi-tinggi ketika dia baru menyadari harga mobil Moreno setinggi itu.“Ya, pasti Moreno membelinya pas keluaran terbaru. Harga masih di kisaran 25 ribuan dolar! Atau mungkin 30 ribu dolar!” seru Milka tidak mau melepaskan kesempatan untuk meninggikan diri.Brianna pun hanya mend
“Hah! Memangnya siapa dia? Hanya berandalan pengangguran saja, kenapa kau sok misterius? Hah! Dasar aneh!”Milka mendengus sinis. Dia sungguh tak menyukai gaya Brianna yang mempermalukannya di depan pengikut-pengikutnya ini.Sementara itu, di samping Brianna, Savanah ikut terhenyak dan diam-diam melirik Brianna. Dia tak menyangka Brianna bisa menjadi perpanjangan lidahnya sekeren ini.Tapi ... Brianna bisa mengatakan semua ini dengan seyakin ini. Apakah Brianna tahu dengan jelas siapa Storm?“Hei, Brianna! Seluruh penduduk kota ini pun tahu dia itu berandalan pengangguran. Dia adalah beban kota ini! Bagaimana mungkin seorang beban terbesar kota ini bisa memiliki mobil seharga itu?Pastilah kalau bukan mobil itu sudah rongsok, maka dia mendapatkannya mencurinya! Paling-paling ya begitu!”Brianna terlihat ingin meladeni tantrum-nya Milka lebih jauh lagi, tapi Savanah menahan diri temannya itu.Mereka sedang di te
Setelah batuk Brianna mereda, Savanah mulai mencolek bahu Brianna. Dia hendak bertanya lagi tentang Storm. Hatinya benar-benar penasaran, Kenapa Brianna bisa tahu banyak tentang Storm. Jika memang Brianna sampai memiliki rasa untuk Storm, Savanah pasti harus memikirkan lebih lanjut kelangsungan pernikahannya dengan STorm. Dia tidak mungkin membiarkan Brianna patah hati seorang diri. Namun, belum juga dia sempat berkata-kata lewat jarinya, pintu dapur terbuka dan masuklah Miss Georgina yang rupanya mendengar Brianna terbatuk dengan bar-bar-nya. “Brianna! Ini dapur, kenapa kau terbatuk seperti orang kerasukan? Jaga sedikit sikap dan suara batukmu itu! Bisa-bisa barang-barang di sini terkontaminasi kuman dari batukmu itu!” “Ma- maaf, Miss. Tadi tidak sengaja tersedak saat minum air.” “Hati-hati makanya pada saat makan dan minum, jangan sambil bicara!” “Iy- iya, Miss. Maafkan aku. Takkan kuulangi lagi!” “Bagus! Sekarang waktunya bekerja!” kata Miss Georgina lagi seraya melangkah m