Eric sangat terkejut melihat kenyataan bahwa David-lah pria yang bersama dengan Alexandra di kamar itu. Pria itu menatap tidak percaya pada David.
Rasanya dia ingin berteriak, ‘kamu gila, hah? Dia itu istri dari bosmu sendiri!’ tapi semua itu hanya ada dalam benaknya saking terkejutnya.“Apa tidak ada wanita lain di dunia ini selain istriku, David?”“Sudah saya katakan, Pak. Saya bisa jelaskan, ini semua semua tidak–”“Eric tangkap David, kurung dia jangan sampai lepas, aku harus membuat perhitungan dengannya!” Titah Christian tanpa ingin di ganggu gugat.“Pak, ini jebakan, beri saya waktu untuk membuktikan semuanya. Saya juga tidak melakukan apapun pada Nona Alexandra,” David mencoba memberi penjelasan pada Christian, tapi Christian tak peduli.Sorot mata itu penuh kemarahan, kebencian, dan kekecewaan. Bagaimana bisa dia dikhianati oleh dua orang kepercayaannya sekaligus. Hal yang tak pernah ada di benaknya sama sekali.“Brengsek!” Christian semakin murka ketika tidak mendapati istrinya di dalam kamar mandi.Dengan emosi yang hampir meledak Christian mengambil ponselnya, lalu menghubungi orang-orang kepercayaannya untuk melacak keberadaan atau kepergian David.Siapa lagi pelaku utama yang membawa kabur Alexandra kecuali David.Dalam perjalanan Alexandra mulai demam dan kepalanya pusing.Melihat Alexandra yang gelisah, David pun memeriksa suhu tubuh Alexandra dengan menempelkan punggung tangannya dikenal wanita itu.“Nona, di belakang ada roti, makanlah dulu kemudian minum obat. Di dashboard ada pereda nyeri, kita tidak bisa berhenti di daerah ini karena masih sangat riskan untuk bisa ditemukan oleh Chris.Dengan lemah dan sedikit malas Alexandra mengambil roti isi daging itu, entah mengapa rasanya sedikit aneh hingga membuat perut Alexandra mual.Alexandra nyaris memuntahkannya. David berhenti sejenak memijat tengkuk Alexandra.
Christian berdehem untuk menghilangkan ketegangan sebelum akhirnya mengangkat panggilan telepon tersebut.Panggilan telepon itu berasal dari James Hoover, kakeknya.“Halo, Kakek.”“Halo, cucuku yang manis. Apa kamu baru saja kehilangan istrimu?” ucap pria sepuh itu tanpa basa-basi.Hal yang sudah Christian duga sebelumnya, dia bisa menyembunyikannya kasus itu dari publik, namun tidak bisa menyembunyikannya dari sang kakek.“Bagaimana cucuku yang paling cerdas dan pintar ini bisa kelabui oleh seorang wanita, bahkan bisa membuat orang kepercayaanmu berpihak padanya. Wanita itu sungguh luar biasa,” imbuh James Hoover.“Apa inti yang ingin kakek sampaikan padaku?”Christian mulai tidak sabar dengan ucapan kakeknya. James Hoover justru tertawa renyah.“Anak muda memang selalu tidak sabaran. Kakek hanya ingin menawarkan bantuan untuk mencari dua orang itu dan memberi pelajaran.”“Kakek tidak perlu ikut campur
Jantung Alexandra berpacu kencang seperti berada di medan perang, menunggu hasil dari tes kehamilan itu. Alexandra menggigit bibir bawahnya karena cemas.Jika dia memang benar-benar hamil adalah hal yang patut disyukuri. Bahagia? Tentu saja, Alexandra sangat bahagia karena akan memiliki buah hati, apalagi itu adalah anak dari Christian Hoover, pria yang amat sangat dia cintai.Pikiran tiba-tiba berkecamuk mengingat perjanjian pernikahannya dengan Christian, mereka akan berpisah sebentar lagi. Lalu bagaimana dengan nasib anaknya? Apakah Christian akan memisahkan dirinya dengan anaknya? Christian akan mengambil hak asuh anaknya dengan total lalu membuang dirinya begitu saja.Membayangkan hal itu saja tiba-tiba membuat hati Alexandra bersedih. Alexandra kembali memfokuskan diri pada alat tes kehamilan itu.Alexandra menggunakan tiga alat sekaligus. Detik demi detik berlalu, air itu mulai naik dan garis pertama telah terlihat kemudian garis
Semenjak kepergian Alexandra, Christian menjadi gila kerja dan kembali mengalami insomnia.Tubuh yang sudah kelelahan itu akhirnya merasakan sedikit ketidaknyamanan. Berapa lama Christian tidak tidur dengan nyenyak dan nyaman? Bahkan obat tidur pun tidak bekerja dengan baik di tubuhnya.Tak dapat dipungkiri jika Alexandra mendominasi pikirannya di setiap malam.“Brengsek!” umpat Christian.“Bisa-bisanya aku selalu memikirkan wanita itu, apa hebatnya pengkhianat itu sampai bisa membuatku seperti ini,” geram Christian kemudian menyugar rambutnya dengan kasar.Lewat tengah malam Christian mendapatkan sebuah informasi dari salah satu anak buahnya dari perbatasan.Di pesan itu diinformasikan jika David baru saja memasuki batas wilayah kota, entah dari mana berasal.Christian menyeringai mendapatkan informasi itu, dia langsung memberi komando pada anak buahnya untuk segera menangkap David.“Sepertinya aku bisa tidur dengan tenang sekarang, aku tak akan membiarkanmu lolos, David.”Christian
