"Apa?!" Umi tidak mampu menutupi rasa terkejutnya mendengar penuturan pelangi.Sungguh hal yang membuat Umi Rahayu menutup mulutnya dengan kedua tangannya."Itu yang membuat aku bimbang Umi, apa yang terjadi dengan pernikahan keduaku jika seperti ini?" lirihnya.Terlihat jelas wajah frustasi Pelangi untuk menghadapi kenyataan di depannya. "Sayang kamu sudah coba Salat istikharah? Coba kamu lakukan lagi," ujar Umi menenangkan Pelangi."Sudah Umi, tapi hasilnya sama. Wajah lain yang selalu hadir، wajahnya tak terlihat tetapi aku seperti mengenalinya Umi–" tangisan Pelangi menjadi namun ketakutan terlihat jelas di wajahnya."Bismilah, nak. Serahkan semua pada sang Haliq, manusia hanya bisa merencanakan tetapi Allah yang akan menentukannya. Berpasrah diri nak," Umi Rahayu menguatkan Pelangi yang terlihat semakin gelisah, ada trauma di sana yang sulit untuk di sembuhkan meski tertutup dengan rapih di dalam hatinya."Istirahat nak, semua akan sesuai keinginan dan Allah yang akan membawa ka
Flashback.Intan yang begitu gelisah satu minggu setelah menemui Pelangi dan gagalnya meminta harta gono-gini dari Langit membuatnya semakin frustasi. Untuk menutupi kebutuhan sehari-hari yang harus dia lakukan dan kondisinya yang tidak bisa bekerja membuatnya semakin dalam keterpurukan. Di tengah memutar otak setelah menjual tas yang pada akhirnya di tipu Intan tidak lagi memiliki barang yang bisa di jual bahkan kontrakan yang harus di bayar hingga menungguk berapa hari namun waktu yang di berikan pemilik rumah tinggal hari itu tetapi Intan tidak kunjung mendapatkan uangnya.Getar dalam ponselnya mengalihkan perhatiannya, tubuhnya bergetar ketakutan semakin menjadi setelah membaca nama yang tertulis di layar ponselnya."Wanita sundal mau kabur kemana hah? Kamu harus bayar kami lagi, kalau tidak aku akan laporkan ke polisi biar kita mati dalam penjara bersama!" sentak seseorang yang sangat Intan kenali. "Aku tidak ada uang, lagi pula kenapa sekarang kamu memeras aku hah? Seharusnya
Pelangi mengabiskan waktu bersama dengan Cleo yang kini semakin membaik tidak seperti awal pertemuan mereka di mana wajah Cleo begitu terlihat terluka. Meski tawa menghiasi wajahnya tetapi tidak jarang Cleo memanggil Intan. Cleo yang di asuh secara langsung oleh Pelangi dan enggannya Cleo dengan orang lain membuat Pelangi selalu berada di dekatnya. "Umi–" suara Cleo menghentikan aktivitasnya yang tengah merapihkan mainan Cleo. "Sayang panggil Umi?" ucap Pelangi terharu. "Umi sana yu!" Cleo kembali bersuara kali ini suaranya lebih jelas. Pelangi baru menyadari jika Cleo sebenarnya bisa bicara meski begitu suaranya yang awalnya tidak jelas namun kali ini begitu jelas. Semakin menambah kekaguman Pelangi pada Cleo. "Anak pintar, jadi mau main di sana?" tanya Pelangi berjongkok di depan Cleo. "Ya, Umi," ujarnya menarik Pelangi ke taman yang di buatkan khusus untuk anak-anak setelah belajar. Itu hal yang berbeda di pesantren milik Pelangi selain tuntutan belajar Pelangi pun mengajarka
Langit di buat shock dengan pemandangan di depannya bagaimana Pelangi yang berusaha untuk membangunkan anak yang ada dalam dekapannya.Langit hanya diam terpaku di tempatnya melihat pemandangan di depan di mana Pelangi terlihat begitu gelisah di depan ruang IGD.Langit memilih tempat tidak jauh dari posisi Pelangi, walau tidak berniat untuk menghampiri namun Langit ingin tahu siapa yang tengah di rawat. Benarkah anak kecil itu Cleo? Atau anak yang mirip dengan anak angkatnya. Entah sebutan apa yang pantas karena Langit begitu menyayangi Cleo, meski bukan dari benihnya hanya sikap dan kecurangan Intan yang berhasil membuat Langit menjauh Dua jam Langit berdiri di tempatnya tanpa bergerak hingga brankar di dorong keluar dan pergi ke salah satu kamar rawat inap. Di sana Pelangi tidak lepas dari pandangannya dan benar anak yang berbaring itu adalah Cleo.Pemandangan yang sungguh menyejukkan hati Langit. Sikap dan kelembutan yang terlihat begitu tulus dari Pelangi yang merawat Cleo berhas
