"Sudahlah, aku capek ingin istirahat. Lagian aku tidak ingin orang-orang memandang Alya dengan tatapan menghina. Karena sekarang dia adalah istriku."
Setelah magrib, Alya dan Reno menuju meja makan untuk makan malam. Di sana sudah duduk Mama serta Papanya Reno. Papanya Reno menatap kedatangan Alya."Alya, saatnya makan malam," ucap Papa mertuanya. Alya tersenyum canggung mendengar sapaan dari Papanya Reno."Baik, Pa," jawab Alya. Lalu menarik kursi dan duduk dihadapan meja makan.Lastri mendengus kesal melihat kedatangan Alya. Entah kenapa dia tak bisa menerima kehadiran Alya di dalam rumahnya itu. Sedangkan Reno, dia ikutan duduk disamping Alya dan mulai mengisi piringnya dengan makanan."Alya, beenarkah ibumu tengah dirawat di rumah sakit?" tanya Papanya Reno."Bener, Pa. Sekarang ini Ibuku telah dirawat dirumah sakit dan habis selesai dioperasi, Pa.""Lalu, apakah kamu sudah menjenguk dia?" tanya Gunawan pada menantunya itu.&nbs
"Jangan dengarkan Papa kamu itu. Yang terpenting sekarang kamu sudah kembali dan kamu berusaha kembali untuk merebut hatinya," bujuk Soraya pada anaknya."Kalau aku tidak berhasil, bagaimana Ma?" tanya Natasya dengan raut wajah khawatir pada Mamanya."Mama yakin kamu akan berhasil. Lagian mamanya Reno sangat menyayangi kamu, dia pasti menginginkan kamu sebagai menantunya. Kamu gunakan saja mamanya untuk kembali dekat dengan Reno," ujar Soraya pada anaknya itu."Baiklah Ma, aku ke kamar dulu Aku ingin mandi dan berganti pakaian lalu menemui Reno," pamit Natasya pada kedua orang tuanya."Lebih cepat lebih baik kamu menemui Reno!" balas Soraya pada anaknya itu.Natasya segera memasuki kamarnya lalu bergegas mandi dia sudah tidak sabar untuk segera menemui Reno. Sudah berulang kali ia mencoba untuk menghubungi nomor Reno tapi Reno tidak pernah me
Aryo melajukan kendaraan dengan cepat menembus kepadatan lalu lintas menuju rumah sakit. Sesampainya di rumah sakit, dengn tergesa Alya turun dari mobil dan memasuki rumah sakit. Saat sampai di ruang inap Ibunya, Alya langsung berlari menghampiri Ibunya yang terbaring lemah."Ibu ini Alya, maafkan Alya karena baru sekarang bisa menjenguk ibu."Mendengar suara anaknya datang, Aminah membuka matanya dengan perlahan."Alya, kamu kemana saja? Kenapa baru sekarang menjenguk ibu?"Alya menggenggam tangan Ibunya dengan rasa bersalah."Maafkan Alya, Bu. Alya belum bisa menemui Ibu kemarin ada banyak hal yang terjadi dan Alya harap Ibu bisa memaafkan Alya.""Ibu tidak akan pernah marah padamu, ibu hanya khawatir dengan keadaanmu," jawab Ibunya."Alya baik-baik saja, Bu. Ibu cepat sehat ya?" uca
Alya tengah membersihkan semua ruangan yang ada di lantai satu rumah itu. Selama tinggal di rumah itu, Alya berusaha untuk selalu menyibukkan diri bekerja agar Mama mertuanya sedikit merasa senang dengan kehadirannya di rumah itu.Saat tengah membersihkan debu yang menempel di figura foto yang terpampang di dinding rumah, Alya melihat potret wajah Reno semasa remajanya. Wajahnya tersenyum lebar. Alya bisa melihat kecerian dari wajah Reno yang belum pernah dia lihat langsung dari Reno.Tanpa sadar, sikunya menyenggol sebuah vas bunga yang terletak di atas meja. Sehingga membuat bunyi yang sangat keras. Vas bunga itu hancur berkeping menimpa lantai. Alya sangat kaget dan langsung buru-buru ingin membersihkannya."Suara apa itu?" tanya Lastri sambil berjalan mendekati Alya."Maaf Ma, aku tidak sengaja menyenggol vas bunga ini," jawab Alya."Apaa
