Langkah kaki Reno dan Alya terhenti saat melihat sosok Natasya berdiri di depan meja resepsionis hotel yang mereka pesan di Bali. Wajah Natasya terlihat kebingungan. Hingga membuat Reno sedikit merasa heran.
Reno melangkahkan kakinya menghampiri Natasya yang tengah kebingungan. Sedangkan Alya, dia juga berjalan mengikuti langkah kaki Reno menghampiri Natasya."Maaf Mbak, dompet saya hilang. Entah kemana, jadi semua uang dan ATM saya ikutan hilang. Saya sudah booking kamar hotel disini, apa bisa pembayarannya besok saja?" tanya Natasya pada pegawai hotel.Natasya pura-pura tidak tahu bahwa Reno dan Alya tengah menghampiri dirinya. Sebenarnya dia tidak kehilangan dompet, semua itu hanyalah akal-akalan dia saja, agar Reno merasa kasihan padanya.Reno mendengar apa yang di katakan oleh Natasya. Dia langsung merogoh saku celananya dan meraih kartu ATM nya."Bayar pakai ini saja?" ujar Reno pada pegawai resepsionis.Alya berdiri tepat"Apakah ada tempat yang ingin kamu kunjungi selama disini?" tanya Reno pada Alya.Alya yang sudah selesai menata baju menatap wajah Reno. Ada banyak tempat yang menjadi kenangan bagi Alya di Bali. Kenangannya bersama dengan ayah serta ibunya. Saat ayahnya masih hidup, mereka sering liburan ke Bali. Disini, mereka sekeluarga sangat bahagia. Wajah bahagia ayah dan ibunya masih membayangi pelupuk matanya. "Kenapa malah bengong? Apa pertanyaanku terdengar aneh hingga kamu tidak bisa menemukan jawaban apapun?" ujar Reno membuyarkan lamunan Alya."Maaf, Mas! Bukan seperti itu. Aku hanya ingat pada Natasya tadi," jawab Alya berkilah. Sambil mengusap sudut matanya yang mulai berkabut."Ada apa dengannya? Kenapa kamu malah memikirkan dia?" Reno terlihat tidak suka dengan jawaban Alya."Aku hanya heran saja, sepertinya Mas dan Natasya sehati. Hingga bisa bertemu disini," jawab Alya. Sambil berjalan hendak memasuki kamar mandi.Dengan cepa
"Apakah ada tempat yang ingin kamu kunjungi selama disini?" tanya Reno pada Alya.Alya yang sudah selesai menata baju menatap wajah Reno. Ada banyak tempat yang menjadi kenangan bagi Alya di Bali. Kenangannya bersama dengan ayah serta ibunya. Saat ayahnya masih hidup, mereka sering liburan ke Bali. Disini, mereka sekeluarga sangat bahagia. Wajah bahagia ayah dan ibunya masih membayangi pelupuk matanya. "Kenapa malah bengong? Apa pertanyaanku terdengar aneh hingga kamu tidak bisa menemukan jawaban apapun?" ujar Reno membuyarkan lamunan Alya."Maaf, Mas! Bukan seperti itu. Aku hanya ingat pada Natasya tadi," jawab Alya berkilah. Sambil mengusap sudut matanya yang mulai berkabut."Ada apa dengannya? Kenapa kamu malah memikirkan dia?" Reno terlihat tidak suka dengan jawaban Alya."Aku hanya heran saja, sepertinya Mas dan Natasya sehati. Hingga bisa bertemu disini," jawab Alya. Sambil berjalan hendak memasuki kamar mandi.Dengan cepa
Natasya memegang ujung gaun yang dia gunakan. Hatinya sedikit bimbang untuk jujur, tapi dia sudah berjanji pada Reno untuk mengatakan semuanya. Natasya sebenarnya takut Reno bertambah marah padanya kalau Reno tahu bahwa semua itu adalah ide dari Candra, sahabat Reno sendiri."Ayo katakan, Natasya! Jangan membuat aku lama menunggu!" Reno menghentikan langkah kakinya. Dia jengah melihat Natasya yang seakan-akan hanya mempermainkan dirinya saja. "Maaf, Mas. Semua ini karena Candra!" Bibir Natasya bergetar mengatakan nama itu. Laki-laki yang sudah memberikan ide konyol itu, laki-laki yang juga sudah mengambil kesempatan untuk bermesraan dengannya, saat Natasya begitu merindukan Reno."Apa? Semua ini karena Candra? Ayo bicara yang sebenarnya!" Alis Reno bertaut saking herannya. Ada apa hubungan antara gagalnya pernikahan mereka dengan Candra. Reno menjadi penasaran."Ya, Candra bilang kamu kurang mencintai aku. Karena kamu hanya sibuk dengan pekerjaan
Natasya dengan kasar menolak tubuh Candra yang memeluknya. Wajahnya merah padam, matanya membola menatap Candra."Semua ini gara-gara kamu, Candra! Kamu yang menyebabkan aku dan Reno bertengkar seperti ini. Aku membencimu!" hardik Natasya, dia menyeka sudut matanya yang basah."Aku ngelakuin itu, karena aku cinta sama kamu, Natasya! Aku nggak rela kamu nikah sama orang yang cuek dan dingin seperti Reno. Hidupmu tidak akan bahagia, jika kamu menikah denganku, aku jamin kamu akan bahagia."Natasya mencebik mendengar alasan Candra. Dia tahu betul, selain alasan itu Candra sebenarnya iri pada Reno yang lebih sukses darinya."Jangan berkilah seakan-akan kamu benar-benar mencintaiku dengan tulus. Aku tahu betul, pasti ada alasan lain kamu melakukan ini!""Apa maksudmu?" tanya Candra dengan raut wajah bingung."Aku tahu, kamu ngelakuin itu untuk menjatuhkan Reno karena kamu iri padanya!" ucap Natasya dengan lantang.Candra sedi
