Saat ini di perusahaan keluarga Carr sedang mengadakan pertemuan besar dengan para pemegang saham dalam rangka pembahasan pembelian saham Hobbs yang merosot tajam. sebagai pimpinan perusahaan, ingin mengakuisisi saham Hobbs di sektor pariwisata guna memperbesar sayap perusahaan keluarganya di bidang pariwisata.Hadir juga Megan yang merupakan salah satu penanam modal di perusahaan kekasihnya. Akan tetapi saat ini tidak ada pembicaraan di antara keduanya. Robert menolak untuk bicara dengan Megan semenjak skandal Megan terbongkar di depan mata kepalanya sendiri.Rapat sudah dimulai dengan rancangan yang sudah tersusun mantap untuk mengambil alih saham Hobbs. Namun, saat sekretaris Robert memutar video perencanaan yang lain, bukannya video tentang perusahaan yang terputar, melainkan video suasana di sebuah kamar hotel.Video tersebut menampilkan seorang pria dan wanita yang sedang melakukan adegan panas dengan penuh gairah. Wajah si wanita telah disamarkan dan meninggalkan wajah si pria
Di rumah sakit terdekat, Robert dengan pakaian bersimbah darah setelah mengangkat Megan dan membawanya ke rumah sakit, duduk tertunduk di koridor rumah sakit, tepat di depan pintu ruang operasi.Pikirannya kacau dan ada rasa penyesalan di hatinya. Kalau saja dia tidak membuat Megan mengejarnya hingga jauh. Kalau saja Megan berhenti di kantor saja dan membiarkannya pergi. Kalau saja tidak ada peristiwa video yang menghebohkan hari ini, tidak mungkin Megan mengalami kecelakaan seperti ini."Robert!" suara yang dikenal Robert terdengar dan mengalihkan pandangannya.'Bibi Harley," sebut Robert dalam hati. Perlahan ia bangkit menghampiri Harley Abbott yang mendekatinya."Apa yang terjadi pada Megan, Robert? Kenapa Megan bisa mengalami kecelakaan seperti ini?" Harley bertanya sambil menangis pilu, meminta penjelasan Robert tentang putrinya."Bibi, maafkan aku..." ucap Robert lemah dengan rasa bersalah yang sudah menumpuk di hatinya."Jangan ucapkan maaf sekarang. Katakan padaku apa yang ter
Seorang terdengar mengetuk pintu kamar Rain. Dari balik pintu kamarnya, muncul Kay yang masuk ke dalam."Masuklah!" jawab Rain lemah."Bos, bagaimana kabarmu hari ini?" tanya Kay sambil tersenyum."Buruk. Kau kira apa lagi yang bisa kurasakan setelah tahu bahwa aku adalah anak kandung Rafael Parker?" Rain tersenyum miris sebelum membenahi ekspresinya lagi, "Lalu apa yang membawamu ke sini?""Tidak ada, aku hanya ingin melihat Bos saja. Aku juga terkejut mendengar fakta ini, Bos." jawabnya santai.“Oh, begitu? Tapi sakitku ini tidak membuatku bodoh. Memangnya kau bisa menyembunyikan apapun dariku?” Kay tersenyum memandang Rain yang menggerutuinya."Omelanmu membuatku yakin kalau kau baik-baik saja, Bos." Kay tertawa kecil dan itu menular hingga Rain juga tertawa bersamanya.“Perutku masih sakit untuk tertawa, Kay. Cepatlah, aku tahu kau membawakan sesuatu untukku dengan diam-diam begini.” ujarnya lagi.“Tidak terlalu baik. Aku baru menerima berita dari California. Tapi tolong dengarkan
Setelah mengusir Ryan agar meninggalkannya sendirian, Rain menyendiri sampai hari berganti. Setelah lelah dengan banyaknya pikiran di kepalanya, akhirnya Rain memejamkan mata entah kapan tepatnya.Namun baru beberapa jam tertidur, sinar matahari terasa sudah terik dan membangunkan tidurnya, membuatnya kembali ingat akan banyak hal. Rain ingin segera menemui sang ayah di ruangannya.Setelah membersihkan diri, Rain perlahan berjalan sambil merayap berpegangan ke dinding. Ia ingin berusaha berjalan sendiri tanpa merepotkan siapa pun lagi. Lagi pula jarak kamar sang ayah dengan kamarnya tidak begitu jauh.Rain hampir sampai ke pintu kamar Tuan Parker yang sedikit terbuka. Ia mendengar sepertinya sang ayah bicara dengan seseorang yang ia juga kenal suaranya.'Ah, Ryan juga di sini ternyata,' ucapnya dalam hati. Tapi apa yang ia dengar selanjutnya membuat Rain menghentikan langkahnya."Aaron sudah mengambil langkah.” ucap Tuan Parker yang bicara pada Ryan.'Aaron?' gumam Rain dalam hati saa
