Share

35. Inyiak

“Lampir ....” Siti mencari panggilan itu di tengah hutan. Rumput-rumput tinggi, semak belukar mengotori kakinya. Pohon-pohon besar menutupi awan, sekeliling Siti hanya ada pemandangan hijau, coklat dan gelap. Siti menyibak ranting-ranting yang menjulur menyentuh kepalanya, Daun-daun merambat bergelantungan, udara basah dan bau tanah.

“Lampir ....” panggilan kedua terasa semakin dekat saat dia menghampiri bibir gua. Siti masuk ke dalam tempat kelelawar bergelantungan memenuhi langit-langit gua. Dari balik dinding batu seorang yang dia hormati muncul.

“Nenek!” terkesiap Siti bersimpuh di tanah.

Srintil berjalan bungkuk menduduki batu memegangi tongkat miliknya. Membuang wajah enggan menatap Siti. “Sudah sering kali kuingatkan. Tapi tampaknya Kau semakin larut dalam dunia manusia. Kau lupa siapa dirimu Lampir. Sepertinya aku salah mengangkatmu menjadi murid, tak ada pun baktimu padaku.”

“Jangan lah Nenek berkata demikian. Saya masih mengusahakan tongkat pemberian Nenek, sungguh saya aka
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Diena Rasyid
siti.... harus tetap percaya sama Bima ya
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status