Reno menarik lengan Candra yang memeluk erat tubuh Natasya. Dan langsung menghujamkan sebuah pukulan keras ke wajah sahabatnya itu.Candra terhuyung kebelakang, dan merasakan pipinya sakit akibat pukulan dari Reno. Matanya nyalang menatap Reno."Mas? Tolong aku!" Natasya langsung menghambur ke dalam pelukan Reno. Sedangkan Candra mengusap pipinya yang terasa sakit. "Apa-apaan ini? Kenapa kamu memaksakan kehendak seperti ini pada Natasya?" ujar Reno. Dia terpaksa membiarkan Natasya memeluknya seperti itu.Sedangkan Alya, dia terpaku melihat Natasya kembali memeluk suaminya. Hatinya sakit, tapi dia tak punya keberanian untuk menegur apa yang di lakukan oleh Natasya, kali ini dia maklum. Apa yang menimpa Natasya mungkin membuatnya ketakutan."Kamu ngapain lagi ikut campur? Ini urusan antara aku dan Natasya. Tidak ada sangkut pautnya denganmu. Lagian, aku dan dia sudah pernah melakukan lebih dari ini. Aku tahu dia juga menginginkannya!" ucap
Pikiran Natasya buntu, saat ini tak ada hal lain yang dia inginkan selain menuntaskan hasratnya yang semakin membuncah. Dia sudah tak perduli lagi siapa yang tengah berada di atas tubuhnya itu. Natasya membuka lebar kedua pahanya, hingga milik Candra yang tegak berdiri itu tepat berada di celah belahan sempit milik Natasya. Tanpa memberi jawaban apapun akan pertanyaan Candra, Natasya menekan pinggul Candra ke arah bawah hingga senjata tumpul milik candra menerobos masuk kedalam lubang kenikmatan Natasya."Ahhggg...!" Natasya melenguh nikmat saat merasakan pergesekan dinding kewanitaannya di terobos masuk oleh milik Candra. Candra tak mau membuang waktu lagi, dia langsung menjilati bibir ranum Natasya dengan penuh nasfu sambil menaik turunkan pinggulnya di atas tubuh Natasya."Rasakan dan nikmati, Sayanggg...!" erang Candra sambil menambah ritme gerakan pinggulnya. Natasya melenguh nikmat, dia memeluk leher Candra dengan sebelah lengannya sedangkan satunya lagi memegangi bokong Ca
Reno menatap Alya yang tengah mengeringkan rambutnya di depan cermin yang ada di kamar hotel mereka. Tatapan tajam Reno membuat Alya sedikit kikuk dan grogi."Jangan liatin aku seperti itu, Mas!" ucap Alya pada Reno.Reno mengukir seulas senyum di sudut bibirnya."Apa yang salah dengan itu? Bahkan baru saja aku aku menyentuh dan memelukmu, masa sekarang kamu protes? Padahal aku hanya melihat dirimu saja, tidak ngapa-ngapain," sela Reno tak terima komentar Alya.Alya buru-buru meletakkan pengering rambut di atas meja. Lalu menyimpan handuk yang dia gunakan tadi. Dan kembali berdiri di depan cermin untuk memoles wajahnya dengan sedikit make up."Mau kemana?" tanya Reno pada Alya. Alya menoleh pada suaminya itu dan mengangkat alisnya dengan heran."Bukankah kamu mau mengajakku jalan-jalan keliling Bali hari ini?" tanya Alya dengan heran."Tidak, aku berubah pikiran. Lebih baik kit di kamar ini saja. Di luar banyak gangguan!" jawab Reno dengan asal. Dia mendecah kesal mengingat pertemuan
Reno tersenyum kecil melihat wajah Alya yang berubah merah karena tindakan tiba-tiba yang dia lakukan tadi terhadapnya. "Ada apa? Mau protes? Kalau protes aku tambah satu kali lagi kecupan tapi bukan hanya kecupan tapi lumatan mesra!" ujar Reno sengaja menggoda Alya."Mas, ngomong apaan sih? Di depan Natasya pula? Apa Mas nggak malu?" ucap Alya sambil menyembunyikan pipinya yang merona merah."Alahhh, bilang saja kamu doyan di gituin sama Reno! Dasar perempuan ganjen!" teriak Natasya tidak suka. Dia sangat marah dan cemburu dengan tindakan Reno barusan kepada Alya. Bayang-bayang saat Reno dan Alya bermesraan muncul tiba-tiba di kepalanya hingga membuat dia semakin cemburu dan sakit hati."Sudahlah, Natasya! Hubungan kita sudah berakhir! Sekarang ini, Alya yang menjadi istriku dan aku senang hidup dengannya," ujar Reno kepada mantan pacarnya itu. Reno sebenarnya setelah mengetahui semua alasan Natasya meninggalkan dirinya menjelang beberapa jam sebelum mereka menikah, sudah memaafkan