Share

Part 4

Syila terbangun di tengah malam, ia sangat kehausan karna air minum yang disediakan oleh Ningrum telah habis. Syila melangkah pergi keluar kamar hanya sekedar mengambil minum, namun langkah nya terhenti ketika melihat sebuah ruangan di paling ujung dalam kondisi lampu yang masih menyala.

Syila penasaran, siapa seseorang yang berada di dalamnya?

Ceklekk!!

Dengan hati-hati Syila menutup kembali pintu yang telah ia buka.

"Tak ada siapa pun disini, tapi kenapa lampu nya masih menyala?" Syila berjalan pelan mengitari ruangan, ruangan ini seperti ruangan kerja. Karna ada sebuah laptop yang masih menyala diatas meja, lalu tumpukan buku yang berbaris rapi di dalam rak.

"Apakah ini ruangan kerja Manusia terkutuk itu?" gumam Syila

Sebelum ia kembali ke kamarnya, Syila memutuskan untuk melihat buku-buku yang terpampang di dalam rak. Tapi pandangan Syila teralihkan pada sebuah laptop yang masih menampilkan sebuah Video seperti nya baru saja di tonton oleh pemiliknya. Syila yang penasaran dengan video itu langsung menekan tombol play untuk memutar kembali tayangan video itu.

Mulut Syila ternganga ketika melihat tayangan seorang pria dan wanita sedang melakukan adegan dewasa. Ini merupakan pertama kalinya Syila melihat tontonan seperti itu, hal ini membuat dirinya merinding.

"Sedang apa kau disini?" tanya seseorang yang suara nya sangat Syila kenal, yaitu Alex.

Syila membeku seketika, ternyata benar dugaan nya bahwa ruangan ini adalah milik Alex. Dengan cepat Syila menekan tombol stop agar Video tersebut berhenti.

"Ma-af. Aku kira ruangan ini bukan milikmu," ucapnya menunduk

"Apakah kamu menikmati juga video itu?" kini wajah Syila sangat dekat jaraknya dengan Alex, ia begitu kesulitan meneguk saliva nya sendiri. Wajah tampan di hadapan nya itu, sanggat menggodanya. Mata Syila terfokus pada bibir Alex yang terlihat lembab dan basah, dengan susah payah Syila menghapus pikiran kotornya dengan menggelengkan kepalanya beberapa kali.

"Jadi, kamu yang menonton video menjijikan itu!!"

"Menjijikan? Kamu mengatakan itu karna kamu belum merasakannya, jika sudah. Saya jamin kamu akan merengek meminta nya lebih!" bisiknya pada Syila, membuat Syila bergidik ngeri dan memundurkan langkahnya.

"Dan apakah kamu kemari untuk menggoda saya?" pandangan Alex menyoroti pakaian tidur Syila yang tipis dan agak menerawang, seperti lingerie.

"Hah, menggoda?? Haha, tidak mungkin!!" Syila belum menyadari apa yang Alex perhatikan.

"Sebaiknya kau pergi sekarang, sebelum saya melakukan hal yang tak pernah terlintas di kepalamu!!" bisik Alex tepat di telinga Syila.

Syila akhirnya menyadari jika Alex tengah menyoroti bagian tubuhnya. Spontan Syila menutup bagian tertentu dengan kedua tangannya.

"Berhenti memperhatikan nya!!" dengan lantang Syila berucap.

"Untuk apa berhenti, sayang jika tak di nikmati!! justru saya menikmati karna saya tak pernah mendapatkan darinya! " Alex memajukan langkahnya semakin dekat dengan Syila.

"Maksudnya?" tanya Syila tak mengerti

"Jadi, kamu ingin tetap disini?" Alex mengalihkan pembicaraan, belum saat nya Syila mengetahui tentang nya.

"Hehe, maaf aku harus kembali ke kamar ku. Maafkan aku telah mengganggu mu, permisi." Syila melangkahkan kaki nya perlahan meninggalkan Alex, namun Alex justru meraih lengan Syila dan menariknya tepat di hadapannya.

"Lepaskan!! Aku ingin kembali ke kamar."

