Share

Pemicu Mimpi Buruk

Aruna cemas di tempatnya, sampai gigi menggigit jemari. Suara pertengkaran di depan pintu ini, masih saja terus berlanjut. Rasanya Aruna ingin segera pergi.

"Sayang, sekarang buka pintunya secara perlahan ya."

Mendengar perintah itu. Tangan Aruna yang gemetar, mulai mengarahkan kuncinya pada lubang pintu. Namun, suara kunci terjatuh begitu terdengar.

"Sayang, tenangkan dirimu dan buka pintunya ya."

Suara Erland masih terdengar lembut, seolah memberi Aruna kekuatan untuk menjadi kuat meski sejenak saja. Setelah berhasil membuka kuncinya, pintu langsung didorong oleh suaminya.

Ketika Aruna ingin keluar. Tubuhnya langsung direngkuh dan Aruna yang berharap bisa melihat sekitar, Erland justru memeluk dan menahan kepalanya untuk tidak melihat.

"Erland," sebutnya dengan nada protes.

"Tidak Aruna, aku mohon kita jalan lurus ya. Kamu jangan lihat ke mana pun."

Kepala Aruna mengangguk. Mungkin Erland seperti ini karena ingin melindungi dirinya, pasti pertengkaran itu menciptakan luka dan tubuh
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status