"Laras, tolong buatkan susu untuk Vio karena aku ingin mengajaknya turun untuk berjalan-jalan.""Baik Nyonya," angguk Laras yang kemudian menyeduh susu dengan ukuran botol sedang.Selepas itu ia pun mengikuti Naura dari belakang, karena kini mereka sedang berjalan menuju ruang tamu yang rupanya Bu Mega dan Aska masih mengobrol di sana.Sampai akhirnya Bu Mega tersenyum ke arah Naura dan hal itu membuat Aska ikut menoleh, Aska langsung menghampiri putri kecilnya dan tak lupa ia juga memberi kecupan di kedua pipinya."Ya ampun cantik banget sih Vio, anak siapa sih ini?" goda Aska pada Vio, Naura tersenyum hangat melihat sisi Aska yang tampak kebapakan."Anak gadisnya Papa mau di gendong? Iya?"Saat itu juga Naura memberikan Vio pada Papanya, dan dengan riang Aska langsung mengajaknya mengobrol walaupun Vio hanya bisa menggerakkan bibirnya saja."Naura, sini nak!" panggil Bu Mega yang membuat Naura mengalihkan perhatiannya, dan dengan segera ia berjalan ke arahnya dan mendudukkan diri di
"Sudah jam 2 siang, sepertinya Mami harus segera pulang..." bersamaan dengan itu Bu Mega berdiri dari tempat duduknya."Mami tidak menginap di sini?" tanya Aska, yang setia mendampingi sang ibunda."Sepertinya tidak karena ada beberapa urusan yang harus Mami selesaikan.""Kalau begitu Aska antar sampai ke depan ya?"Bu Mega hanya mengangguk dan mereka berdua pun berjalan ke arah pintu keluar, dengan seorang sopir yang rupanya sudah menunggu."Titip salam ya untuk Naura?" ucap Bu Mega sebelum akhirnya ia memasuki mobil, karena kebetulan saat ini Naura tengah menidurkan Vio yang sedari tadi menangis."Hati-hati Mi!"Mobil pun mulai melaju meninggalkan area pekarangan rumahnya dengan Aska yang kembali memasuki rumah.Hari ini dan besok Aska masih memiliki waktu libur tapi ia sudah merasa bosan karena biasanya ia selalu menyibukkan diri dengan tumpukan dokumen yang hampir memenuhi meja, tapi sekarang dia justru bersantai ria di rumahnya."Sepertinya aku harus mencari angin untuk menghilan
Zea menyunggingkan senyumnya dan menggenggam tangan Aska, "Aku tidak menyalahkanmu karena mungkin ini memang sudah takdirnya kamu memiliki anak dengan wanita itu. Lalu apakah kamu sudah mencoba untuk mencari mantan kekasihmu?""Aku sudah meminta Brian untuk mencari keberadaannya," jawab Aska sembari mengangguk."Lalu bagaimana dengan hasilnya? Apa kamu berhasil menemukannya?" Aska menggelengkan kepalanya, "Entahlah... dia menghilang seolah-olah di telan bumi.""Bagus! Itu tandanya aku memiliki kesempatan untuk dekat dengan Aska tanpa takut jika mantannya akan datang kembali," batin Zea yang berniat untuk memikat hati Aska.Dimana bukan hal yang baru lagi jika keluarga Aska adalah pemilik dari salah satu perusahaan terbesar di negaranya dan tentu hal ini sangat menggiurkan jika ia bisa masuk ke dalam kehidupannya. "Aku berharap dia tak akan kembali karena aku takut jika dia akan mengambil putrimu-""Aku tidak akan membiarkan hal itu terjadi, Vio adalah putriku sampai kapanpun aku tid
Naura berada di kamarnya yang sesekali ya menengok ke arah jendela dengan Vio yang ada dalam gendongannya."Aska kemana ya? Tumben belum pulang padahal ini sudah larut malam," gumam Naura yang kemudian melirik ke arah Vio yang terus menangis."Cup cup anak Mama sayang... jangan nangis ya? Bentar lagi Papa pulang," saat Naura mencium Vio seketika ia terkejut karena suhu tubuh Vio yang begitu panas."Astaga Vio..." Naura memeluk Vio dan berjalan menuju meja riasnya untuk mengambil ponselnya.TringggZea melirik ke arah ponsel yang ada di depannya, dimana ia dan Aska tengah berada di sebuah club untuk mencari hiburan."Naura..." gumam Zea yang kemudian langsung mematikan telponnya agar tidak ada satu orangpun bisa mengganggunya dan Aska.Kebetulan Aska saat ini sedang pergi ke toilet dan ia meletakkan ponsel tersebut di depan Zea yang kini duduk di depan meja bar."Kenapa dia tidak mengangkat telponku?" gumam Naura yang kembali mencoba untuk menelpon Aska, namun hasilnya nihil karena nomo
