Leo menggenggam tangan Elena untuk pergi ke lapangan belakang tempat helikopter landas. Para pegawai Leo yang melihat kedatangan bosnya dengan sang pujaan hati langsung sedikit menundukkan kepalanya. Banyak yang iri dengan Elena karena akan segera menjadi istri dari CEO muda tampan dan kaya raya. Elena melihat beberapa pegawai dengan setelan jas hitam berbaris rapi menunggu kedatangan Leo. Ia juga bisa melihat dibelakang sana terdapat helikopter berwarna hitam dengan tulisan ThomasCorp yang nantinya akan membawa Leo untuk pergi ke Surabaya. Elena benar-benar takjub dengan kemewahan keluarga Thomas yang berbeda dengan keluarganya. Bahkan opahnyaa belum memiliki helikopter pribadi selama mendirikan usaha."Semuanya sudah siap pak. Pihak yang ada di Surabaya juga sudah kami hubungi kalau disini ada sedikit kendala." Ucap Hans ketika sudah melihat Leo di depannya."Terus jawaban mereka gimana?" Tanya Leo penasaran."Mereka siap menunggu pak. Kita tinggal berangkat saja setelah ini. Koper
Sore ini Elena tengah menikmati suasana sejuk di taman belakang. Ditemani secangkir coklat panas dan sepiring kue brownis kesukaannya. Pandangannya lurus ke layar laptop yang ada di depannya. Dia tengah fokus melihat pertunjukan panggung musikal yang ada di internet. Menjadi dosen seni musik bukan berarti dia tidak lagi harus mempelajari banyak hal lagi. Bahkan Elena harus tetap belajar sebelum memberikan wawasan kepada Mahasiswanya. Menjadi dosen adalah salah satu impiannya sedari dulu. Tapi, setelah dia menikah nanti Elena mau tak mau harus meninggalkan pekerjaannya sekarang karena Leo memintanya untuk menjadi Ibu rumah tangga."Nona sedang apa?" Seorang wanita muda dengan pakaian daster rumahan menghampiri Elena. Dia adalah Dona, asisten rumah tangga yang sudah dia anggap menjadi adik kandungnya sendiri. Usia Dona masih terbilang sangat muda. Dan dia sudah menjadi asisten rumah tangga Elena sudah lama."Ah ini Dona, aku lagi lihat pertunjukan musik. Sebentar lagi Mahasiswaku akan
Hari ini tubuhnya terasa kurang fit, Elena memutuskan untuk tetap di rumah dan tidak pergi untuk mengajar. Perutnya terasa nyeri, karena maagh dan asam lambungnya kambuh. Elena duduk terdiam di atas ranjangnya. Tubuhnya benar-benar lemas. Setelah 2 hari yang lalu, ia berhasil menelfon Leonardo. Hari ini ia mendapatkan kabar, jika calon suaminya akan kembali ke Jakarta. Elena tidak tahu, pukul berapa Leo akan sampai. Karena Leo sendiri melarang Elena untuk pergi menghampirinya. Elena juga memberi tahu jika dia sedang kurang enak badan."Nona, saya bawakan bubur." Dona mengetuk pintu kamar Elena."Masuk Dona." Dona dengan setelan daster rumahan, masuk ke dalam kamar Elena dengan membawa nampan yang di atasnya terdapat semangkuk bubur dan air putih. Ketika maagh Elena kambuh, Dona selalu sigap untuk merawat Elena. Ia takut kondisi Elena menjadi lebih parah. "Ini ada obat juga saya bawakan nona. Nona jangan stress banget, kalau nona stress sedikit asam lambung nona kambuh. Maag sama as
Sore ini Elena dan Leonardo tengah berdebat. Setelah bangun tidur dari istirahat, Elena mendapatkan kabar jika opahnya memintanya untuk datang bersama Leo ke salah satu restoran. Mereka akan membahas keputusan akhir untuk pernikaha Elena dan Leonardo. Leonardo meminta Elena untuk menentang para tetua untuk menunda pertemuan kali ini, sebab Leo sangat khawatir dengan kondisi Elena. Sedangkan, Elena sendiri bersikukuh untuk tetap datang ke tempat opahnya minta. Dona yang melihat Elena dan Leo sedang berdebat hanya bisa diam. Ia tidak bisa ikut campur urusan mereka. Karena masalah tersebut masalah pribadi Elena dengan Leo. Dona yang berdiri di dekat pintu hanya bisa berdoa agar Elena mendengarkan Leo demi kesehatan Elena. "Nona, tolong dengerin Tuan Leo." Batin Dona lalu meninggalkan kamar Elena. Ia tidak mau menguping pembicaraan majikannya dengan lama. Leo memijat pelipisnya. Kenapa wanitanya itu benar-benar keras kepala. Ia sedari tadi menahan diri untuk tidak marah. Nada bicara ya
