"Aaarrrgh!!!"
Edgar mengamuk.
Dia menghancukan barang-barang yang bisa dia jangkau. Penampilannya bahkan sudah berantakan tidak seperti biasanya.
"Kenapa dia tidak bisa menunggu untuk sebentar lagi?" monolognya.
Karena firasat yang tidak enak, Edgar mengunjungi Navier dan Henry. Sayang, dia tidak menemukan apa pun di ruangan mereka. Hanya sepucuk sura yang dia dapatkan dari staf rumah sakit.
[Aku pergi hanya sementara untuk menenangkan diri. Jangan mencariku karena aku tak akan suka. Akan lebih baik kalau kau mau menundukkan sedikit ego dan menyelesaikan semua dengan cepat. Aku hanya ingin hidup dengan tenang.
Dari istrimu,]
Begitulah isi surat yang dititipkan Navier, dan membuat Edgar kalap.
Dia langsung memukuli setiap orang yang dia temui di rumah sakit. Berdalih jika itu adalah salah mereka karena membiarkan Navier pergi tanpa pamit.
Setelah itu, Edgar mengadu pada Felix. Pria itu bergerak cepat dengan melacak kebera
"Bagaimana pergerakan mereka, Sean?"Navier menemui Sean yang sedang berkutat dengan komputernya.Mereka sudah menempati tempat baru, dan menggunakan idenditas mereka yang baru pula.Sayangnya, perubahan rencana di hubungan mereka. Navier lebih setuju untuk mengatakan jika mereka suami istri yang telah berpisah. Karena itu, Navier dan Sean tinggal di tempat yang terpisah.Hanya sesekali Navier mengunjungi Sean, atau pun sebaliknya. Dan Henry, anak itu tidak banyak bicara dan memanggil Sean dengan sebutan paman."Sejauh ini, tidak ada yang berarti. Nyonya besar dan wanita itu masih diam. Aku tak tahu apakah tuan akan bergerak, atau tidak. Sepertinya, mereka sedang merencanakan sesuatu yang besar.""Kuharap Edgar menyadari pesan yang aku tinggalkan, Sean. Aku tidak mau melhatnya selalu luluh dan berada di bawah kendali ibunya. Sesekali, Edgar perlu diberi pelajaran agar tidak bersikap lunak."Sean membenarkan apa yang diucapkan Navier.
"Hanya mencari tiga orang saja kalian butuh waktu selama ini!? Sean bahkan hanya butuh waktu sehari saja!"Lagi-lagi, Edgar marah pada para bawahannya. Dia kembali mengamuk dan hampir menghancurkan ruangan yang baru saja ditata ulang oleh pekerja lain. Di belakangnya, Felix hanya bisa menggelengkan kepala."Sudahlah, Edd. Mereka tentu tidak bisa semahir Sean. Apalagi musuh mereka juga Sean, kan? Tentu pekerjaan itu tidak bisa terselesaikan dengan mudah. Kalau kau bisa, seharusnya kau menyelesaikan semuanya. Kau tidak bisa terus menerus seperti ini. Mengamuk dan menghancurkan ruangan, sama sekali bukan dirimu!""Tapi Navier dan Henry belum juga mereka temukan. Awas saja, Sean! Kalau kau kembali, aku tak akan memberimu ampun karena telah berani membangkang perintahku!"Ancaman Edgar tentu tidak main-main. Namun, tidak banyak yang bisa dia lakukan.Di sisi lain, Sean tiba-tiba bersin saat memakan mie kuah pedas. Alhasil, wajahnya menjadi berantakan.
Saat ini, James sedang mnghimpun kekuatan. Dia ingin segera membawa kmbali sang cucu, dan juga cicitnya.Pria tua itu memiliki keuntungan karenarumor yang beredar tentang dirinya telah tiada, sudah berlalu begitu lama. Hanya dengan seedikit perubahan, sosoknya sudah tidak ada ynag mengenali lagi.Semua orang benar-benar berpikir bahwa dirinya telah tiada tanpa meninggalkan apa pun. Hanya segelintir saja yang tahu hal apa yang disembunyikan James, hingga membuat Luois dan Fernand memperebutkannya. Sayang, James kehilangan jejak Fernand, sang musuh besar.Mereka semua juga tidak menemukan apa pun dari Fernand, termasuk Sean dan Edgar.Pria tua itu sangat ahli dalam bersembunyi. Mereka curiga jika ada pihak lain yang membantu Fernand bersembunyi, seperti hal-nya James. Namun, tidak ada alasan kuat yang bisa mereka percaya untuk hilangnya Fernand.Sebagai penyamaran dan agar bisa bertindak lebih leluasa, James memakai nama Elegro untuk penyamarannya, d
