"Minggu depan selain kita akan ke Bangkok memangnya ada acara lain, J?" tanya Prince pada Jordan. Kebetulan keduanya baru saja selesai membahas pekerjaan yang baru saja dilakukan. Pengecekan segala ini dan itu serta penandatanganan ini dan itu."Di jadwal yang telah kubuat memang hanya seputar pekerjaan di Bangkok saja. Mungkin di jadwal atau catatan yang kau buat ada hal lain," ujar Jordan membuat Prince teringat dengan catatan ponselnya. Segera ia mencari benda pipih itu, mengaktifkannya kembali setelah beberapa jam diisi daya. Dan saat ia membuka note yang biasa ia isi dengan catatan kecil mengenai sang istri, ia baru menyadari jika minggu depan adalah jadwal di mana ia dan Niana berangkat ke Maldives. Sayangnya hal ini baru direncanakan oleh keduanya, belum sampai terdengar di telinga Jordan sehingga pria itu belum menyiapkan jadwal terbaru."Pantas saja wajah istriku malam tadi sedikit berbeda. Beruntung aku mengetahuinya dengan cepat, tidak terbayan
"Tidak apa-apa, Sayang. Toh honeymoon kita bisa melakukannya kapan saja, aku tidak masalah minggu depan kita gagal pergi yang penting impianmu tercapai. Aku tidak ingin egois, Sayang. Sudah cukup banyak beban yang kamu tanggung tanpa bisa aku bantu, aku tidak ingin menambah bebanmu lagi. Terlalu banyak pikiran nanti kamu cepat tua," ucap Niana membuat Prince tersenyum lega mendengarnya.Prince benar-benar mengatakan kejujurannya, bahwa mega proyek yang ia idamkan sudah terealisasikan, dan ia hanya perlu pergi untuk meninjau dan meresmikan. "Sebagai gantinya, aku ingin kamu ikut ke Bangkok. Sama seperti perjalanan bisnisku yang lain, aku tetap akan membawamu ke manapun aku pergi. Mau ya, Sayang?" pinta Prince dengan wajah memohon. Kurang lebih 1 minggu ia pergi, dan selama itu ia tidak sanggup tidak bertemu dengan istrinya."Tentu saja, aku juga tidak rela jika suamiku pergi sendiri. Aku tidak mau pulang-pulang kamu membawa maduku," jawab Niana membuat Pri
"Katakan siapa kau, Sialan!" sentak Prince penuh amarah. Kepalanya terasa mendidih menghadapi manusia kurang ajar satu ini. Entah ia sudah bertanya berapa kali, namun si cecunguk tak mengindahkan sama sekali.Prince yang sudah habis kesabaran pun melayangkan bogem mentahnya sampai pria itu terjerembab ke lantai. Saking kuatnya bogeman Prince rahangnya terasa geser dan sudut bibirnya terasa perih.Masih belum puas, Prince menarik kerah baju yang pria itu gunakan dan menariknya sampai sang empu baju ikut berdiri, menatap betapa menakutkannya sosok Prince. Rahang tegas pria itu terlihat sangat ketat, belum lagi sorot matanya yang kentara sekali kilatan penuh amarah."Kau berani mengusik istriku, itu artinya kau melangkah lebih dekat dengan kematian, Sialan!" maki Prince tepat di depan wajah bonyok pria itu. Dalam satu kali hentak pria itu kembali terjatuh dengan tubuh terbentur kuat pada lantai. Bahkan sampai terdengar suara gedebum yang cukup kuat. "Terus siksa dia sampai membuka mulu
"Jadi dia masih ditahan oleh Prince sialan?""Betul Tuan. Sepertinya dia melaksanakan janji untuk tidak membuka mulut. Dan sepertinya Prince tidak akan melepaskannya sebelum dia buka suara," jawabnya penuh hormat. Pria bertubuh gempal itu terlihat berpikir keras, tampaknya akses untuk mengambil alih Niana memang sangat sulit. Terlebih lagi adanya Prince, pria dengan kaki tangan yang sangat banyak itu tentunya sulit untuk ditembus. Namun, meskipun demikian ia tidak akan menyerah dan terus memperjuangkan wanita tercintanya."Tidak perlu tergesa untuk melakukannya, kita lakukan secara perlahan namun pasti. Yang terpenting jangan sampai tubuh wanitaku lecet walau sedikit pun. Apapun caranya lakukanlah, aku membayar kau mahal agar rencana ini bisa terlaksana dengan baik," ujarnya menatap tegas pada orang kepercayaannya ini.Pria bertubuh kekar itu mengangguk patuh, akan ia lakukan jika imbalannya memang sangat besar.***Di teras man
