"Apa lihat-lihat?!" sewot Rezan sangat risi ditatap tajam oleh istrinya sepanjang perjalanan menuju restoran. Mereka berencana makan siang di sana usai berkunjung ke kosan Nayla.
Adegan panas yang sempat membuat Nayla kabur dari ruangan kosnya tak berlanjut jauh dari harapan Ratu. Seperti biasa, suami garangnya selalu mengakhiri permainan panas itu dengan menghadiahkan kedongkolan pada Ratu. Sampai saat ini bagian pucuk payudaranya masih sangat nyeri gara-gara gigitan Rezan. Bukannya minta maaf, pria itu malah abai seperti orang tidak punya dosa saja.
"Puting aku sakit, tanggung jawab!"
"Itu kan yang kamu mau?"
"Aku mau bercinta sama kamu bukan mau disakitin kayak tadi!"
"Saya enggak mau bercinta sama kamu," tegas Rezan sambil terus berjalan, kaki jenjangnya membawa langkah pria itu sangat cepat. Ratu hampir kesulitan untuk mengimbangi suaminya.
"Bohong banget, masa enggak mau tapi tadi itunya turn on."
"Mulutnya bisa
Aku happy nulisnya, kalian juga mesti happy bacanya ya. BIntang 5 dan votenya boleh kakakkk... besok kita crazy up lagi ya (insha Allah) he he
"Hhh, cewek gila! Emosi gue kalau lihat dia." "Gimana, lo udah urus apa yang gue minta?" Rezan membuka pembicaraan serius di antara mereka. Melupakan sejenak gangguan yang ditimbulkan istrinya sejak mereka datang ke sana. "Udah, lo tenang aja, gue udah konfirmasi ke pihak rumah sakit di sana perihal rekruitment lo. Cuma ya itu, kalau masalah ngurusin Green Card lo bicarain aja langsung sama lawyer yang bantuin lo nanti, emang lo yakin mau stay selamanya di sana?" "Lo tahu kan gue udah lama mau pergi tapi susah karena Sesilia terus buntutin gue ke mana pun. Dulu aja pas gue mau dinas di Singapura setahun langsung dia gagalin, makanya gue minta bantuan lo buat ngurusin se
"Sungguh hari yang melelahkan," ujar Ratu seraya menghempaskan tubuhnya ke sofa. Ia melempar high heels-nya sembarangan sampai tak sengaja mengenai perut Rezan yang baru masuk ke ruangan itu. Pria itu memunguti high heels istrinya lalu mengetukkan ujung heels tersebut pelam pada kening Ratu. "Aw, sakit!!!" rengek Ratu sambil duduk dan mengusap keningnya. "Sudah saya bilang simpan barang pada tempatnya, jangan asal lempar saja." "Iya kan nanti juga dirapihin, aku mau istirahat dulu, capek setelah seharian ngintilin kamu." "No excuse ya, saya tidak suka kalau tempat tinggal saya kotor dan berantakan. Jangan jorok kalau mau hidup sama saya!" Rezan terus saja mengomel, ceramah tentang pentingnya kebersihan dan hidup sehat. Ratu angguk-angguk kepala tanpa berniat memasukkan petuah pria itu ke dalam kepalanya apalagi hatinya. Terserah dia mau bilang apa. Mata Ratu sudah berat, dia mengantuk namun Rezan bel
"Pagiii suamiku sayang, ganteng banget sih hari ini," puji Ratu ceria, tidak ada angin tidak ada hujan gadis itu bersikap begitu manis pada suaminya. Rezan menatap penuh curiga sambil memegangi sendok dan garpu. Di hadapannya sekarang sudah ada nasi goreng kecap lengkap dengan lauknya yang tampak menggiurkan. "Aku udah buatin nasgor kesukaan kamu, telur mata sapi setengah matang, kecapnya agak banyak, sedikit garam, tanpa micin, dan yang terpenting enggak berminyak. Cobain deh!" Ratu duduk menghadap suaminya, menopang dagu dengan wajah berseri bahagia. Rezan menurunkan pandangannya pada nasi goreng, ia mengalihkan semua kebingungan yang dari benaknya. "Gi