"Ah, aku sampai melupakan anak itu."James terkekeh. Terlalu lama tidur membuatnya lupa keberadaan seseorang yang sudah banyak membantunya. Juga, orang yang bisa dipercaya selain Jonathan. Hanya saja, dia masih belum percaya secara sepenuhnya pada anak angkatnya itu."Kalau dia di sini dan mendengarnya, mungkin dia akan kecewa padamu."James membenarkan ucapan Jonathan.Dia mengingat kembali sosok muda yang penuh tekad itu. Yang mencintai putrinya dengan tanpa syarat. Bahkan setelah kematiannya, dia masih tidak menyerah dan meminta untuk mendedikasikan hidupnya untuk James.Katanya, untuk persembahan betapa setianya dia pada Elle.Dia, Eris. Pria yang telah menganggap Navier sebagai putrinya sendiri, dan peningalan kekasihnya yang berharga. Meski Navier sendiri pun bukan darah dagingnya.Eris yang memilihnya sendiri, mengabdikan diri untuk keluarga Wyatt, dan berjuang dengan caranya."Dia pria baik kyang menyerahkan hidupnya un
"Er, kau menemukan sesuatu?" tanya James.Eris menggeleng. "Tidak ada pergerakan sedikit pun dari mereka, Dad."Sejak Eris mendeklarasikan diri sebagai anak angkat James, dia memanggilnya Dad.Tak seperti yang terlihat sebagai dokter yang baik hati, Eris memiliki sosok lain yang tidak bisa dia tunjukkan di hadapann publik, yakni kebengisan yang lebih dari James sendiri. Bahkan tanpa diketahui Jonathan, diam-diam James telah mengalihkan separuh kekuasaannya pada Eris.Bukankah di air yang tenang, bisa tersimpan monster yang mematikan?"Aku heran, apa yang disembunyikan Fernand hingga dia bisa diam sampai selama ini.""Informasi terakhir kita hanya terbatas pada wanita yang mendiami salah satu kamar, dan tidak pernah ada yang tahu keadaannya selain keluarga utama.""Kau benar. Apa kau bisa melacak siapa wanita itu?"Eris menggeleg. Dia mengambil sebatang rokok dan menyulutnya. "Terlalu banyak hal yang harus diselidiki. Jika
Sudah dua tahun, tetapi selama itu Edgar sama sekali belum menemukan keberadaan Navier. Tak terhitung jumlah hacker, detektif swasta, hingga aparat kepolisian yang dia mintai bantuan, kembali tanpa hasil.Akhirnya, Edgar memilih menyerah.Dia mengabaikan permintaan Navier, dan malah mencari wanita itu.Padahal sejak awal, Edgar sudah diperingati untuk menyelesaikan hal yang diminta Navier. Sayangnya, Edgar mengabaikan dan memilih mencari.Dan selama itu pula, Edgar sama sekali belum mengetahui jika James sudah sadar dari komanya."Fel, kau tak rindu bekerja di bawah perintah kakekku?" tanya Edgar.Felix yang sedang memilah dokumen di mejanya, menghentikan aktivitas dan menoleh ke arah Edgar. Kemudian , dia bertanya, "Kau mengusirku?""Bukan seperti itu, hanya saja aku kasihan melihatmu yang selalu di sini membantuku tanpa melakukan hal lain. Yah ... siapa yang tahu kau akan bosan berada di sini dan merinduk
"Navier, cinta, kembalilah!" racau Edgar. Wajahnya berantakan karena keingat, air mata, dan cipratan alkohol. Kini, pria berusia kepala empat itu terlihat seperti anak kecil yang sedang kehilangan mainannya. "Kalau kau tidak mau datang padaku, aku akan menubrukkan diri pada truk yang melaju kencang di luar sana." Tangan Edgar merentang, seolah siap menyambut apa yang datang padanya. Setelah Felix meninggalkannya sendirian, Edgar meminum anggur. Hampir semua yang dia minum adalah anggur dengan kadar alkohol tinggi. Jadi, ia sedang mabuk di dalam ruangan tanpa satu orang pun yang mencegah. "Kau ... sudah kubilang ... kubilang diam!!!" Dengan tubuh terhuyung, Edgar menuding gelas bening yang dia pegang. Isinya yang beberapa saat lalu masih utuh, telah tandas. Edgar benar-benar menggila dengan semua minumanya. Dengan kepala yang masih pusing dan kesadaran yang sudah hilang separuh, Edgar masih menenggak minuman di botol ter
"Memang kenapa jika Edgar begitu menyayangiku sebagai ibunya, dan tidak mau melaksanakan perintahmu? Aku yang melahirkan dan membesarkannya, bukan kau! Dan hal itu wajar jika dia melindungiku!" sarkas Cassandra.Wanita itu langsung pergi ke ruang Edgar, begitu salah satu bawahannya memberi kabar jika Navier datang. Dan, dia tidak terlambat untuk mendengar semua pengakuan dari putra dan menantunya."Itu salahmu jika tidak punya keluarga! Kakekmu terlalu serakah dan aku bersyukur dia telah tiada. Ditambah dengan ibumu itu, wanita tidak becus yang hanya bisa menggoda suami orang. Kalau bukan karena kau istri anakku, sudah kubu nuh kau dari dulu!" lanjutnya."Bukannya Anda sudah melakukan itu dari dulu?" tanya Navier.Dia tersenyum sinis melihat sikap angkuh Cassandra yang ditunjukkan padanya. Sudah sejak dulu berusaha untuk menyakitinya, tetapi berkata seolah dia masih punya belas kasih.Sedangkan Edgar, pria itu tengah linglung saat melihat dua wanit