"Aku meninggalkannya!" "Bagaimana bisa kamu meninggalkannya, Bu?" Tanya Steven terkejut."Ayahmu itu sedang senang memancing... Saat mendapat kabar dari Anastasia, ayahmu sedang di tengah laut. Aku tidak sabar menunggunya kembali, jadi aku tinggalkan saja dia. Seharusnya saat ini ayahmu sedang dalam perjalanan ke Old Coast." "Baiklah bu, kau juga harus beristirahat. Biar aku disini menjaga Brianna.""Steven, ada yang mau ibu bicarakan denganmu.""Ada apa, Bu?""Kandungan Brianna sangat rentan, dan ibu rasa kamu cukup pintar untuk mengetahui kalau suasana hati ibu sangat mempengaruhi janin yang ada di dalam kandungan. Kamu harus menjaga Brianna dengan sangat baik, terutama hatinya. Kau harus buktikan pada Brianna kalau kamu sungguh-sungguh mencintainya.""Baik, Bu. Aku pasti akan melakukannya bahkan tanpa ibu peringatkan, tapi terima kasih, Bu."Brianna tertidur selama beberapa jam, dan saat wanita itu terbangun hari sudah malam. Brianna merasakan sensasi basah dan hangat pada telapa
"Itu adalah salah satu kebodohan terbesar yang pernah kukatakan..." Steven menundukkan kepala dan menggenggam tangan Brianna."Saat aku di luar negeri, aku menjalani suatu pelatihan, dan bertemu dengan Sebastian Garret. Dan sejak saat itu kami berteman baik, bahkan sampai pelatihan selesai. Suatu malam, kami diserang sekelompok orang, dan Sebastian meninggal karena menolongku.""Sebelum meninggal pria itu memintaku untuk mencari dan menjaga adiknya terpisah darinya. Dan adiknya itu adalah Selena.""Karena itulah aku merawat Selena. Aku membiayai semua kebutuhannya dan membantunya menjadi seorang model sesuai keinginannya. Saat kakek menyuruhku menikah, aku sempat berpikir untuk menikahinya untuk membalas pengorbanan Sebastian. Untungnya saat itu aku tidak sampai menikahinya.""Dan kemudian takdir mempertemukanku denganmu lagi, Brie. Aku sempat marah dan frustasi saat kamu meninggalkanku lima tahun lalu, tapi itu sebelum aku mengetahui tentangmu dan ibumu, sebelum aku mengetahui alasan
Royal Pierce Corporation."Siapa nama anak magang itu?""Brianna Hart.""Ya... Brianna. Dimana dia? Sudah beberapa hari tidak kelihatan? Sebenarnya dia masih mau kerja atau tidak sih?" Tanya asisten manajer Christine Sandra saat sedang rapat internal depatemen desain."Brianna mengajukan ijin karena sakit, asisten manajer Sandra." Jawab salah seorang staf departemen desain."Sakit atau sakit? Kulihat anak manja seperti itu memang tidak niat bekerja! Kalau menurutku sih itu cuma alasan saja, dia tidak akan balik kerja lagi. Ayo kita mulai rapatnya."Diam-diam, Arron mengetikkan sesuatu pada laptopnya dan mengirimkan pesan pada Brianna.'Hai Brie. Aku tidak melihatmu beberapa hari ini di kantor, apa semuanya baik-baik saja?'Steven membaca pesan masuk di ponsel Brianna saat wanita itu sedang berada di kamar mandi. Sempat terbersit dalam pikirannya untuk menghapus pesan itu agar Brianna tidak membacanya, namun dia urungkan.Begitu wanita itu keluar dari kamar mandi, Steven dengan sigap m
"Apa?"Arron mematung saat mendengar kalimat yang terlontar dari mulut Brianna."Kamu ha... mil...? Apa aku salah dengar?""Kamu tidak salah dengar, Arron." Brianna menjawab dengan senyum mengembang di wajahnya."Aku bukan sedang sakit, aku hanya sedang hamil. Karena aku hampir keguguran, dokter menyuruhku untuk bedrest, aku bahkan hanya boleh berjalan ke kamar mandi. Jadi, itulah mengapa aku tidak bisa ke kantor." Brianna menjelaskan secara singkat pada Arron, tanpa memberitahu kejadian yang dia alami. "Kenapa wajahmu seperti itu?" Melihat mimik wajah Arron yang masih terkejut, wanita itu tertawa kecil."Ah maaf. Tapi jujur, berita ini memang sangat mengejutkan. Maksudku... bagaimana kau bisa hamil? Eh, maksudku... Kau bilang kalau kamu tidak punya pacar... Tapi sekarang kau... hamil?" Tanya Arron terbata-bata."Aku tidak berbohong. Aku memang tidak punya pacar, tapi aku punya suami, Arron." Tawa Brianna semakin lebar saat mendengar pertanyaan Arron."Apa??? Kamu sudah menikah???"