Rumor tentang Leo yang beberapa hari lagi akan menggelar pernikahan sudah terdengar di kalangan para karyawan di kantor. Karena papanya yang mengabarkan itu semua ke para karyawan Leo. Leo tidak peduli dengan apa yang dilakukan papanya. Terpenting sekarang pernikahan berjalan lancar dan Elena bisa segera tinggal bersamanya.Leo melangkahkan kakinya menuju ruangannya. Beberapa hari ini, Leo sudah mengatur jadwal untuk tidak banyak pekerjaan. Karena persiapan pernikahan yang harus ia rancang juga. Mengenai Elena, Leo harus membiarkan Elena untuk tetap menjadi dosen. Karena Elena tidak bisa meninggalkan pekerjaannya itu. "Hans, kamu bisa kan jadi ketua acara pernikahan saya sama Elena?" Tanya Leo menatap Hans dengan serius."Mau menolak juga tidak bisa. Jadi saya siap pak untuk yang penanggung jawab acara bapak. Tapi jangan berat-berat ya pak tugas saya. Saya juga butuh tidur juga." Hans menampilkan sederet gigi putihnya. "Iya, saya juga gak sejahat ibu tiri ya. Saya sama Elena tetap am
Matahari sudah tidak memperlihatkan dirinya, tanda hari sudah malam. Leo dan Elena malam ini memilih untuk tinggal di hotel tempat dimana mereka akan melangsungkan pernikahan. Elena sendiri sudah merasa lelah, karena hampir tengah malam melihat perkembangan persiapan pernikahan mereka. Malam ini, mereka tengah duduk berdua di ruang privat yang Leo minta kepada Manager hotel kepercayaannya. Mereka duduk di sebuah ruangan yang di dalamnya ada sofa untuk bersantai. Beberapa makanan juga tersaji di depan mereka. Elena menyandarkan kepalanya di bahu kokoh Leo sambil memandang lurus kaca di depannya, yang memperlihatkan banyak bangunan tinggi di ibu kota."Lelah ya sayang." Ucap Leo sambil meneguk sampanye miliknya."Hemm. Kamu jangan minum minuman seperti itu. Aku tidak suka mas." Elena tidak menyukai jika Leo meneguk minuman alkohol apalagi di depannya."Malam ini saja sayang. Setelah itu tidak akan lagi. Sayang sekali aku tidak minum, minuman dari Prancis." Leo terkekeh pelan."Tapi aku
Dear Elenaku ♡Maafakan mas harus pergi tiba-tiba. Tapi aku berjanji kepadamu akan segera pulang dan lusa kita mengadakan pesta pernikahan. Aku akan mengurusi beberapa masalah yang ada di Bandung. Jadi kamu jangan khawatirkan aku. Tetap bersama Hans. Dia akan membantu kita selagi aku di Bandung, jangan sampai asam lambungmu kambuh. Aku tidak mau itu. I love you so much my queen. ♡ Begitulah sepenggal isi surat yang Leo berikan untuk Elena. Elena hanya bisa diam dan tidak bisa berkomentar apa-apa. Pikirannya menjadi kalut. Bahkan ia juga tidak tau, apa Leo bisa menyelesaikan masalah itu dengan cepat atau tidak. Elena memilih merebahkan badannya di kasur kamar hotel yang kini ia tempati. Tidak mau ambil pusing dan berharap semuanya akan baik-baik saja.Disisi lain, Hans juga ikut terpontang panting untuk membantu mengurusi pernikahan bossnya itu. Di ballrom hotel sudah banyak orang untuk mendekorasi ballrom menjadi wedding day. Ketika Hans tengah memantau banyak orang, kakek Elena data
Suasana meriah dengan dekorasi pernikahan yang mewah, menghiasi suasana di ballrom hotel milik keluarga Leonardo. Iya tepat hari ini, adalah tepat hari dimana Leonardo dan Elena akan menjadi sepasang suami isteri. Setelah banyak drama, masalah dan hingga Leonardo harus pergi ke Bandung di H-2 pernikahan, membuat banyak true story untuk perjalanan pernikahan mereka. Elena dan Leonardo tampil menawan dengan balutan baju pegantin yang senada berwarna putih. Leo yang tampan dengan balutan jas putih dan celana putih. Sedangkan, Elena berbalut gaun putih dengan bahu yang tidak tertutupi apapun. Sehingga terlihat jelas bahu putih bersih Elena. "Kamu sangat cantik istriku." Bisik Leonardo tapi tatapannya lurus ke arah tamu."Diam kamu mas. Entah ini sudah kali keberapa kamu bilang seperti itu." Elena berusaha tersenyum ke arah tamu."Kamu juga seksi, aku sudah tidak sabar untuk menerkammu nanti malam di kamar." Ucap Leo yang mulai berani. "Mulutmu rasanya ingin ku sumpal pakai lap meja dis