"Oh, jelas! Saya sangat terkejut. Karena Anda mengumumkan hal penting ini secara mendadak, Tuan Nathan," balas Rowland tidak mau kalah. Rowland berdiri. Dia berjalan menuju bagian depan ruang pertemuan. Alicia menatap pria yang sejak tadi berbicara dengan Nathan. Dia berpikir, 'Wajah Paman Rowland merah padam. Sebagai kaki tangan Harry, dia pasti sangat marah.' 'Sepertinya, Tuan Rowland ingin menjadi seorang tokoh protagonis di sini,' pikir Nathan. "Nath, tidak bisakah kau hentikan semua ini sekarang?" Alicia berjinjit. Dia membisikkan kalimat tanya dan Nathan meresponnya dengan menggeleng. "Lihatlah Pamanmu, Cia!" seru Nathan dengan cara yang sama. "Dia ingin mencari perhatian sekaligus mencari empati dari semua dewan direksi perusahaan." Nathan mengarahkan matanya kepada Rowland. "Dia bukan Pamanku!" elak Alicia, dia mengikuti arah pandangan suaminya. "Aku tidak mengenalnya dengan baik. Namun, dia adalah kaki tangan Harry," lanjut Alicia cepat-cepat sebelum Rowland sampai di h
"Uhmm ...."Nathan membungkam mulut Alicia dengan ciuman bergairah. Pria itu membawa kedua tangan Alicia ke atas kepala istrinya, lalu menggenggamnya erat. 'Aku tidak pernah menyangka, kau yang dingin dan menyebalkan berubah menjadi hangat seperti ini, Nath,' batin Alicia. Alicia memejamkan mata merasakan sensasi sentuhan bibir Nathan yang bergairah.'Kau tidak pernah membalas ciumanku, Alicia. Mengapa?! Apakah kau tidak menikmatinya? Apakah kau tidak ingin aku cium?'Pertanyaan-pertanyaan itu berputar di kepala Nathan. Dia menatap wajah manis istrinya sebentar."Ughhhh ...."Nathan melepaskan bibirnya dari bibir Alicia. Dia membiarkan Alicia menghirup udara sebentar. Nathan melihat Alicia membuka matanya dan bertanya, "Apa?!""Ahh, tiー""Apakah kau tidak menikmatinya?"Alicia salah tingkah. Dia menoleh ke sisi kiri guna menghindari tatapan Nathan yang intens. Nathan meraih dagu Alicia, lalu membawa wajah istrinya ke depan wajahnya. "Alicia, jawab saja pertanyaan aku!" seru Nathan
'Saat itu, aku memang tidak senang melihat kedekatan Alicia dengan pria lain!' gerutu Nathan dalam hati. Dia menghela napas memperhatikan wajah Alicia yang tanpa senyum. 'Entah apa yang merasuki ku sehingga terlihat bodoh di acara pesta ulang tahun perusahaan Czarford Holdings Company!'Nathan berjalan hendak meninggalkan kedua wanita yang bersamanya. Dia berkata, "Saya hanya mencoba menjaga citra baik keluarga Czarford dan bukan hal lain."Nathan melepaskan jasnya, dia hampir mencapai ruang ganti. Namun, kata-kata Ainsley berhasil membuat langkahnya terhenti."Mama akan mengajak Alicia ke St. Petersburg," ujar Ainsley. Dia tersenyum ketika Alicia menatapnya dengan terkejut."Aーapa, Ma? Saーsaya ... saya ....""Tidak!" teriak Nathan memenuhi ruang tidur. "Saya tidak menyetujuinya."Alicia dan Ainsley menatap Nathan. Keduanya sama-sama terkejut.Raut wajah Nathan mendadak tegang. Dia menyoroti Alicia dengan tajam. "Apa masalahnya, Nath?"Nathan tersenyum sinis. "Dia adalah Istri saya. B
"Nenek!" Nathan sedikit berteriak ketika tongkat si wanita menepuk-nepuk pundak kirinya seolah memintanya untuk menjauhi Alicia. Mendapatkan teriakan seperti itu, tentu saja tidak membuat si wanita tua menghentikan tindakannya. "Alicia, Kau begitu murah hati karena telah bersedia menikah dengan pria aneh ini! Ha! Ha! Ha!""Ellena, jangan meledek Nathan di depan Istrinya! Karena dia akan menjadi sangat malu," tegur pria tua yang tidak lain adalah suaminya. "Oh, Pavel! Kau tahu, kan? Saya sangat senang menggodanya!"'Apa maksudnya Nenek dengan kata murah hati?' tanya Alicia mencoba menemukan jawaban. "Selamat siang, Nyonya Ellena! Apa kabar?"Lucky datang menyapa wanita tua yang sedang berbahagia. Kemudian, dia juga menyapa sang tuan besar keluarga Volkov. "Halo, Tuan Besar!"Lucky menetralkan suasana hati Nathan yang semula memanas. Kemudian, dia membungkuk.***"Wow! Ruang tidur ini sungguh sangat luas dan indah!"Alicia sedang berada di sebuah ruangan yang diketahui sebagai ruan