Karna kesal tak kunjung dilepas, akhirnya Syila menggigit kecil lengan Alex agar dirinya terlepas dari genggaman Manusia terkutuk itu. Benar saja, hal itu membuat Alex melepaskan nya. Syila langsung berlari terbirit-birit meninggalkan Alex di ruangannya.

****

Ningrum membuka tirai jendela sehingga sinar matahari kini masuk kedalam kamar Syila. Syila yang masih mengantuk merasa sangat kesal akan perilaku Ningrum pagi ini.

"Aku masih mengantuk, Kak Ningrum. Tutup kembali tirai itu!" pinta Syila dengan mata yang masih tertutup.

"Non Syila harus segera bangun. Apa Non lupa kalau hari ini, hari pertama Non Syila bekerja di perusahaan?"

Tanpa aba-aba Syila langsung duduk di atas tempat tidur.

"Aku lupa Kak! Belum terlambat,kan?" tanya Syila panik.

"Be…." Belum juga Ningrum selesai menjawab, Syila sudah lari terbirit-birit ke kamar mandi.

"Kak Ning, bantu siapkan pakaian yang akan Syila pakai ke tempat kerja, ya. Maaf, kak!" teriak Syila dari bilik kamar mandi.

Sepuluh menit kemudian, Syila keluar dari kamar mandi dengan tubuh menggigil.

"Kak Ning, semalam kakak menyediakan air panas untukku tapi kenapa hari ini bukan air panas? Syila kedinginan bukan main kak, hiiii!"

"Di pagi hari kita harus mandi dengan air dingin, agar aktivitas kita di pagi hari merasa segar dan tidak mengantuk," ujar Ningrum sembari mengambil pakaian yang akan dipakai oleh Syila. "Ini pakaiannya, Non. Setelah itu saya akan bantu untuk merias sedikit wajah Non Syila."

Setelah mereka berdua berkutat di dalam kamar, akhirnya Syila turun untuk sarapan sebelum berangkat bekerja.

"Manusia terkutuk itu kemana, Kak Ning?" tanya Syila disela-sela sarapannya.

"Tuan sudah berangkat kerja lebih dulu non. Tapi tadi Tuan menyampaikan bahwa Non Syila akan diantar jemput oleh Pak Asep.”Syila beralih menatap Pak Asep lalu tersenyum dan Pak Asep memberikan salam dengan sedikit menunduk. “ Nah ini, kenalkan Non ini yang bernama Pak Asep."

"Ah, perutku sudah kenyang. Ayo, Pak! kita berangkat bekerja. Kak Ning dan Kak Ayu, Syila pergi dulu ya! Nanti malam, Syila pengen dimasakin udang saus tiram, ya Kak Ayu. Bye-bye! "

Syila pergi bekerja diantar oleh asisten nya hanya sampai ambang pintu apartemen.

Di perjalanan Syila hanya memandang jalanan dari arah jendela, jalanan yang sangat ramai dipadati oleh orang-orang yang akan memulai aktifitas seperti dirinya. Sebenarnya Syila pun memikirkan kondisi Nenek nya di desa, tapi apa daya ia belum bisa pergi kesana ingin rasanya dia berkunjung kesana.

"Non, sudah sampai," seru Pak Asep. Syila tak menyadari jika mobil yang ia naiki sudah berhenti tepat di parkiran sebuah gedung yang sangat menjulang tinggi.

"Wahh cepat sekali Pak! Rasanya baru saja saya naik sudah sampai lagi. Terima kasih ya, Pak. Doakan saya semoga berhasil, Pak!"

"Semangat, Non!" Pak Asep memberikan semangat pada Syila, Syila tersenyum senang melihat Pak Asep yang menyemangati dirinya.

Langsung saja Syila berjalan ke arah lobi, tapi ia terlihat bingung. Ia harus menemui siapa? dan ia bekerja di bagian apa?.

"Selamat pagi non Syila, " sapa Irfan asisten pribadi Tuan Alex.

"Ah, syukur deh ada Kak Irfan. Syila bingung Kak, Syila harus gimana hari ini? "

"Nah, untuk itu mari ikut saya, Non."

