‘Breaking News hari ini... Telah terjadi baku tembak antara sekelompok orang yang disinyalir merupakan oknum mafia.’‘Total ada lima orang tewas mengenaskan dengan beberapa orang yang hancur di bagian kepala, diduga karena tembakan. Di tempat yang tidak jauh dari lokasi kejadian, ditemukan mobil terbakar dengan beberapa orang tewas terpanggang di dalamnya.’‘Belum diketahui motif apa yang terjadi pada kejadian mengerikan di siang hari ini. Kami masih menunggu kabar terbaru dari pihak kepolisian yang melakukan investigasi olah TKP.’‘Sekian Breaking News kami sampaikan. Nantikan Breaking News selanjutnya tentang kematian antar kelompok ini satu jam mendatang dan sampai jumpa!’'Tap!'Televisi dimatikan dan setelah itu ‘Booom!’ ledakan kecil terjadi karena televisi tadi meledak setelah dilemparkan dengan remote kontrolnya dengan kuat.Di kamar hotel mewah tersebut ada Tracy yang begitu marah. Ia bertiak kesetanan dan setelah itu tertawa. Kabar tewasnya Bisker memang sudah ia terima dari
Hari penting pun datang. Hari ini adalah hari pertunangan Aaron dan Karina yang diadakan dengan begitu mewah dan meriah. Tentu saja itu akan terlihat hebat karena tamu yang datang tidak hanya dari kalangan pengusaha tapi juga dari kalangan politik pemerintahan."Axel, maafkan papa karena memaksakan keinginan papa membuat acara ini. Apapun yang papa lakukan saat ini juga demi kebaikan Axel sendiri.” ucap Aaron lembut pada Axel yang ada di pelukannya.Seakan mengerti dengan apa yang dikatakan sang papa, Axel menjawab persetujuan dalam ketenangannya. Tapi tentu saja, ia tidak mengerti maksud ucapan Aaron yang merujuk ke hal lain.'Babe, datanglah padaku. Tunjukkan dirimu sekarang. Aku sudah menunggumu dengan segalanya...' gumam Aaron dalam hati.Pesta pertunangan dimulai dengan sambutan MC di depan para hadirin. MC tersebut memandu semua orang untuk bersama memberikan tepuk tangan meriah pada Aaron dan Karina. Dilanjutkan dengan pemotongan kue tart bertingkat melebihi tinggi orang dewasa
"Kak, apa yang terjadi? Kenapa kau membubarkan pestanya tiba-tiba? Bukankah Axel dan orang tua kita baik-baik saja?" tanya Austin beruntun."Gill, antarkan Karina dan keluarganya pulang sekarang!" perintah Aaron pada asisten pribadinya yang baru bernama Gillbert, dengan wajahnya sudah tegang. Pria tampan dan gagah berdarah Asia itu mengangguk tanpa menjawab dan langsung mempersilahkan Karina untuk keluar dari aula tersebut."Minggir, kau!" tolak Karina pada Gillbert dan kembali berbalik mendekati Aaron, "Aaron, apa yang kau lakukan? Kenapa aku juga harus keluar dari sini?" tanya Karina yang keberatan."Pergi dari sini sekarang juga atau Gillbert akan menyeretmu secara paksa." jawab Aaron geram menatapnya. Ia menoleh pada Tuan Jenshen yang sepertinya lebih mengerti situasi, “Aku perlu waktu dengan keluargaku dulu, Tuan. Kuharap kau bisa mengerti.”Tanpa menjawab apapun, Tuan Jenshen yang terlihat lebih tenang saat ini langsung meninggalkan aula dan menyusul para tamu pentingnya, ketimb
Setelah melepaskan pelukan kerinduan yang seakan tidak pernah terpuaskan, Tuan Parker mengajak keluarga Hobbs untuk duduk dan bicara serius. Sambil mendudukkan Axel di pangkuannya, Tuan Parker bicara dengan tenang."Sebelumnya aku ingin mengenalkan diriku pada kalian sebagai ayahnya Rain, atau yang biasa kalian sebut dengan Alexa. Ya, dia adalah putriku. Untuk kejelasan hubungan kami, aku akan menceritakan semuanya pada kalian, termasuk saat aku menyerahkan bayi Axel dulu pada pasangan Hobbs.” Tuan Parker mulai bicara lagi dan menceritakan semuanya dimulai dari awal hingga saat ini.Waktu berlanjut dengan suasana yang terus berjalan dengan keheningan karena semua yang ada di sana terdiam mendengarkan kisah yang Tuan Parker ceritakan. Bahkan Axel saja sampai sudah tertidur, tidak lama setelah pangkuannya berpindah dari sang kakek ke mamanya.Mungkin melebihi kerinduan yang Tuan Parker rasakan pada cucunya, Alexa jelas merasakan hal itu. Memeluk Axel seakan terus saja membuatnya kehausa