"Permisi Dok, pasien di bangsal Kasih sudah siap untuk cek darah," kata seorang suster sembari memberikan rekam medis pasiennya. "Oke, lima menit lagi saya ke sana." "Baik, Dok, permisi." Rezan memeriksa beberapa dokumen sebelum melanjutkan pekerjaannya. Ia menandai hal yang sudah ia lakukan dan hal apa yang akan ia lakukan setelah memeriksa darah pasien di bangsal Kasih. Tok tok tok! Ketukan pintu terdengar, Rezan mempersilakan masuk dan sedetik kemudian dia langsung menyesal menyuruh orang itu masuk. "Sepertinya Anda salah ruangan Nyonya, ini bukan tempat periksa kandungan," kata pria itu menyindi
Berita hangat tersebar hari di kampus hari ini, Geva dan Raina--ketua Menwa yang begitu terkenal dikabarkan resmi berpacaran. Untaian patah hati mengalir deras dari para penggemar Geva. Mereka masih tidak rela jika ada perempuan yang berhasil memiliki hati Geva sepenuhnya. Satu di antara puluhan mahasiswa yang sedang dilanda sakit hati adalah Brenda, bucin sejati Gevariel sejak semester pertama. Gadis itu merengek sambil memakan sukro yang dibelikan Nicole. Di sana juga ada Nayla, yang dengan sekuat tenaga menahan emosinya untuk tidak terpengaruh dengan kabar yang beredar. Mati-matian ia berusaha untuk tidak cemburu karena sampai kapan pun Geva tidak pernah menganggapnya ada. Nayla hanya boneka yang akan dimainkan ketika Geva ingin, tidak lebih tidak kurang. "Sakit banget ya ampunnn, kenapa bisa sama Raina sih? Enggak terduga banget, kapan coba kak Geva dekat sama Raina? Mereka kan sama-sama sibuk, kok bisa ketemu. Hancur-hancur hancurnya ini hati, huaaa."
“Arghhh ... Sakit ... Geo jangan tarik rambut aku terlalu keras!!!" Saat ini Ratu sedang menjadi kuda-kudaan bagi keponakan suaminya. Anak itu datang tadi sore bersama Sesilia, bukan hanya sekadar berkunjung ternyata Sesilia juga bermaksud menitipkan Geo pada Rezan dan Ratu selama dua sampai tiga hari ke depan. Wanita itu akan pergi ke luar negeri untuk menemui suaminya karena ada urusan penting yang tak memungkinkan Sesil membawa anak. "Ayo cepat jalan kudaaa ... hush hush hush!" titah anak itu sambil goyang-goyang di atas tubuh Ratu, memaksa kuda jadi-jadiannya untuk segera jalan. Ratu sudah sangat lelah, semua pekerjaan rumah terbengkalai karena kehadiran anak ini. Sungguh merepotkan. Dugaan awal Ratu benar, Geo persis seperti pamannya yang hanya bisa menyiksa Ratu. "Wah, lihat! Di sana ada monster laba-laba, ayo kudaaa, kita harus segera menangkap dan mengalahkannya. Serang!!!" teriak Geo sambil menendang bokong Ratu dengan kakinya, sudah jelas in
"Heiii, jangan masukan kentangnya bulat-bulat!" omel Ratu ketika melihat Rezan memasukkan satu kentang yang sudah dikupas ke dalam panci berisi air mendidih. "Katamu tadi masukan kentangnya," kata Rezan dengan ekspresi tanpa dosa. Ratu memejam sambil memegang dadanya, menanam kesabaran lebih banyak untuk menghadapi suaminya ini. "Maksudku kentangnya dipotong dulu, baru masukan! Masa kamu mau makan kentang sebesar itu dalam sekali suap, memangnya mau?" "Nanti bisa dipenyetkan dengan dicobek, dibuat perkedel, mudah bukan?" "Tapi kita bukan mau masak perkedel ... ih, gemes. Udah sana kamu tunggu aja di meja makan."
Ratu dan Rezan kembali ke ruang TV, duduk bersisian sambil memandangi televisi mati. "Ada apa?" kata Ratu membuka percakapan. "Tadi pagi Laras menemui saya," Rezan menggantungkan ucapan, "Dia memberi saya sebuah flash disk berisi video kamu," tambahnya menoleh ada Ratu. Gadis itu mengernyit. "Video apa?" "Video kamu yang sedang menelepon seseorang sambil membahas hutang. Apa ini alasan kamu meminta uang 10 juta pada saya waktu itu?" Teg! Jantung Ratu tertembak, ia khawatir Rezan akan memarahinya dan meminta kembali uang 10 juta yang sudah pria itu berikan.