"Shit! Sial, sial!"
Bugh!Bugh!Bugh!Di dalam mobil Zack terlihat frustasi sambil memukul-mukul setir mobilnya sendiri.Rupanya dia mendatangi sebuah bar untuk menghilangkan rasa stresnya.Memesan beberapa botol minuman yang sudah lama dia tinggal sebelumnya.Dari semenjak mencintai Celine, Zack terlihat sudah menjauhi minuman keras itu namun penyakitnya kini kambuh lagi setelah wanita itu datang."Untuk apa kau datang kemari? Untuk apa kau hadir di saat aku mulai mencintai istrimu!" gumamnya dengan suara khas orang mabuk."Kau tak tau bagaimana rasanya saat aku kehilanganmu. Kau tidak tau bagaimana rasanya saat aku pusing mencari-mu. Dan mau tidak tau bagaimana aku berproses untuk mencintai Celine sampai saat ini."Dia terus saja bicara sendiri. Sesekali ada yang menyapanya Zack hanya mengangkat tangannya.Sampai tengah malam Zack berada di tempat itu, rasanya enggan untuk pulang. Di"Pagi Mah.""Pagi, kalian sudah bangun? Zack kau sudah rapi sekarang?"Zack dan Celine menghampiri Veronica di meja makan untuk sarapan."Iya Mah, hari ini aku sangat kacau. Aku membawa lemburan pulang ke rumah, tapi nyatanya tidak aku kerjakan, ck!""Tapi tidak harus selesai hari ini bukan, Zack?""Memang betul Mah, tapi kalau tidak aku kerjakan maka akan semakin menumpuk tugas itu." Veronica mengangguk mengerti."Kalau begitu aku berangkat sekarang. Doakan aku agar pekerjaan ini cepat selesai, dan aku pulang menemui-mu Baby. Cup!" Satu kecupan mendarat di kening sang istri di depan Veronica yang tersenyum melihat keromantisan mereka.Celine membelalakkan matanya karena malu pada mertuanya itu, Zack tau kalau istrinya ini salah tingkah tetapi semakin istrinya merasa malu, dia semakin puas menggodanya."Ya sudah kau hati-hati Zack, jaga dirimu baik-baik."Usai sarapan seperti biasa, Celine mengantar su
"Astaga, kita tidak seharusnya berbuat seperti ini lagi. Fuck shit!" Zack segera memunguti semua pakaiannya yang tercecer di sembarang tempat.Dengan tubuh polosnya dia segera ke kamar mandi untuk merapikan diri. Sementara dengan bangganya Greta duduk mengangkang sambil tersenyum melihat Zack yang kebingungan."Greta kemasi barang-barang-mu dan segera pergi dari sini! Bagaimana jika ada staf yang melihat kit?"Kenapa Zack baru tersadar sekarang! Kemana dia di saat wanita itu menggodanya barusan sampai mereka melakukan hubungan badan di atas sofa."Kau tidak perlu panik seperti itu, Zack. Yang kita lakukan ini atas sadar suka sama suka. Aku mencintaimu, dan kau mencintaiku. Semua orang juga tau itu."Sama halnya dengan Zack, Greta pun memunguti satu persatu bajunya dan segera ke kamar mandi.Sementara Zack duduk di kursi kerjanya dengan keadaan bingung, menyesal, memang ada rasa penyesalan tetapi wanita itu memang yang selama ini
Bercak merah yang menempel kontras di kemeja putih yang semula Zack kenakan membuat perasaan Celine mendadak tak karuan.Dirinya bertanya-tanya dalam hati apa yang suaminya lakukan di luaran sana. Tetapi Celine tidak mau berburuk sangka sebelum menanyakan langsung padanya.Dari sikap Zack yang sedikit berbeda membuat Celine mulai curiga kalau ada yang tidak beres dengan suaminya itu."Tidak, tidak. Aku tidak boleh berfikir seperti itu. Aku yakin kalau Honey setia terhadapku!" Celine menggeleng menepisnya. Dia memilih keluar kamar untuk menghilangkan rasa sesak di hatinya.Namun ketika dia menuruni tangga istana, Celine mengerutkan alisnya saat melihat Veronica yang tengah siap untuk pergi.Celine mengerutkan alisnya dan beranggapan kenapa kebetulan sekali, apa yang sedang mereka sembunyikan darinya?"Ibu, kau mau kemana?" tanya Celine sambil menuruni tangga istana."oh, Celine aku mau keluar sebentar. Apa kau mau menitip