"Bi, boleh aku numpang sholat di kamar Bibi?" tanya Alya pada Bi Inah."Lho? Kenapa di kamar Bibi, Non?" tanya Bi Inah dengan heran."Mama yang nyuruh aku, Bi. Aku tidak boleh masuk ke kamarku sekarang," jawab Alya dengan wajah pucat karena kelelahan."Baiklah, Non masuk saja," jawab Bi Inah.Lastri langsung kembali ke lantai dua setelah memastikan Alya tidak memasuki kamarnya dan menuju kamar Bi Inah.Bi Inah yang melihat majikannya sudah kembali ke lantai atas, buru-buru mematikan kompor dan meraih sebungkus roti yang ada di meja makan. Dengan sedikit berlari dia menuju kamarnya dengan roti yang ada di balik bajunya.Saat sampai di kamarnya, Alya tengah melipat mukena dan sajadah pertanda dia sudah selesai sholat."Non, ini bibi bawakan roti. Cepat Non habiskan di sini. Nanti Nyonya
Reno duduk di samping ranjang tepat di mana Alya tengah terbaring lemah. Reno mencoba menggenggam tangan Alya. Dia sangat kaget mendapati jemari Alya yang sangat dingin. Reno menggenggam erat jemari tangan Alya seakan mencoba untuk sekedar menghangatkan tangan Alya. Perlahan Reno menyelimuti tubuh Alya hingga ke dadanya.Tiap kali melihat Alya, Reno selalu terbayang akan masa kecilnya dulu. Saat dimana dia mempunyai seorang teman perempuan yang selalu membelanya saat anak-anak lain berbuat nakal padanya.Perempuan kecil itu selalu bertindak kecil saat Reno mendapatkan masalah. Pernah sekali, anak-anak lain mencoba untuk memukuli tubuh Reno yang kecil, dengan sigap perempuna kecil itu meraih kayu dan beralih memukuli semua orang yang hendak memukul Reno. Reno yang ketakutan berlindung di punggung perempuan kecil itu.Senyum lebar perempuan kecil itu sampai sekarang masih terbayang d
Alya merasa sedikit bertenaga setelah selesai menyantap hidangan yang di bawakan oleh Bi Inah. Dia bahkan menghabiskan semua masakan yang Bi Inah berikan. Saat dia tengah meminum air, Reno memasuki kamar mereka."Apa kamu sudah selesai makan?" tanya Reno."Sudah, Mas!" jawab Alya.Reno langsung menghampiri ranjang dan duduk di dekat Alya."Untuk sementara waktu, sebaiknya kamu istirahat saja di kamar ini. Jika membutuhkan sesuatu panggil saja Bi Inah!" ujar Reno pada Alya."Baik, Mas," jawab Alya.Alya lalu kembali berbaring di ranjang sementara Reno, dia mulai asyik bermain dengan handphonenya. Reno tengah merasa kesal dengan banyaknya panggilan masuk dari Natasya. Sejak pagi dia mengabaikan panggilan dari Natasya. Rasa marah dan kecewa masih mendominasi hati Reno. Reno marah terhada
Sedangkan di rumah sakit, keadaan ibunya Alya sudah sedikit mendingan dari sebelumnya dan dia sudah diperbolehkan pulang oleh dokter. Aryo yang mengurus semua keperluan ibunya Alya . Dia juga yang mengurus kepulangan."Maaf, Nak! Apakah kamu bisa menghubungi Alya agar dia datang ke sini?" pinta Aminah pada Aryo."Maaf Bu, aku tidak bisa melakukan itu. Majikanku hanya memerintahkan untuk mengurus semua keperluan Ibu di sini. Sekarang Ibu sudah sehat dan aku akan mengantarkan Ibu pulang ke rumah. Setelah itu aku akan pergi," jawab Aryo."Tapi Ibu ingin tahu di mana keberadaan putri Ibu. Sejak Ibu di rumah sakit hanya satu kali dia datang. Apa yang sebenarnya terjadi?" tanya Aminah dengan heran."Maaf Bu, aku tidak bisa memberikan jawaban apapun atas pertanyaan Ibu. Karena aku tidak punya wewenang untuk menjawab semua itu," jawab Aryo.