Keputusan Rain sudah bulat. Ia akan kembali ke California untuk menjemput Axel. Sekalipun Tuan Parker, Ryan, bahkan Reed sudah menasihatinya dengan fakta kesehatannya, Rain tetap bersikeras untuk pergi.Saking emosional dan tidak bisa diberitahu, Rain bahkan tidak bicara apapun pada Ryan dan Tuan Parker selama tiga hari lamanya. Hanya dengan Reed saja ia bisa bertukar pikiran dan mencurahkan kegelisahannya.Namun sepertinya hari ini akan berjalan sesuai keinginannya. Rain akan pergi dengan izin Tuan Parker dan pengawalan Ryan.“Apa kau tetap ingin diam padaku sekalipun aku yang menemanimu ke sana?” Ryan mulai bicara setelah memasuki mobil dan duduk di kursi mengemudi. Ia hanya mengendikkan bahunya saat Rain tidak menanggapi pertanyaannya.“Baiklah kalau ingin tetap diam. Mari kita saling diam karen aaku juga masih kesal padamu. Pistol milikmu ada dalam dashboard di depanmu. Buka saja.” Ryan berucap lagi sambil mulai menghidupkan me
“Kira-kira siapa yang begitu bodoh ingin melawan kita di daerahku ini, Rain?” Ryan bertanya tanpa menolehkan pandangannya dari kobaran api yang menghanguskan mobil yang menyerang mereka tadi.“Entahlah... Tapi aku juga tidak mengira kalau serangan mereka begitu cepat dan tidak terkira untuk kita. Aku benar berfirasat mereka mencari kelemahanku, tapi ini terlalu gila. Aku baru saja kembali ke sini, kan? Tapi siapa yang tahu aku sangat lemah saat ini?” Rain juga tidak menyangka secepat ini serangan akan diterimanya.“Astaga...” Ryan baru saja menghela napas berat ingin beristirahat sejenak. Tapi sepertinya itu tidak bisa ia lakukan saat ini karena ia harus bergerak spontan dan berteriak seketika pada Rain.“Rain!”“Ryan, apa-apaan ini?” Rain yang sudah berdiri di samping Ryan saat ini bertanya dan ikut mengarahkan senjata api di tangannya ke arah lima pria yang kesemuanya juga mengarahkan senjata mereka pada Rain.“Serangan belum berakhir dan sepertinya mereka tidak ingin membiarkan kit
‘Breaking News hari ini... Telah terjadi baku tembak antara sekelompok orang yang disinyalir merupakan oknum mafia.’‘Total ada lima orang tewas mengenaskan dengan beberapa orang yang hancur di bagian kepala, diduga karena tembakan. Di tempat yang tidak jauh dari lokasi kejadian, ditemukan mobil terbakar dengan beberapa orang tewas terpanggang di dalamnya.’‘Belum diketahui motif apa yang terjadi pada kejadian mengerikan di siang hari ini. Kami masih menunggu kabar terbaru dari pihak kepolisian yang melakukan investigasi olah TKP.’‘Sekian Breaking News kami sampaikan. Nantikan Breaking News selanjutnya tentang kematian antar kelompok ini satu jam mendatang dan sampai jumpa!’'Tap!'Televisi dimatikan dan setelah itu ‘Booom!’ ledakan kecil terjadi karena televisi tadi meledak setelah dilemparkan dengan remote kontrolnya dengan kuat.Di kamar hotel mewah tersebut ada Tracy yang begitu marah. Ia bertiak kesetanan dan setelah itu tertawa. Kabar tewasnya Bisker memang sudah ia terima dari
Hari penting pun datang. Hari ini adalah hari pertunangan Aaron dan Karina yang diadakan dengan begitu mewah dan meriah. Tentu saja itu akan terlihat hebat karena tamu yang datang tidak hanya dari kalangan pengusaha tapi juga dari kalangan politik pemerintahan."Axel, maafkan papa karena memaksakan keinginan papa membuat acara ini. Apapun yang papa lakukan saat ini juga demi kebaikan Axel sendiri.” ucap Aaron lembut pada Axel yang ada di pelukannya.Seakan mengerti dengan apa yang dikatakan sang papa, Axel menjawab persetujuan dalam ketenangannya. Tapi tentu saja, ia tidak mengerti maksud ucapan Aaron yang merujuk ke hal lain.'Babe, datanglah padaku. Tunjukkan dirimu sekarang. Aku sudah menunggumu dengan segalanya...' gumam Aaron dalam hati.Pesta pertunangan dimulai dengan sambutan MC di depan para hadirin. MC tersebut memandu semua orang untuk bersama memberikan tepuk tangan meriah pada Aaron dan Karina. Dilanjutkan dengan pemotongan kue tart bertingkat melebihi tinggi orang dewasa