Share

Kedatangan Fatma

Hilbram termenung menatap kosong hadapnya untuk menunggu panggilannya bisa tersambungkan cepat. Ketika, ponselnya berdering dia segera mengambil benda itu dan mengupingnya.

“Maaf, Tuan! Pak Rahman sedang menjemput anak dan pengasuhnya di bandara,” suara Damian, sekretarisnya di Qatar terdengar.

“Kau tidak bisa menghubunginya?” Hilbram sedikit kesal, sejak kapan dia harus menunggu jika harus menghubungi asistennya?

“Kalau saya bisa menghubungi beliau, tentu sudah saya sampaikan apa yang Tuan inginkan!” Damian masih mencoba menjelaskan.

Hilbram terhenyak dan tidak mengerti dengan jalan pikiran Rahman. Sepertinya pria itu sudah mulai menunjukan taringnya untuk bisa melawannya perlahan. Hilbram harus memikirkan banyak kemungkinan dan cara agar bisa memahami Rahman dengan baik.

Dibanding Rahman yang sejak kecil sudah membersamainya, Hibram sama sekali tidak memiliki kewajiban untuk mengerti dan memahami orang yang sejak dulu melayaninya itu. Rahmanlah yang punya kewajiban memahaminya.

Na
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status