“Itu tidak mungkin.” Alexa menjawab singkat dan berusaha melepaskan pelukan pria yang dirinduinya itu. Munafik jika ia tidak merasa rakus ingin tetap di pelukan Aaron saja, tapi saat ini hubungan seperti itu mustahil.Kenyatannya, Aaron dan Alexa akan bercerai dan Karina juga sudah resmi menjadi tunangan Aaron. Saat ini, Alexa lah yang menjadi orang ketiga di hubungan pertunangan itu.“Mungkin saja jika kau sangat peduli pada anak-anak kita.” Aaron menjawab setelah melepaskan pelukannya dengan rela.“Anak-anak?”“Ya, anak-anak kita. Memangnya anak siapa lagi? Apa aku salah mengira kalau kau sedang mengandung bayiku? Kenapa tidak katakan saja padaku kalau kau sedang mengandung bayi kita? Itu akan sangat membuatku bahagia dan melupakan dendam ini, Alexa...” Aaron sepenuhnya menyerah untuk marah. Ia menundukkan kepalanya dan bersimpul di lantai sambil memegangi tangan Alexa.“Anak di kandunganmu adalah buah cinta kita, kan? Tolong katakan padaku kalau itu benar...” ucapnya lirih lagi. Ta
Sesuai apa yang sudah diteguhkan olehnya, Aaron memang langsung bicara pada Tuan Parker. Tapi sayangnya, keputusan dan jawaban Tuan Parker sama seperti yang Reed katakan padanya sebelumnya. Sebagai ayah Rain dan juga kakeknya Axel, Tuan Parker hanya ingin yang terbaik untuk mereka semua. Ia menyerahkan semuanya pada Alexa.“Tapi sepertinya aku akan meninggalkan Rain di sini untuk beberapa hari. Setelah urusanku selesai di New York, aku akan kembali menjemput putri dan cucuku. Kuharap kau bisa mengambil keputusan matang dan tidak menyakiti semua pihak.” Tuan Parker bicara, dan saat ini ada Alexa juga di sana.“Pulang? Memangnya ada apa, Ayah? Dan, apa yang disampaikan Ryan padamu itulah yang membuatmu bergegas pulang? Apa yang kalian sembunyikan dariku?” Alexa langsung bertanya setelah kebingungannya memuncak.“Tidak ada yang ingin kami sembunyikan darimu, Nak. Ini hanya masalah kecil yang Ryan tidak bisa selesaikan tanpa ayah. Tenang saja, kami kan segera menjemputmu pulang, tentunya
Hari berganti membawa suasana baru dalam kepelikkan hubungan Alexa dan Aaron. Cuaca yang sangat segar di pagi hari di daerah sekitar danau, membuat orang tua Aaron bersemangat sekali membawa Axel berjalan-jalan. Bukannya bermaksud tidak acuh dengan situasi rumah tangga anak mereka saat ini, tapi tidak ada salahnya menikmati liburan daripada harus diam dengan kecemasan menunggu kabar Aaron dan Alexa tentang semuanya di rumah.Atas izin Aaron maupun Alexa, Tuan Daniel dan istrinya ingin membawa Axel bermain tanpa pengawasan berlebih. Itu terasa sesak bagi mereka saat ingin berlibur tapi harus tetap merasa was-was. Mereka hanya ingin diawasi oleh orang mereka sendiri. Tapi sebenarnya kedua orang tua itu ingin mental Axel tidak terbebani dengan percakapan orang tuanya yang tidak ia mengerti dan rumit.Tuan Daniel yang sudah pernah dan beberapa kali ke tempat itu, sudah lumayan hafal dan mengenal spot yang bagus untuk jalan-jalan bersama istri dan cucunya. Tak lupa mereka mengambil foto pe
Alexa dan Kay segera mendatangi lokasi kejadian. Tapi sudah tidak ada kedua pertuanya di sana karena mereka sudah langsung mendatangi kantor polisi untuk membuat laporan.“Kay, bagaimana?” tanya Alexa yang sedari tadi mengawasi sekitar sambil menunggu Kay mendapatkan informasi."Semua CCTV di gedung ini sudah diretas, Bos. Dan anehnya, ada beberapa bagian rekaman berdurasi belasan menit hilang. Dan itu di sekitar toilet umum." lapor Kay pada Alexa."Ya Tuhan... Apa yang harus kulakukan?" Alexa sangat bingung dan terlintas wajah Aaron di benaknya. Baru saja Alexa ingin menelepon Aaron, ponselnya sudah berdering lebih dulu dan menampilkan panggilan dari deretan nomor yang tidak dikenal."Halo?" jawab Alexa singkat.‘Kalau kau ingin anakmu selamat, datang sendirian ke alamat yang akan kukirimkan. Jangan mencoba melapor ke polisi atau anakmu yang tampan ini akan kubuat diam selamanya!’Alexa terdiam kaku. Sepertinya ia mengenali suara wanita yang mengancamnya saat ini."Kau si Jalang itu,