Christian menyeringai, “jadi seperti ini cara mainnya,” ucapnya.“Iya, Tuan. Cukup rapi tapi kurang teliti,” Dave menimpali.“Baiklah kalau begitu, kita ikuti saja permainan mereka.”Sebuah panggilan telepon masuk ke dalam ponsel Christian, memecah keseriusan dua pria dewasa itu.Telepon dari ayahnya, melihat nama itu membuat Christian enggan mengangkat panggilan tersebut.“Tidak di angkat, Tuan?” tanya Dave.“Kita lanjutkan saja pembicaraan kita.”Tak habis akal, Anthony Hoover pun menghubungi Eric.Eric mengetuk pintu ruang kerja Christian.“Pak, Tuan Anthony menghubungi saya, beliau meminta Anda untuk mengangkat telepon darinya,” kata Eric setelah dipersilakan masuk oleh Christian.“Katakan padanya aku sedang sibuk, jika sudah selesai pembicaraan kami, aku yang akan teleponnya.”“Baik, Pak.” Eric pun kembali keluar dan menutup pintu.“Sepertinya ini akan semakin seru, Dave.
Ketegangan mulai terasa saat dua pria itu saling bertatapan. Mungkin itu mengapa orang-orang menganggap Christian adalah cucu kesayangan seorang James Hoover, mereka memiliki sifat dan tatapan yang hampir sama, dingin dan tajam.Suasana di ruangan itu terasa semakin dingin dan tegang.“Apa kalian ingin mengatakan sesuatu lebih dulu sebelum aku yang berkata-kata?”James Hoover sengaja membuat forum di malam pertemuan itu sekaligus memberi sinyal pada Christian jika pertemuan malam itu bukanlah murni kemauannya.Christian tersenyum miring, menunggu dalang dari semua itu angkat bicara.Semua yang ada di dalam ruangan itu saling pandang dan bertukar kode.Namun, setelah menunggu beberapa menit tak juga ada yang angkat bicara.“Baiklah kalau memang tidak ada yang mau menyampaikan keinginan kalian, jangan menyesal karena aku sudah memberikan kesempatan untuk mengatakannya sendiri,” tutur James.“Kalau begitu aku langsung katakan saja, mereka meminta kamu melepas harta warisan yang telah kam
Melihat ayahnya mendapatkan ucapan kasar dari bibinya, Christian menjadi kesal.“Siapa yang lebih jahat di antara kita, Nyonya Lynda? Saya atau Anda?” sarkas Christian.Bagi Christian urusan itu adalah antara dirinya dan Lynda, ayahnya tak perlu terlibat.Christian menatap Lynda dengan tajam. Hawa dingin di ruangan tersebut mulai terganti dengan hawa panas di antara keduanya.“Kamu benar-benar brengsek, Christian. Aku tak akan pernah memaafkan perbuatanmu, akan aku ingat sampai aku mati!” Christian menyeringai.“Ingatlah terus, Nyonya Lynda. Dan ingat juga jika Anda harus membayar semua perbuatanmu yang telah mengusik kehidupan pribadiku.” Christian menjeda kalimatnya sebentar, hanya untuk menikmati ekspresi Lynda yang mulai terbawa emosi. Wanita yang selalu bersikap lemah lembut dan baik hati itu, akhirnya mengeluarkan sifat aslinya.“Dengarkan saya baik-baik, Nyonya Lynda! Saya tidak pernah mengusik kehidupan Anda apalagi kehidupan pribadi Anda ataupun anak Anda, tapi kalian sepert
“Christian! Kamu memang brengsek!” Pekik Leo seraya melayangkan sebuah tinju pada Christian, namun usahanya tidak berhasil karena Christian lebih dulu membuat gerakan dengan mengayunkan sebelah kakinya.Buuukkk!!!“Leo!” pekik Lynda.Brruuukkk!!Tendangan Christian tepat mengenai perut Leo. Leo tersungkur di depan Christian.Lynda berlari menuju ke arah anaknya, lalu membantu Leo untuk bangun.“Kamu memang iblis, Chris. Aku tak akan pernah memaafkanmu!” ucap Lynda pada Christian.Christian membenahi jasnya yang berantakan, kemudian berkata, “jangan menyalak seperti anjing, Nyonya Lynda.”Tentu saja orang-orang di ruangan itu tahu maksud perkataan dari Christian, siapa yang salah, tapi malah bersikap seperti orang yang paling teraniaya.Bisik-bisik mulai kembali terdengar. Orang-orang itu memandang remeh dan menggunjing Lynda serta Leo, mereka menganggap keduanya tidak tahu diri dan keterlaluan.