"Tidak nak, jangan bicara seperti itu di hadapan mama. Mama tidak sanggup mendengar nya, mintalah yang lain tapi jangan yang satu ini. Kamu sangat menyayangi Pelangi kamu mencintainya nak, Pelangi adalah wanita yang begitu baik tentu dia akan menerima kondisi kamu sayang, percaya sama Mama nak," Rosa menggeleng lemah, permintaan putranya begitu berat untuk ia turuti."Mama benar Pelangi adalah wanita yang sangat baik dia begitu sempurna. Bahkan tidak ada wanita sesempurna lagi di dunia ini, karena aku melihatnya diah yang memiliki kesempurnaan itu sekian sang Haliq, apa lagi banyak laki-laki di luar sana menginginkan dia sebagai istrinya wanita sholehah tidak ada nilai minus pada dirinya, semua benar-benar sempurna bahkan karena kesempurnaan itulah yang membuatku takut. Aku takut aku tidak bisa membuatnya bahagia dan aku takut membuatnya kecewa dengan kondisiku seperti ini, tentu aku tidak bisa memberikan apa yang seharusnya aku berikan padanya sebagai seorang suami mengharapkan nafka
Usai menemui Rizky di rumah sakit dan Arman tahu penyebab penyakitnya yang ternyata kejadian saat kecelakaan dan adanya penyakit turunan menyebabkan tubuhnya semakin lemah.Arman tidak tega menyakiti saudaranya dan ia pun tidak bisa mengatakan yang sebenarnya tentang kondisi Rizky saat ini. Terlebih Rizky dan orang tuanya membawa Rizky terbang ke luar negeri untuk pengobatan, mengingat permintaan terakhir Rizky tetang Pelangi dan Langit membuatnya tidak bisa mengatakan apapun. Tatapannya lurus ke arah wanita yang tengah duduk termenung seorang diri. Sakit hati? Tentu, kecewa itu sudah pasti tetapi Rizky tidak bisa berbuat apapun janjinya pada keluarga Wiratama dan Rizky membuatnya mengurungkan niatnya untuk jujur pada saudaranya.Tidak jauh dari Arman Pelangi yang tidak menyangka jika hari ini akan mendapatkan kejutan yang luar biasa untuknya. Kejutan dari pria yang akan menjadi imam untuknya tiba-tiba membatalkan pernikahan hanya untuk orang ke-tiga. Menyadari jika dirinya hanya di
Malam pertama yang mereka lewatkan dengan banyak cerita tidak ada kehangatan tubuh menyatu tetapi baik Pelangi atau pun Langit memutuskan untuk saling terbuka terlebih Langit yang tidak ingin memaksakan kehendak dan rasa bersalah atas pernikahan sebelumnya membuatnya lebih berhati-hati.Pesantren yang di ia pimpin kini berikan pada Anis untuk mengelolanya bukan berarti Pelangi lepas tangan tetapi, Pelangi akan kembali menjadi orang yang tak terlihat lagi namun semua yang berurusan dengan pesantren menjadi tanggung jawabnya."Dek gimana kamu suka rumah baru kita?" Langit memboyong anak dan istrinya ke rumah baru agar aktivitas Cleo dan Pelangi leluasa."Masya Allah mas, ini indah banget mas!" Pelangi yang mengekspresikan kebahagiaan dengan suara yang ria membuat Langit seketika terkesima. Untuk pertama kalinya Langit melihat wajah bahagia Pelangi walau ini yang kedua kalinya mereka dalam satu ikatan pernikahan."Kamu bahagia dek?" tanya Langit, menyakinkan dirinya jika Pelangi tidak be
Perjalanan pulang setelah mencari fakultas untuk Pelangi dan mendaftarkan Cleo di salah satu sekolah kanak-kanak, sekolah yang di pilih oleh Cleo. Merasa dirinya sudah besar sehingga Pelangi dan Langit tertawa begitu juga berapa guru di sana yang melihat tingkah Cleo."Dek apa kamu tidak lelah?" Langit memecah keheningan dalam mobil, Cleo yang sejak tadi tidak hentinya berceloteh kini terdiam dengan dengkuran halus dalam pangkuan Pelangi."Lelah? Tidak mas," Pelangi menoleh kearah Langit yang fokus ke jalanan."Baiklah, kalau kamu tidak lelah. Kita bisa belanja kebutuhan kita, maaf baru bisa mengantarkan kamu membeli semua kebutuhan pribadi kamu," "Jangan pikirkan itu mas, aku tidak apa-apa. Lagi pula Cleo sudah tidur, sebaiknya kita pulang saja.""Kamu tahu anak kita bisa bangun di tempat yang inginkan? Terlebih tempat bermain. Aku yakin dia akan bangun begitu suara ramai terdengar di sana." Pelangi menyetujui perkataan Langit mobil melaju kearah yang berlawanan arah pulang.Cleo y
