Share

Chapter 94 - Balada Patah Hati

Zian kembali memetik senar, mendawaikan nada yang sama untuk ke sekian kalinya.

"Ku menunggu … ku menunggu …"

"Jandamu … huooo … huooo …" koor sumbang kompak terdengar nyaring untuk mengiringi lagu yang dinyanyikan Zian, meski lebih terdengar seperti merusak lagu itu.

"Apa sih yang kalian lakukan disini?" Hardik Zian kesal. Lagu untuk mengungkapkan perasaannya kembali di rusak oleh Nesa dan Kevin.

"Lah? Kami membantu mengiringi lagu mu. Biar terdengar lebih syahdu," kilah Kevin tak terima. Ia merasa tengah melakukan kebajikan.

"Apanya yang syahdu! Kalian malah membuatnya terdengar mengerikan," sergah Zian sambil melempar gitar dalam pelukannya. Semangat yang tadinya menggebu tiba-tiba menguap bagai kuah mie instan yang terlalu lama di atas kompor.

Kevin mendekatinya dan mengambil alih gitar yang teronggok tak berdaya di rumput. "Ayolah, hentikan kegalauan mu ini."

"Lihat, gara-gara kamu. Nesa jadi ikut tak bersemangat padahal tadi dia sudah ngiler melihat apel bergelantungan di pohon.
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status