“Lamban!” Hardik Christian setelah mengangkat panggilan tersebut.
“Maaf, Pak, ada sedikit masalah di luar kendali. Saya baru bisa menyelesaikan semuanya.”Christian melihat jam tangan mewahnya, waktu menunjukkan pukul 11.00 malam.“Di mana kalian?” Dari seberang sana David menyebutkan lokasinya berada.Setelah memutuskan sambungan telepon Christian segera menyuruh Eric untuk menuju lokasi yang diberikan oleh David.Pukul 2.00 dini hari Christian barulah sampai di apartemen dengan penampilan yang kacau meski jiwanya telah kembali tenang.Christian segera masuk ke dalam kamar, melihat Alexandra yang tidur tanpa berselimut, dia pun menarik selimut sebelum akhirnya pergi ke kamar mandi untuk membersihkan diri.Christian keluar dari kamar mandi, memandangi wajah polos Alexandra dengan sesuka hatinya.Acap kali berdekatan dengan Alexandra Christian hampir tak bisa menahan diri.Christian hendak mengeringkan rambutnya, tapi pendengarannya teralihkan pada“Aku ingat waktu aku masih kecil, Mama berjanji padaku akan membuat rumah di dekat pantai, agar setiap pagi kami bisa bermain di pantai dan menghirup udara segar jauh dari hiruk pikuk bisingnya keramaian kota.”Anna hanya diam, tak tahu harus menanggapi seperti apa, salah-salah akan membuat Alexandra semakin bersedih.“Maafkan aku, Anna. Aku jadi merusak suasana,” ujar Alexandra.“Tidak apa-apa, Nona. Bagaimana mana kalau kita bermain air?” Anna tahu perubahan suasana hati Alexandra pun mengalihkan perhatian wanita itu dengan mengajaknya bermain air.Alexandra dengan senang hati mengangguk kemudian berjalan menuju ke air.Dua wanita itu asik bermain air dengan sesekali saling berpegangan saat ombak menghampiri keduanya.“Anna, apa kamu tahu apa yang dilakukan Pak Chris di sini? Aku pikir datang ke sini memang spesial untukku, ternyata aku salah mengira, aku terlalu percaya diri,” ucap Alexandra kemudian tersenyum hambar.Sudah satu jam lebih lamanya
Monica menoleh ke sumber suara, dia melihat sosok wanita yang tadi duduk bersama Alexandra, tiba-tiba sudah berada di belakangnya.Wajahnya begitu berbeda dengan saat bersama Alexandra, saat ini Anna terlihat dingin dan menakutkan.“Maafkan saya, Nona. Sepertinya saya salah mengenali seseorang,” ujar Monica.Anna menatap tajam ke arah Monica, dia sudah tahu jika wanita itu sejak tadi mengikuti Christian dan memperhatikan gerak-gerik mereka.“Oh, ya?” tanya Anna.Monica terlihat gugup, dia tak berkutik pandangannya seakan dikunci oleh Anna.Sebuah mobil berhenti tak jauh dari mereka.Pria itu turun dari mobil, lalu menghampiri anaknya. Anna ingat pria itu yang berada dalam daftar merah dan pemilik tanah yang telah diambil alih oleh Christian. Sepertinya pria itu masih bernegosiasi dengan Christian, dasar bodoh percuma saja, pikir Anna.“Apa ada sesuatu yang terjadi, Nona?” tanya Yohan pada Anna.“Tidak ada, katanya anak Anda salah mengena
Tak ingin menjawab pertanyaan suaminya, Alexandra justru mengalihkan perhatian suaminya."Apa di sini juga bisa melihat matahari terbenam?" tanya Alexandra.Christian mengernyitkan keningnya, dia lupa soal itu."Entahlah, apa kamu mau menginap agar tahu bisa melihat matahari terbenam atau matahari terbit?"Christian tahu ada beberapa penginapan di sekitar situ, besok juga masih akhir pekan, mengistirahatkan tubuh dan pikiran sehari saja tidak akan menjadi masalah."Apa kamu tidak sibuk? Aku khawatir akan mengganggu kesibukanmu," jawab Alexandra.'Untukmu aku tidak keberatan.' Sayangnya kata-kata itu hanya ada dalam benak Christian."Aku hanya menawarkan, Sandra. Itupun jika kamu mau, kalau tidak aku tidak masalah," ujar Christian. Kata-kata yang jauh berbeda dengan apa yang ada dalam benaknya."Baiklah kalau begitu, kita akan bersenang-senang malam ini,” balas Alexandra.Christian memanggil Eric lalu memerintahkan untuk menyewa villa untuk mereka semua menginap.Eric pun bergegas untu
Di atas pasir yang masih hangat, dua insan itu saling berebut oksigen. Alexandra yang awalnya malu-malu akhirnya menikmati dan memberi balasan yang membuat mereka bak lupa diri jika sedang berada di tempat yang siapa saja bisa melihatnya.“Mulutmu berkata tidak, tapi tubuhmu tak bisa menolak!” ujar Christian setelah melepas pagutan bibirnya.Alexandra langsung menepuk dada bidang suaminya karena kesal.Yang dikatakan Christian memang benar, dia malu jika dilihat banyak orang, tapi tubuhnya tak kuasa untuk menolak.Alexandra mengomeli dirinya sendiri dalam hati, sekali lagi dia telah masuk ke dalam pesona seorang Christian Hoover.Alexandra bangkit dan duduk di samping sang suami. Matahari telah benar-benar tenggelam sekarang dan sinar bulan mulai menggatikan. Malam itu bulan terlihat begitu indah dengan cahaya keemasan.“Lihatlah, rembulan itu begitu indah,” ujar Christian seraya menatap bulan yang jauh di atas sana.Alexandra mengikuti arah pandangan suaminya, setuju dengan ucapan s