1 bulan setelah berlalunya Jacob yang berulah, kini Niana maupun Prince bisa hidup jauh lebih tenang. Terlebih, Prince dengan mudah memberikan ultimatum pada pria bertubuh gempal yang berniat merebut istrinya.Dan saat ini keduanya baru saja tiba setelah melakukan perjalanan bisnis yang kesekian kali. Lebih tepatnya Niana yang menemani sang suami, mana mau pria itu pergi sendiri tanpanya. Pun jika ia sedang sakit dan tidak bisa ikut, maka Prince lebih memilih untuk membatalkannya agar bisa merawat sang istri. Baginya, Niana dan sang ibunda adalah 2 manusia yang memiliki tahta tertinggi dalam hatinya.Bicara tentang Ayunda, kini wanita itu sedang sibuk merawat suaminya yang mulai sakit-sakitan. Mengingat usia Bryan yang tak lagi muda membuat semua orang paham dengan apa yang terjadi padanya. Terlebih di masa muda Bryan sudah cukup lelah dengan segala hal yang berbau pekerjaan, pun ia tidak terlalu menjaga kesehatan.Awalnya Bryan ingin meminta cerai pada Ay
Niat hati ingin menikmati waktu santai di tepi danau bersama pria tercinta, gagal begitu saja ketika pria itu tak tahan dengan hasratnya. Alhasil, di sore hari Niana kembali tertidur saking lelahnya permainan yang dilakukan sang suami. Bahkan ketika tubuhnya dibersihkan oleh sang suami ia sudah tak sanggup untuk membuka mata. Prince benar-benar menggempurnya habis-habisan. Setelah membuat Niana nyaman di kamar tidur mereka, Prince kembali pada dermaga danau untuk membersihkan bekas percintaan mereka. Sebenarnya ia pun lelah, namun tak sopan rasanya bekas percintaan yang terlihat begitu kentara dibersihkan oleh orang lain. Ia masih memiliki rasa malu tentu saja.Pria itu tak sanggup menahan kekehan yang keluar dari mulutnya ketika melihat begitu banyak tetesan cairan putih kental di area kursi yang ada pada dermaga. Ia ingat dengan betul bagaimana gilanya ia menggauli sang istri di alam terbuka seperti ini. Rasanya benar-benar nikmat.Selesai dengan urusan
Kabar bahagia datang dari keluarga kecil Jordan benar-benar membuat Niana dan Prince menangis terharu di pagi hari. Hari ini Jordan menghubungi secara pribadi mengenai kabar bahagia mengenai kehamilan sang istri yang baru berusia 3 minggu.Sebagai kadonya, Prince mengizinkan Jordan untuk tidak bekerja selama 1 minggu berturut-turut agar bisa fokus pada masa awal kehamilan Lyly. Sungguh, ia sangat senang mengenai kabar bahagia dari sang sahabat. Tidak menyangka orang yang paling ia percaya akan menjadi ayah dalam beberapa bulan ke depan.Dan sebagai gantinya, satu minggu penuh Prince akan semakin sibuk karena tidak ada Jordan. Meskipun banyak orang yang membantunya, namun duplikat dirinya hanya ada pada Jordan. Pria itu memang seperti dirinya sendiri yang sengaja di belah dua, maka dari itu Prince sangat percaya pada sahabatnya. Begitupun sebaliknya."Jangan nakal ya, Sayang? Aku akan lebih sibuk dari biasanya dan mungkin akan pulang larut malam. Tidurlah t
Kabar mengenai Bryan yang semakin memburuk berhasil mengusik Prince dan Niana. Anak dan menantu itu tentunya tak bisa tinggal diam mendengar orang tua mereka yang semakin hari semakin memburuk. Lebih tepatnya, Prince tak enak pada keluarga besar. Ia bisa saja mengambil cuti beberapa hari untuk menjenguk sang ayah, namun ia terlalu malas. Dan hari ini, dikabarkan sang ayahanda kritis. Prince dan Niana bergegas terbang ke Kanada untuk melihat secara langsung keadaannya. Di dalam jet pribadi yang sedang tuan dan nyonya Gionino tumpangi, terlihat sangat damai dengan kedua pemiliknya yang asyik menyantap makan siang di atas udara. "Apakah kamu menyukai jet ini, Sayang?" tanya Prince pada istrinya. Bahkan, jetnya kali ini telah ia dekorasi ulang demi sang istri. Jika dulu dominan hitam dan gold, maka sekarang ada warna-warna lain membuat mata semakin sedap memandang."Tentu saja, dan aku paling suka kursi pink khusus untukku itu," jawab Niana seraya