Share

Akan Ada Hari Kemalangan

Aruna membiarkan suaminya tetap memeluknya. "Kau harus minum obat, aku akan buatkan sarapan untukmu."

Mendengar kata obat. Erland langsung menyesap kulit lehernya. Tentu membuat Aruna berusaha mendorong suaminya untuk menjauh.

"Erland," sebutnya dengan nada protes.

"Diam, aku sedang menerima obatku."

"Kau tidak waras!"

Erland tak menghiraukannya. Tetap menyesap lehernya, bahkan lebih antusias. Aruna yang kesal mengambil sendok di dekatnya.

Telinga dia mendengar suara sendok beradu, langsung melirik ke arah tangan Aruna. Lantas, Erland terburu menjauh sendiri. Tidak masalah jika tenaga Aruna saja, kalau sendok bisa jadi benjol.

"Sayang, apa kau ingin memukul dengan sendok?" tegur Erland dengan menatap tak percaya.

Jemarinya menunjuk kamar di lantai atas. "Pakai bajumu, setelah itu tunggu aku buat sarapan dan terakhir minum obat. Apa tiga hal itu saja sulit bagimu?"

Erland tersenyum. "Baiklah, istriku yang galak."

Netra Aruna mengikuti tubuh Erland yang berjalan pergi dan menaiki anak t
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status