Share

Bab 105. Tubuh yang Kuraba

"Mau bicara apa? Anak-anak udah pada berangkat ini ke kamar mandi,” jawab Ciara.

Haidar: “Kamu mandiin sendirian? Mama ke mana?”

“Iya, mama masak mau ada acara rutinannya nanti di sini,” kata Ciara.

Haidar: “Masak juga bisa ditinggal sebentar. Kamu jangan capek-capek, inget anaknya bukan hanya kembar tiga. Ada baby cantik juga itu dalam perut kamu”

Meskipun jarak sedang berpisah, hati mereka itu tetap tertaut. Jiwanya serasa tetap dekat. Perhatian lelaki kepala tiga ini tak akan lengah, terus diberikan walau hanya sebatas kata yang bisa dilontarkan dari kejauhan.

“Hahahah, nggih. Gak bakal capek-capek kok.”

Haidar: “Bilangnya gitu, tapi ngelakuinnya entahlah. Ocyang gabungkan telpon mama dulu.”

“Iihh, gak usah!”

KLING. MAMA SITA DITAMBAHKAN.

Sita: “Hai anak Mama. Ada Nduk Cia juga. Tumben digabungin. Ada apa Sayang?”

Haidar: “Titip Ciara ya Ma. Jangan boleh capek-capek. Mbum mau mandi tolong mama bantu mandiin, tiga soalnya.”

Sita: “Oke, mama jaga Cia sebaik mungkin. Oalah,
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status