Sebuah mobil mewah berhenti tepat di depan apartemen."Terimakasih sudah mengantarku pulang," senyum Zea yang kemudian mendekatkan wajahnya untuk mencium pipi Aska.Aska tersenyum dan menjawab, "No problem.""Kalau begitu aku pulang sekarang, sampai bertemu besok!""Iya Ze," balas Aska dengan Zea yang kemudian keluar dari mobilnya."Hati-hati As!" seru Zea dari luar dengan tangan yang melambai.BroommmAska kembali menjalankan mobilnya menuju rumah karena waktu yang sudah menunjukkan pukul jam 1 malam.Ketika ia sampai di rumah dan ingin menemui Vio ia justru tak mendapati siapapun ada disana sehingga ia pun membuat kegaduhan dengan menyerukan nama Naura dan Hanna, sampai akhirnya Laras mendengar seruan tersebut datang menghampiri tuannya."Dimana Naura, Vio dan Hanna?" tanya Aska yang langsung to the point."E mereka pergi ke rumah sakit Tuan-""Siapa yang sakit?""Nona Vio demam sehingga mereka membawanya ke rumah sakit Medika."Aska tampak mengeluh, "Kenapa mereka tidak memberitahu
Naura tertidur dengan tangan yang selalu menggenggam Vio, melihat hal seperti itu Aska segera mengenakan selimut di tubuhnya dengan Brian yang spontan memalingkan wajah.Naura tampak nyaman karena ia yang merasa hangat, kemudian Aska berjalan ke arah Brian."Terimakasih sudah mengantar Naura dan Vio kemari, tapi ini sudah malam jadi lebih baik kamu pulang. Bukankah besok kamu harus bekerja," usir Aska secara halus.Sebenarnya Brian masih ingin bersama dengan Naura karena sangat jarang ia bisa menemuinya, "Hem baiklah kalau begitu.""Dan jika hal seperti ini terulang kembali tolong untuk memberitahuku terlebih dahulu, karena aku harus tahu dengan siapa istri dan anakku pergi."Brian mengepalkan tangannya ketika mendengar hal itu dan bergumam dalam hati, "Kenapa Aska malah mengakui Naura sebagai istrinya? Bukankah semua ini hanya sandiwara?"Brian mengenyahkan pikirannya karena mungkin Aska tak ingin orang lain salah paham."Kalau begitu aku pergi," lanjut Brian yang kemudian melangkahk
Sampainya di rumah Aska keluar dari mobil bersama dengan Hanna, namun langkah Aska terhenti ketika ia melihat seorang wanita yang tampak menunggu di depan pintu dengan dress hitam yang ia kenakan."Zea... kamu disini?" tanya Aska ketika ia sudah berada di depannya."Bukankah semalam kita sudah berjanji akan bertemu? Aku juga ingin bertemu dengan Vio.""Saat ini Vio sedang berada di rumah sakit."Zea tampak terkejut mendengarnya, "Apa!! Lalu bagaimana keadaannya sekarang?""Sudah mendingan."Zea mengangguk lega dan tanpa sengaja melirik ke arah Hanna."Permisi Nona," ramah Hanna yang langsung masuk ke rumah terlebih dahulu karena harus menyiapkan sesuatu.Aska tampak tak enak karena menemui Zea dengan keadaan berantakan seperti ini, "Maaf aku belum mandi.""E iya tidak apa-apa.""Em aku harus mengecek laporan dulu makanya aku pulang dan jika tidak keberatan kamu bisa singgah dan menungguku terlebih dahulu sebelum kita menjenguk Vio, itupun kalau kamu mau.""Ini kesempatan yang baik unt
Sadar dengan posisinya membuat Aska berhenti."Maafkan aku Zea, aku-""Maaf? Untuk apa?" tanya Zea yang masih duduk di pangkuan Aska."Maaf karena aku tiba-tiba menciummu."Zea tersenyum seraya mengalungkan tangannya di leher Aska, "Kita melakukannya karena sama-sama mau jadi tidak perlu meminta maaf.""Em sebenarnya aku sudah lama menyukaimu tapi waktu tidak pernah berpihak padaku hingga akhirnya kamu pergi waktu itu tanpa menungguku mengungkapkan semuanya," ungkap Aska dengan perasaan yang berdebar."Aku juga."Mendengar jawaban singkat dari Zea membuat Aska kembali menatap matanya, "Hah?""Aku sebenarnya sudah lama menyukaimu tapi keadaan yang memaksaku untuk pergi ke korea, jika saat itu aku tau kamu menyukaiku mungkin aku akan mempertimbangkan kembali pilihanku."Aska tersenyum lega, "A-aku sangat senang mendengarnya."Saking senangnya Aska membawa Zea ke dalam pelukannya, "Apa perasaan itu masih berlaku?"Zea menganggukkan kepalanya dan semakin eratlah Aska memeluknya."Aku meny