"Apa, Kak Raka kembali? Lalu bagaimana dengan Kak Zack. Apa dia mengetahui hal ini, Kak?" Celine menggeleng.
Jesica yang sudah mengenal Raka sebelumnya ikut terkejut saat Celine mengatakan kalau kekasihnya itu kembali.Sudah bisa di bayangkan seandainya Zack tau siapa laki-laki itu, tentu dia tidak akan tinggal diam."Astaga, Kak. Lalu bagaimana jika Kak Zack! Aku tak bisa membayangkan kalau dia akan marah pada Kakak.""Aku pun bingung, Jes. Kakak tidak tau apa yang musti Kakak lakukan."Lamanya mereka mengobrol Jesica pamit untuk pulang. Zack menyuruh Jony untuk mengantar adik iparnya sampai di rumah."Pastikan dia pulang dengan selamat, Jony.""Siap, Tuan," jawab anak buah itu singkat.Bosan di luar dia masuk ke dalam dan mendapati Marcel sedang mengemasi barangnya dengan Veronica.Rasanya Zack enggan untuk menanyakan kalau Veronica tidak menyapanya lebih dulu."Zack, apa kamu tidak ke kantor"Celine, kau mau kemana? Pagi ini kau terlihat cantik sekali.""Aku mau mendatangi acara kelulusan sekolah Adik'ku Jesica, Bu. Dan aku sudah minta izin pada Tuan, kemaren?""Oh, ya sudah. Kalau begitu kau hati-hati di jalan.""Kalau begitu aku pergi sekarang." Usai mencium pipi mertuanya, Celine bergegas untuk pergi.Tak lama setelah kepergiannya, Zack turun dengan pakaian formal sambil menenteng tas kerjanya."Pagi Mah.""Pagi Zack, hari ini kau ke kantor?" "Iya, ada beberapa meeting yang harus aku hadiri hari ini."Veronica senang putranya mulai aktif kembali di kantor, sementara Jony sudah menunggu majikannya di luar."Aku pergi sekarang, Mama jangan lupa minum obatnya! Aku tidak mau jika Mama sakit kembali!""Kau tidak perlu menghawatirkan soal itu, Zack. Pergilah."Pada kenyataannya di kantor Zack tidak bisa fokus dengan pekerjaannya, dia masih saja membayangkan kejadian kemaren
"Aku mencintaimu, Celine!""Tapi aku mencintainya!"Duar!Langkah Zack terhenti seketika saat mendengar pernyataan dari mulut istrinya, hati yang semula bergemuruh mendadak lemah saat tau kalau ternyata meraka tidak seperti apa yang sedang dia pikirkan."Apa? Kau bohong! Kau hanya mencintaiku, aku tau itu.""Dia suamiku! Dan aku mencintainya!"Duar!Bagaikan di sambar petir untuk yang kedua kalinya untuk Zack dan Raka. Betapa terkejutnya meraka dengan pengakuan wanita ini."Sialan! Tidak ada yang boleh mendapatkan-mu sekalian aku!""Argh!"Tap!Celine berteriak sambil menunduk saat Raka mulai mengangkat tangannya kembali. Namun tangan itu tidak kunjung menyentuhnya.Celine memberanikan diri untuk mendongakkan wajahnya dan ternyata ..."Tuan!" .m..mm?..."Tidak akan ku biarkan tangan kotor ini menyentuh istriku!"Euh!Zack mengibas tangan Rak
"Perkenalkan, namaku Greta. Siapa namamu, tampan?" Marcel memicingkan matanya saat dia menyebut namanya.Nama itu serasa tidak asing baginya, ingatan dia flash back ke satu bulan yang lalu di mana Marcel dan teman-temannya berkumpul, Meraka membicarakan tentang wanita ini."Oh, jadi wanita ini yang namanya Greta?" gumamnya dalam hati.Cerita dari teman-temannya membuat dia penasaran sebinal mana wanita ini sampai bisa mengeruk semua harga Fayas sampai habis tanpa sisa."Aku Marcel. Senang berkenalan denganmu, Nona Greta.""Marcel. Mana yang bagus. Senang berkenalan denganmu, Marcel." Greta melirik Marcel dengan tatapan yang berbeda."Sepertinya laki-laki ini kaya raya, tidak ada salahnya jika aku mendekatinya," gumamnya dalam hati."Astaga, ternyata kita mempunyai selera yang sama. Kau menyukai Domaine de la Romance Conti 1990 dan aku pun sama." Greta menuang sendiri wine itu kedalam gelas dan meminumnya."Ngomo
"Selamat siang, tampan. Akhirnya aku bisa bertemu lagi denganmu. Aku lupa menanyakan di mana alamat rumahmu untung saja aku ingat dengan perusahaanmu ini."Tanpa canggung sedikitpun wanita itu berjalan dan memeluk Marcel dari belakang."Greta, mau apa kau kemari? Hari ini aku sangat sibuk. Banyak sekali pekerjaan yang harus aku selesaikan.""Astaga, segitunya kau, Marcel. Kau pasti belum minum kopi hari ini, biar aku buatkan kopi susu untukmu."Greta seperti tau kalau Marcel memang belum sempat untuk minum apapun. Dari bangun tidur dia memburu waktu agar cepat sampai di kantor mengingat banyak pekerjaan yang terbengkalai.Dengan langkah genitnya Greta menuju dapur dan membuatkan kopi susu hangat untuk Marcel."Aku tidak akan melepaskan-mu begitu saya, Marcel. Hari ini kau harus menjadi milik'ku!"Dia tampak mengambil sesuatu dari dalam tasnya dan menuangkan sedikit cairan dari botol kecil kedalam kopi tersebut.