Sehari setelah kedatangan Langit di rumah sakit kondisi Cleo semakin membaik maka dokter memutuskan untuk memulangkan karena tidak ada lagi yang perlu dikhawatirkan suhu tubuhnya kini sudah kembali normal.Pelangi yang mendengarnya begitu bahagia benar apa yang dikatakan orang-orang yang ada di sekitarnya bahwa kesembuhan Cleo hanya kedatangan mas Langit dokter atau obat-obatan yang diberikan padanya."Umi benarkah Aku akan pulang, hari ini?" tanya Cleo antusias."Iya sayang, kamu bahagia akan pulang?" Pelangi yang tersadar karena pertanyaan yang dilontarkan oleh Cleo, secepat kilat menenangkan dirinya dan tersenyum lembut ke arah Cleo."Sangat Umi. Aku begitu merindukan rumahku, kamarku!" serunya antusias."Wah! Anak Umi begitu hebat. Kalau begitu ayok kita pulang sekarang!" Pelangi membantu Cleo untuk turun dari tempat tidur namun gelengan kepala Cleo membuat Pelangi mengerutkan keningnya."Tapi Umi, Cleo menunggu ayah," Cleo menundukkan kepala."Anak Umi sudah membuat janji dengan,
Mereka saling pandang terkejut? Shock? Bahkan hati mereka hancur seketika, mendengar anak yang begitu sempurna, anak yang tidak sedikit pun menyakiti hati mereka. Anak yang selalu membuat mereka tenang kini dalam keadaan sekarat dan itu baru di dengar mereka yang lebih parah lagi bukan dari anak mereka melainkan dari sopir pribadi keluarganya."Jelaskan padaku apa yang sudah kamu ketahui tentang sakit yang diderita anakku?" Gustav memijat pelipisnya yang tiba-tiba berdenyut.Dirman mengusap air mata yang sudah mengalir begitu deras di pipinya, bagaimana mungkin ia akan mengatakan kepada dua orang yang begitu berjasa dalam hidupnya yang tentu akan semakin shock setelah mengetahui fakta yang sebenarnya mengenai sakit yang diderita oleh putra bungsu mereka.Dirman menceritakan semua apa yang ia ketahui tentang penyakit yang diderita oleh Rizky kepada kedua orang tuanya di mana saat tanpa sengaja Dirman melihat sendiri Rizky keluar dari rumah sakit dan berhenti di salah satu restoran. Set
"Tidak nak, jangan bicara seperti itu di hadapan mama. Mama tidak sanggup mendengar nya, mintalah yang lain tapi jangan yang satu ini. Kamu sangat menyayangi Pelangi kamu mencintainya nak, Pelangi adalah wanita yang begitu baik tentu dia akan menerima kondisi kamu sayang, percaya sama Mama nak," Rosa menggeleng lemah, permintaan putranya begitu berat untuk ia turuti."Mama benar Pelangi adalah wanita yang sangat baik dia begitu sempurna. Bahkan tidak ada wanita sesempurna lagi di dunia ini, karena aku melihatnya diah yang memiliki kesempurnaan itu sekian sang Haliq, apa lagi banyak laki-laki di luar sana menginginkan dia sebagai istrinya wanita sholehah tidak ada nilai minus pada dirinya, semua benar-benar sempurna bahkan karena kesempurnaan itulah yang membuatku takut. Aku takut aku tidak bisa membuatnya bahagia dan aku takut membuatnya kecewa dengan kondisiku seperti ini, tentu aku tidak bisa memberikan apa yang seharusnya aku berikan padanya sebagai seorang suami mengharapkan nafka
Usai menemui Rizky di rumah sakit dan Arman tahu penyebab penyakitnya yang ternyata kejadian saat kecelakaan dan adanya penyakit turunan menyebabkan tubuhnya semakin lemah.Arman tidak tega menyakiti saudaranya dan ia pun tidak bisa mengatakan yang sebenarnya tentang kondisi Rizky saat ini. Terlebih Rizky dan orang tuanya membawa Rizky terbang ke luar negeri untuk pengobatan, mengingat permintaan terakhir Rizky tetang Pelangi dan Langit membuatnya tidak bisa mengatakan apapun. Tatapannya lurus ke arah wanita yang tengah duduk termenung seorang diri. Sakit hati? Tentu, kecewa itu sudah pasti tetapi Rizky tidak bisa berbuat apapun janjinya pada keluarga Wiratama dan Rizky membuatnya mengurungkan niatnya untuk jujur pada saudaranya.Tidak jauh dari Arman Pelangi yang tidak menyangka jika hari ini akan mendapatkan kejutan yang luar biasa untuknya. Kejutan dari pria yang akan menjadi imam untuknya tiba-tiba membatalkan pernikahan hanya untuk orang ke-tiga. Menyadari jika dirinya hanya di