Mereka saling diam saat pintu seketika terbuka dan Langit yang terkejut melihat Pelangi pada tempat di depannya dengan wajah yang sulit untuk diartikan oleh."Dek, mas bisa jelaskan semua mengenai Rizki tapi–"Pelangi mundur beberapa langkah setelah ia sadar bahwa Langit yang berdiri di hadapannya sungguh kenyataan yang sulit untuk ia terima namun semua sudah terjadi dan ia hanyalah barang yang pantas untuk mereka gilir sesuka hati mereka dan Pelangi pun tidak bisa lagi berkata apa-apa Ia pun berbalik kembali ke kamarnya."Dek tunggu!" Langit mengikuti langkah Pelangi namun sayangnya dering ponsel kembali menghentikan langkahnya."Mama, ada apa? Apa yang terjadi? Kenapa tadi ponsel mama mati?" tanya Langit beruntun."Lang, kamu bisa ke rumah sekarang? Mama ada di rumah, tapi ayahmu yang sedang jemput adikmu di Singapura." "Tapi mah, aku–""Ada apa? Apa sesuatu terjadi pada Pelangi? Atau Cleo?""Tidak ada mah, tapi Pelangi mendengar semuanya," lirih Langit."Apa! Bagaimana bisa?""Mam
"Benar nak, itu yang membuat tubuh Rizky sekarang sedikit kurang sehat. Tapi Alhamdulillah semua sudah terungkap dan dokter yang memberikan diagnosa itu kini sudah di tangkap dan rumah sakit itu sekarang dalam pengawasan dan para penegak hukum sedang menyelidikinya." Gustav menjelaskan semuanya pada Pelangi agar tidak ada kesalahanpahaman lagi. Walau bagaimana pun Pelangi kini kembali pada Langit dan Rizky yang memilih mundur meski menimbulkan rasa sakit dan kecewa pada Pelangi."Nak sekarang kamu yang katakan sebenarnya, kamu buka di sini. Di depan Abang kamu dan kakak ipar kamu, Pelangi. Apa yang terjadi padamu, kita kubur bersama dan meminta maaf agar semua kembali bahagia seperti yang di inginkan kita. Kamu tentukan kebahagiaan kamu dan Pelangi bersama Langit dan anak-anak mereka nanti, yaitu adik untuk Cleo." Rosa menepuk punggung Rizky yang terdiam cukup lama."Baiklah, Pelangi, aku minta maaf untuk kesekian kalinya aku pribadi dan keluargaku membuat kamu kecewa. Dan pernikahan
Seseorang meninggalkan taman dan kembali ke ke parkiran melajukan motor sport miliknya menjauh dari kampus.Sementara itu Pelangi kembali duduk di samping langit kembali berbincang mengenai jadwal mata kuliah yang di ambil oleh pelangi yang memakan waktu lama."Terima kasih pak Anang, kami pamit. Assalamualaikum.""Wa'alaikumsalam."Mereka keluar dari ruang rektor, kebetulan hari ini tidak ada kuliah pagi sehingga kampus terlihat lebih sepi, ada berapa mahasiswa yang tengah mengerjakan tugas atau pun menghabiskan waktu di lapangan kasti. Sesampainya di parkiran saat berada di dalam mobil terdengar suara ponsel milik Langit mengalihkan perhatian mereka. Langit mengambil ponselnya yang berada di kantong celana tertera nama ibunya dengan cepat menggeser icon berwarna hijau."Assalamualaikum mah,""Wa'alaikumsalam, nak kalian dimana? Mama di rumah kalian, tapi sepi. Kata mbok Sri kalian pergi dari pagi belum pulang,""Kami ada di luar mah, ada apa? Apakah Mama ada perlu dengan kami? Ata
Pelangi melanjutkan langkahnya tetapi wanita yang entah siapa namanya kembali menghalangi."Kamu belum melakukan perintahku. Kenapa kamu pergi?" ujarnya dingin."Aku ada kelas. Bisa geser?""Tidak. Sebelum kamu membersihkan sepatuku.""Apa itu wajib?" "Ya." Pelangi memerhatikan wanita di depannya yang tidak bergerak sedikit pun, sehingga dengan terpaksa Pelangi mundur dan pergi namun berapa langkah kembali terhenti saat kerudungnya di tarik dari belakang."Ini hanya peringatan untuk kamu yang berani membantahku. Cepat lakukan sebelum–""Sebelum apa?""Lepaskan dia!""Kamu?""Pergilah, jangan pedulikan dia. Lagi pula dia hanya mahasiswa sama seperti kita." Ucapnya menyuruh Pelangi pergi."Terima kasih, Assalamualaikum.""Wa'alaikumsalam.""Kenapa kamu ikut campur? Kamu tahu siapa aku bukan? Atau jangan-jangan kamu suka sama dia? Laki-laki bodoh yang tertarik wanita kampungan seperti dia!" Amara menatap sengit pria yang di depannya yang ikut campur urusannya."Aku tidak peduli siapa k