“Apa tidurmu nyenyak?” tanya Christian pada Alexandra.Keduanya telah berada di meja makan untuk menikmati sarapan yang terlambat.Alexandra berdecak kesal, pertanyaan itu seakan menjadi sebuah ejekan untuknya.Bagaimana tidak, berjam-jam mereka hanyut dalam malam panas bergairah di kamar villa dengan suasana yang berbeda. Pria itu seperti tak mempunyai lelah, lagi dan lagi.Bibir Christian mengulas senyum tipis melihat tingkah istrinya yang begitu berbanding terbalik.Seakan lupa betapa wanita itu menikmati pergumulan semalam, tapi saat ini Alexandra justru berwajah kesal karena satu pertanyaan.Setelah sarapan Christian dan Alexandra kembali ke kota.Dalam perjalanan mereka melewati lokasi kejadian di mana Monica dan ayahnya mengalami kecelakaan.Alexandra menutup mulutnya dan menggeleng, dari sisa-sisa kejadian itu dia bisa membayangkan bagaimana hebatnya kecelakaan yang terjadi hingga menimbulkan korban jiwa.Ada nyeri di dada Alexandra saat mengingat ada Monica di sana.Christi
“Alexandra!”Suara itu tak asing untuk Alexandra maupun Fiona. Keduanya melihat ke sumber suara, ada seorang pria berdiri dengan senyum yang menawan, di dekatnya ada dua pria lain yang berkasak-kusuk meminta Fandy untuk memperkenalkan Alexandra padanya.Alexandra sudah terlihat memesona sekarang semakin terlihat bersinar berkat campur tangan Christian. Hampir setiap minggu Alexandra melakukan perawatan eksklusif di sebuah salon terbaik di kota itu.Fandy tak memenuhi permintaan teman-temannya, dia malah menyuruh mereka untuk menunggu sementara dirinya menyapa Alexandra dan Fiona.Akan menjadi masalah besar jika Fandy menuruti kemauan kedua temannya mengingat Christian yang sangat protektif dan posesif. Lihat saja, di mana ada Alexandra pasti ada Anna menempel padanya, dan Fandy yakin masih ada banyak lagi di luaran sana para penjaga istri Christian Hoover yang tidak terlihat jelas.“Kak Fandy!” seru Fiona, wajah wanita itu tampak berbinar.“Hai, Fiona!”“Kenapa Kakak hanya menyapa Al
Hanya dalam hitungan menit Christian sudah tahu siapa dalang dari penculikan istrinya.Dia bahkan sudah menyusun rencana untuk sebuah pembalasan telah mengusik ketenangannya.Dering ponsel pintar Christian terdengar memenuhi setiap sudut ruangan. Selain menatap penuh amarah ke layar ponsel tersebut Christian juga menyeringai. Bagaimana tidak orang yang sedang menghubunginya adalah pelaku dari penculikan Alexandra.“Dasar bodoh!” umpat Christian sebelum mengangkat panggilan tersebut.Eric yang sejak tadi mendampingi Christian ikut mengumpat dalam hati.“Halo, Christian!”“Brengsek!” Balas Christian. Suara Christian terdengar begitu penuh amarah. Dari seberang sana terdengar suara tawa yang begitu renyah.“Bagaimana kejutan dariku? Apa kamu menyukainya?”“Jangan bermain-main denganku, Leo. Kamu tak akan menang dariku. Kita lihat setelah ini, apa kamu masih bisa tertawa?” ucapan Christian begitu dingin.Ya, benar. Pelaku penculikan Alexandra adalah Leo, sepupu Christian.“Sombong seka
Di sudut kota, di rumah mewah nan megah seorang ibu sedang melampiaskan kekecewaan dan kekesalan pada anak yang dia bangga-banggakan.Plaakkk!Sebuah tamparan mendarat di pipi pria berusia hampir kepala tiga itu, tanpa dia tahu duduk perkara yang membuat sang ibu begitu murka padanya.“Apa-apaan ini, Bu? Apa yang terjadi? Kenapa menamparku?” tanya Leo yang belum mengerti arah kemarahan sang ibu, tapi dia mulai bisa mengira-ngira kenapa ibunya bisa begitu marah.‘Apa karena penculikan Alexandra?’ Leo menerka dalam hati.“Apa? Kamu masih bertanya?”“Ibu, sudah. Kita bicarakan baik-baik pada Leo, jaga emosimu,” Oscar–suami Lynda mencoba menenangkan sang istri.Dengan diselimuti amarah Lynda meminta suaminya untuk tidak ikut campur urusan itu.Bagi wanita itu saat ini adalah waktu yang sangat genting untuk mempertahankan nama baik, tapi Leo justru membuat ulah.Lynda sedang memperjuangkan Leo agar menjadi ahli waris utama keluarga Hoover, tapi anak tak tahu diri itu justru membuat masalah