"Selamat siang, Tuan muda Welyoston, senang bertemu dengan anda."Tuan James adalah klien bisnis dari jaman mendiang papanya Marcel dulu. Dia menarik semua saham setelah Melky Smith Welyoston meninggal dunia karena takut perusahaannya tidak ada yang mengurus. Terakhir Tuan James melihat Marcel dan kedua anak Melky yang lain yakni Zack dan Granella dari saat mereka masih kecil-kecil.Setelah mendengar kabar dari sosial media kalau ternyata pemilik Smart Global Corpotation ternyata anak teman lamanya, dia kembali berniat untuk mengajak kerja sama."Senang bertemu dengan anda, Tuan James." Marcel mengulurkan tangannya mengajak Tuan James berjabat tangan dan di balas olehnya."Mari, mari, silahkan duduk. Kita bisa bicara sambil minum-minum di sini?" Marcel mengangkat bahunya seolah tidak keberatan."Aku mengenal Papamu dari dulu. Kalau tidak salah, perusahaan Papamu itu bukan cuma satu. Tapi ada 2 yang lain, apa keduanya masih berja
"Mau apa kau di situ?""Tidur, Tuan.""Sudah ku bilang berhenti memanggilku dengan sebutan Tuan, apa kau masih belum mengerti?" pekik Zack sambil menepuk-nepuk kasur di sampingnya.Celine tau apa maksud dari suaminya itu, tapi dia masih gugup karena belum terbiasa tidur satu ranjang dengan suaminya.Kendati demikian, dia tetap saja menghampiri dengan ragu di sertai senyuman kecil salah tingkah."Mulai malam ini tidak ada lagi yang namanya tidur di sofa! Kau akan tidur di sini bersamaku." Tangan Zack meraih tubuh Celine."Eh, sesesese! Se-sebentar, Tu-Tuan, aku ...em ..., aku. Aku mau ke toilet sebentar, iya ke toilet." Betapa gugupnya Celine dengan perlakuan Zack. Akankah malam ini menjadi malam pertama untuk mereka? Setelah beberapa malam tergagalkan dengan berbagai macam alasan.Celine berjalan cepat ke dalam kamar mandi, sedang Zack terlihat mengedipkan matanya cepat seolah tidak sabar ingin bercinta dengan
Setalah mencintai istrinya dengan tulus wanita itu memang seperti membawa keberuntungan untuk Zack.Beberapa klien menawarkan untuk kerja sama dan menaruh saham di perusahaannya yang membuat Galaxi Corpotation semakin maju pesat, bahkan namanya sudah melambung ke berbagai manca negara.Zackly Welyoston sebagai direktur utama di perusahaan itu mendadak terkenal sebagai pengusaha terkaya di kota New York. Tak jarang wartawan datang untuk mencari informasi terkait bisnisnya yang booming."Selamat Tuan muda, Selamat. Akhirnya anda bisa memajukan kembali perusahaan yang sempat terbengkalai," ucap salah satu teman bisnisnya."Terima kasih, Tuan Jeno. Ini semua berkat doa istriku! Dia selalu mendukung apa yang aku lakukan selama dalam batas kewajaran.""Wah, sepertinya ada begitu Sayang dengan istri anda, Tuan? Bagaimana kalau nanti malam saya undang anda dan istri anda untuk makan malam di rumah kami?" Zack terlihat diam memikirkan.Se
"Akhirnya Kak, kau miliki juga saham itu. Aku sempat panik saat menunggumu datang! Untung Kakak datang di saat yang tepat."Saat mc mengucapkan hitungan yang ketiga, saat itu juga Zack datang sambil mengangkat tangan.Semuanya spontan menoleh ke belakang pada seseorang yang berteriak di dalam kesunyian dalam suasana tegang.Ternyata Zack. Andai kurang satu menit saja dia terlambat, sudah bisa di pastikan kalau saham itu akan jatuh ke tangan Tuan Lee.Rezeki sepertinya masih berpihak pada keluarga Welyoston."Kau tau Granella. Aku berlari dari lampu lalu lintas ke auction market.""Apa?" Granella membelalakkan matanya."Jalanan macet. Apa kau pikir aku akan cepat sampai di sana dalam waktu yang sesingkat itu?" Memang benar apa yang di katakan oleh Zack, sedang Granella saja sudah pasrah saat itu.Berlari akan mempercepat perjalanan Zack dari pada berdiam diri di tengah kemacetan. Kakak beradik itu pulang bersama dengan sangat senang."Akan ku katakan berita baik ini pada, Mama. Mama! Ma