"Nath, kau menyakiti aku!" teriak Alicia hingga membuat kedua pipinya memerah. "Lepaskan tanganku, please!""Tuan, tidakkah Anda merasa melakukan tindakan berlebihan?" tanya Lucky yang merasa kasihan terhadap Alicia. Nathan berhenti di depan pintu ruang tidurnya. Dia tidak langsung membuka pintunya, melainkan menoleh ke arah Lucky. Nathan menghela napas. "Hei, asisten bodoh!" tegur Nathan geram. Dia menggerakkan gigi-giginya. "Jangan ikut campur urusan pribadi Bosmu! Paham?!"Nathan mendelik. Kemudian, dia membuka pintu dengan kasar. Brak!Setelah menarik tangan Alicia untuk masuk bersamanya ke ruang tidur, Nathan lekas membanting pintu. "Ahhhhh!" Betapa terkejutnya Alicia dengan sikap Nathan. 'Apa dia benar-benar marah? Memangnya kesalahan apa yang sudah ku perbuat? Sungguh pria aneh yang kejam!'Ya, itulah julukan baru yang disematkan untuk Nathan dari Alicia. "Apa kau merasa cantik mengenakan pakaian terbuka seperti ini?! Huh?! Di mana harga dirimu, Cia?!"Alicia mengerutkan
"Lucky, apa kau sudah bosan bekerja dengan saya?!" tegur Nathan. Nada ketus itu mulai terdengar lagi sejak dia dan Alicia ke luar dari kamar tadi. Lucky memperlambat langkahnya. Di berseru dari belakang, "Omo! Omo! Omo! Ketampanan Anda akan berkurang 5 poin, Tuan Muda!""Diam dan tutup mulutmu, asisten kurang ajar!"Lagi, Nathan melontarkan kata-kata makian untuk sang asisten. Alicia menghentikan langkah di koridor lantai 2. Dia bertolak pinggang. "Kau yang membuatnya tertawa, Nath! Tidakkah kau menyadarinya? Semua ini karena ulahmu!""Maaf, Nyonya Czarford yang terhormat!" sela Nathan, dia memutar kedua bola mata dengan jengah. "Suami mana yang rela melihat tubuh Istrinya dipertontonkan oleh banyak orang?! Uh?!"'Astaga! Jadi ... itulah alasan Nathan!' pikir Alicia terheran-heran."Omo! Omo! Omo!" Lucky kembali mempercepat langkahnya. "Tuan Muda, Anda benar-benar seorang Suami sejati! Saya bangga dengan Anda!"Lucky menepuk-nepuk bahu kanan Nathan dan tentu saja membuat sang bos na
"Keindahan kota St. Petersburg membuatku terpukau!" Nada rendah itu diungkapkan Alicia ketika dia mengagumi kota St. Petersburg. Meskipun begitu, Nathan tetap bisa mendengarnya dengan jelas kalimat barusan."Apa ini kali pertama kau berkunjung ke St. Petersburg, Cia?"Alicia hampir saja tersedak ketika mendengar kalimat tanya yang ditujukan dari Nathan untuknya. 'Oh, apa ini? Apakah dia barusan memberikan aku sebuah perhatian? Namun, untuk apa?' pikirnya gugup. Alicia meletakkan peralatan makannya. Dia menatap Nathan dengan sungguh-sungguh."Gadis miskin sepertiku tidak memiliki kesempatan jalan-jalan ke luar negeri, Nath. Hmmm ...."Alicia tanpa malu mengakui dirinya miskin di hadapan Nathan. "Tapi kau memiliki darah campuran. Kauー""Ya, aku memiliki darah campuran dari mendiang Ayahku. Namun, aku tidak pernah kembali lagi ke Indonesia sejak beberapa tahun belakangan ...."Alicia menutup kalimatnya dengan nada yang terdengar menyedihkan. Dia menundukkan pandangan. Kemudian, meraih
"Nath, kau berkata kepada mereka untuk membungkus semua barang yang ku sentuh?! Apa kau gila, hah?!"Alicia mengerutkan dahi. Dia mendongakkan wajah menatap Nathan yang hanya melemparkan senyum. "Apa ada yang salah, Nyonya Muda Czarford?"Alicia menyipitkan salah satu matanya dan melemparkan pandangan aneh kepada Nathan. "Ya, salah besar! Aku akan menunjukkan di mana letak kesalahan mu, Tuan Muda pemborosan!"'Hah?! Astaga! Julukan apa lagi yang dia berikan untukku?'Nathan tetap tersenyum. Sikapnya yang tenang membuat Alicia semakin gelisah. "Silakan tunjukkan kesalahan ku, Nona sok pintar!"Tidak ingin kalah dari istrinya, Nathan bertolak pinggang. Suasana di sekitar keduanya begitu canggung. Beberapa pelayan dan pelanggan yang berada di dekat mereka saling melemparkan senyum satu sama lain.Alicia memandangi ke sekelilingnya. Dia merasa ada yang aneh dengan tatapan orang-orang. "Kita hanya pergi berdua dan kau membeli semua barang yang kusentuh. Lalu, bagaimana aku membawanya?