Irfan melangkahkan kakinya dan menunggu antrian untuk masuk ke dalam lift. Syila hanya mengekor kemanapun Irfan pergi. Lift berhenti di lantai 18. Irfan terus berjalan menyusuri lorong hingga berhenti tepat di satu ruangan yang bertuliskan Label 'Divisi Accounting & Finance'.

"Kak, serius Syila mau dikerjakan di posisi ini, Syila hanya tamatan SMA loh?" tanya syila ragu. Ia tahu diri dengan latar belakang pendidikan yang ia miliki, tidak mungkin bisa mendapatkan posisi yang tinggi. Bahkan, Syila berpikir bahwa Alex akan menempatkan dirinya di office girl, karena posisi itu yang paling cocok untuknya.

"Dicoba aja dulu untuk beberapa minggu. kalau memang Non mampu, ya lanjut. Kalau memang tidak mampu, maka nanti akan kita mutasi lagi ke divisi lain," jelas Irfan sebelum masuk kedalam ruangan lalu menemui Bu Maya Manager Accounting.

"Selamat pagi, Bu Maya."

"Pagi! Eh, Pak Irfan." Bu Maya refleks beranjak dari kursinya lalu merapikan pakaiannya.

Irfan merupakan salah satu karyawan yang sangat disegani oleh karyawan lainnya, salah satu alasannya karena Irfan adalah asisten pribadi nya Tuan Alex.

"Saya titipkan satu karyawan untuk ditempatkan di posisi staff admin menggantikan yang mengundurkan diri beberapa hari yang lalu. Namanya Assyila. " Irfan mempersilahkan Syila untuk masuk ke dalam ruangan.

"Oh iya baik, Pak. Dengan senang hati kami akan menerimanya."

"Baiklah, Syila kamu mulai hari ini bekerja di divisi ini ya sebagai staff admin. Nanti untuk jobdesknya akan diarahkan oleh Bu Maya atau staff lainnya, kalau begitu saya permisi," pamit Irfan.

"Sebentar ya, Syila. saya akan panggilkan dulu partner kerja yang akan menemani kamu," ucap Bu Maya ramah.

Tidak lama terdengar langkah kaki memasuki ruangan.

"Permisi Bu, ada yang bisa saya bantu?" tanya seorang perempuan yang baru saja masuk.

"Vio, kenalkan ini Assyila, staff baru kita. Tolong kamu temani dia dan arahkan dia sesuai job yang sudah disesuaikan, ya," pinta Bu Maya.

"Oh, iya siap, Bu. Mari Mbak, saya antarkan ke meja," ajak Vio.

Syila hanya manut mengikuti perintah dari atasan ataupun rekan seniornya.

"Sebelumnya terima kasih, Bu Maya," ucap Syila yang hanya direspon dengan senyuman.

Di hari pertama, Syila diberi kesempatan untuk berkenalan dengan rekan satu divisi. Lalu diberi arahan mengenai job yang akan Syila kerjakan, Syila cukup senang karena Vio mengarahkan semuanya dengan ramah dan juga sabar.

.

"Gimana sudah aman, Fan?" tanya Alex pada asistennya di ruang meeting.

"Aman terkendali Tuan, dia anak yang penurut jadi tidak ada masalah sama sekali," jawab Irfan.

"Syukur ,deh! Gue cuman takut dia bikin ulah di kantor ini." Alex menyandarkan tubuhnya di punggung kursi.

"Gue sih jamin, dia gak akan bikin ulah kalau memang gak ada yang mulai duluan," imbuh Irfan. "Gimana Sarah, Lex? Apa dia tahu tentang pernikahan lo sama Syila?" tanya Irfan.

Irfan memang asisten pribadi Alex tapi ia juga sahabat karib Alex. Sehingga ketika hanya mereka berdua, mereka berbicara layaknya seorang sahabat.

"Dia belum tahu. Gue juga gak bisa bayangin, kalau dia sampai tahu ini semua, akan seperti apa reaksinya."

"Sebenernya lo itu cinta kagak sih sama Sarah, Lex?"

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status