"Kau mau bicara apa, Honey? Kenapa sepertinya kau ragu?""Aku, em ..., aku lapar. Bisakah aku minta tolong ambilkan makanan untuk'ku, Baby?" Celine tersenyum."Ya Tuhan, aku kira ada apa, jadi kau lapar? Tunggu sebentar, biar ku ambilkan makanan untukmu."Di saat Celine turun ke lantai dasar untuk mengambil makanan, saat itu juga ponsel Zack berdering di dalam kamar. Zack hanya melirik, melihat nama yang tertera di layar ponselnya membuat dia malas untuk mengangkatnya.Namun panggilan itu menjadi pesan setalah beberapa kali berdering tapi tidak ada jawaban dari Zack.[Aku tau kau mendengar panggilan dariku! Dan aku tau kau pasti baca pesanku ini. Nanti malam aku tunggu kau di rumah. Ada yang harus kita bicarakan.][Dan kau harus datang, jika tidak aku yang akan datang ke rumahmu!]Pesan berusia ancaman itu membuat Zack semakin pusing."Astaga, mau apalagi Greta, bukankah sudah ku peringatkan untuk pergi dari keh
Greta tersenyum saat membukankan pintu dan Zack berdiri dengan gagahnya di hadapannya.Dia berfikir kalau menaklukan pria tampan ini bukan perkara yang sulit, hanya dengan sedikit ancaman Zack pasti menuruti apa yang dia inginkan.Zack kesulitan untuk menelan salivanya sendiri saat wanita seksi itu berdiri hanya mengenakan lingerie transparan berbahan satin tipis."Akhirnya kau datang juga, Sayang," ucap Greta sambil berkacak satu tangan sementara satu tangan yang lain bertumpu pada pintu yang di buka."Mau apalagi kau memanggilku kemari?" Walau wanita ini terlihat begitu seksi namun Zack berusaha menepisnya."Ups, jangan ketus seperti itu. Aku tidak mau kehilangan wajah tampanmu kalau kau marah seperti ini?" Greta menarik jaket yang Zack kenakan dan membawanya masuk ke dalam.Merebahkan tubuh gagah itu di atas sofa dan duduk di atas pangkuannya."Aku tidak akan membiarkan kau bersenang-senang dengan istrimu di rumah," g
"Astaga, kenapa aku ada disini. Jadi semalam aku ..."Zack terbangun kaget saat mendapati dirinya tertidur di dalam kamar Greta di pagi hari dalam posisi polos hanya tertutup selimut tebal."Hai, Sayang. Kau sudah bangun?" Greta yang masih mengenakan baju tidur berbahan satin tipis masuk sambil membawa minuman hangat untuk kekasihnya itu."Aku sudah siapkan minuman untukmu!""Kau pasti sengaja menjebak'ku semalam!" Greta hanya tersenyum miring."Semalam kau begitu hebat, Zack. Aku sampai kewalahan mengimbangi-mu!" gumamnya sambil menggosok tengkuk leher yang teras pegal."Owh shit! Aku harus pulang sekarang! Celine pasti cemas memikirkan aku di rumah." Tanpa memperdulikan ucapan Greta, Zack meloncat turun dari tempat tidur dan mulai memakai pakaiannya satu persatu.Dia begitu buru-buru bahkan memakai baju atasan saja sambil berjalan cepat."Zack tunggu! Minum dulu minuman Yangs sudah aku buatkan. Zack!"
"Dok, Dokter bagaimana keadaan istri saya, apa dia baik-baik saja?" Zack terlihat panik saat dokter keluar selesai melakukan tindakan."Selamat, Tuan Zack. Sebentar lagi kau akan menjadi seorang Daddy." Betapa terkejutnya dia dengan Veronica saat mendapati ternyata Celine sedang berbadan dua.Emosi yang meluap-luap ternyata bawaan dari si jabang bayi yang dia kandung."Mah, Celine!""Selamat, Zack. Sebentar lagi kau akan menjadi seorang Daddy. Mama senang mendengarnya."Mereka terlihat begitu bahagia mengingat inilah cucu pertama di keluarga Welyoston."Terima kasih ya Tuhan, terima kasih." Diri Veronica yang semula sebal terhadap putranya perlahan rasa itu mulai hilang dan membaik seiringnya waktu."Apa aku boleh melihat istri saya sekarang Dok?""Silahkan, silahkan."Celine dalam keadaan terbaring dengan tangan terpasang selang infus saat Zack dan Veronica masuk ke dalam.Dia sendiri belum m
Semenjak mengetahui kalau istrinya tengah hamil. Zack lebih banyak menghabiskan waktunya di rumah, tapi itu membuat Greta tidak suka.Setiap hari dia selalu saja menghubungi pria tampan itu lewat panggilan telepon tapi tidak pernah Zack angkat.Celine pun tidak ambil pusing dengan panggilan itu asalkan suaminya tetap setia menemaninya di rumah, dengan begitu di mudah untuk mengontrol apa yang Zack lakukan."Sialan! Kemana kau ini Zack, kenapa beberapa hari ini kau sulit sekali untuk di hubungi."Pesan-pun Greta lihat sudah menunjukan centang biru namun Zack tidak kunjung membalasnya hal itu membuat di semakin kesal."Aku harus menemuinya sekarang, aku harus datang ke rumahnya." Greta berkemas untuk mendatangi Zack di rumahnya.Sesampainya di sana, dia hanya berdiri sambil mengintai dari balik gerbang yang menjulang tinggi.Sesekali dia mengintip dari celah gerbang mencari-cari di mana kekasihnya itu.Dari atas b