"Apa yang sedang kamu lakukan?"Steven masuk ke dalam kamar tempat Brianna dirawat dan mendapati istrinya itu sedang duduk menghadap jendela dan konsentrasi menggambar sesuatu, sampai-sampai wanita itu tidak menyadari kehadirannya."Oh, kamu sudah kembali..." Brianna yang terkejut segera berdiri dari kursinya dan menyembunyikan gambar yang sedang dia buat di balik badannya."Hati-hati! Jangan bergerak sembarangan, Brie!""Aku tidak apa-apa.""Apa yang kamu buat, Brie?" Steven mengulangi pertanyaannya lagi saat tidak mendapat jawaban dari Brianna."Tidak... Aku hanya iseng menggambar saja.""Coba perlihatkan padaku." Steven membuka tangannya meminta kertas dari Brianna.Dengan ragu-ragu, Brianna mengulurkan tangannya yang memegang sebuah buku. "Aku merasa bosan dan kebetulan ada buku dan pensil, jadi aku coba menggambar."Steven mengambil buku itu dan mengamati gambarnya, terdapat gambar sebuah gelang yang sangat indah. Steven melihatnya tanpa berkedip, mengagumi desain indah gelang it
"Ya, Diamond Link. Kenapa? Apa ada masalah?""Tidak ada apa-apa, Bu." Jawab Brianna terbata-bata."Kenapa kamu tiba-tiba terlihat pucat, Brie?" Tanya Jeanice khawatir."Bu, Diamond Link adalah perusahaan ayahnya Brianna." Kata Steven dingin. "Ayahnya tidak tahu tentang pernikahan kami. Brianna tidak ingin orang lain tahu, termasuk ayahnya.""Owh... Jangan khawatir Brie! Mereka hanya bertemu untuk urusan pekerjaan. Lagipula ayahmu juga tidak tahu kau bekerja di The Royal Pierce." Jeanice berusaha menenangkan Brianna."Aku harus memperingati Ayah." Steven segera mengambil ponselnya dan keluar dari ruang makan untuk menelepon Ayahnya."Maaf, Bu... Bukannya aku bermaksud menyembunyikan pernikahanku dengan Steven. Tapi aku tidak ingin ayahku mengetahuinya dan nantinya akan mempersulit Steven dan The Royal Pierce." Kata Brianna berusaha menjelaskan pada Jeanice.Jeanice melihat kecemasan di mata Brianna. Wanita itu mengulurkan tangannya dan menggenggam tangan Brianna, dan berkata, "Ibu meng
"Apa? Acara pameran Diamond Link?" Brianna sontak terkejut mendengar perintah dari Christine Sandra."Ada masalah?" Tanya Christine dengan ketus."Ehm... bisakah saya mengerjakan pekerjaan lain?""Kalau kau tidak mau, kau boleh sekalian berhenti bekerja sekarang! Kamu itu sebenarnya niat kerja tidak sih? Baru anak magang, bekerja sebentar sudah tidak masuk 2 bulan. Bahkan kami yang sudah lama bekerja disini saja belum pernah ada yang cuti 2 bulan! Sekarang saya kasih kerjaan, kamu juga tidak mau? Lebih baik saya cari orang lain, masih banyak orang yang mau bekerja kalau kamu tidak mau!"Asisten manajer Christine bersikap dingin pada Brianna. Brianna tidak ingin terlibat dengan segala sesuatu yang berhubungan dengan ayahnya. Tapi tidak mungkin dia menjelaskan alasannya pada orang lain.Brianna bisa saja minta Steven untuk membantunya keluar dari situasi ini, namun akan menimbulkan banyak tanda tanya jika pria itu turun tangan. Brianna tidak ingin asisten manajer Sandra akan semakin tid
Brianna terkejut dengan pertemuan yang tidak terduga itu. Walaupun ini adalah acara yang di selenggarakan perusahaan ayahnya, tapi dia tidak berpikir kalau Richard akan datang melihat persiapan acaranya.Bibir Brianna kelu, tidak bisa bicara. Ingin sekali rasanya wanita itu pergi meninggalkan ayah yang sudah menelantarkannya dan ibunya, tapi kakinya seperti terpaku, tidak dapat bergerak. "Selamat siang, Tuan Hart." Akhirnya Brianna dapat menemukan suaranya setelah diam beberapa saat."Ada yang bisa saya bantu?""Apa yang kamu lakukan disini, Brie?" Tanya Richard dengan canggung. Sudah lama sekali dia tidak bertemu dengan Brianna, namun saat ini wanita itu melihatnya dengan tatapan tajam dan dingin."Aku sedang bekerja. Ada yang bisa saya bantu, Tuan? Kalau tidak ada, saya harus kembali bekerja." Jawab Brianna dengan acuh tak acuh."Oh, lihat ada siapa di sini?" Tiba-tiba Carmen Monroe muncul. "Brianna, lama tidak bertemu... Bagaimana kabarmu, sayang? Tanya Carmen berpura-pura penuh