Ardian benar-benar tidak percaya dia melihat adegan seperti itu dengan kedua mata kepalanya sendiri. Hatinya benar-benar terguncang. Apalagi dia melihat Zulaika memuaskan Arman seperti itu. Walaupun sebenarnya dia tidak bisa melakukan protes karena memang mereka berdua adalah sepasang suami istri sah, dan itu wajar-wajar saja jika mereka melakukannya. Tapi hati itu tidak bisa dibohongi. Amarah semakin meluap. Dia kini memiliki keinginan untuk menjadi penguasa. Menggantikan Arman Maulana."Sialan! Kenapa aku harus melihat seperti itu? Dia benar-benar melakukannya. Lalu ... apakah dia masih memiliki hati denganku? Sementara aku sudah menjanjikan kehidupan yang lebih baik untuknya. Tapi dia malah memilih dengan cara ini. Dendam itu sudah membutakan dia."Zulaika masih menikmati entakkan Arman dari belakang. Dia memegang pagar dan terus mengeluarkan suara desahan. Namun, dia terkejut saat melihat Ardian menatapnya sangat tajam."Ardian ..." Zulaika terdiam. Arman spontan menolehkan panda
Pagi hari suasana di kapal pesiar sangat berantakan. Semua Bos Besar mabuk bersama dengan para wanita. Bahkan mereka tertidur begitu saja di dalam ruangan pesta. "Argh! Mereka sangat menyebalkan!" teriaknya kesal.Arman yang melihatnya sangat geram. Dia melangkahi tubuh para Bos itu satu persatu sambil menggandeng Zulaika. Dia segera keluar dari sana. Sepanjang malam mereka tidak tertidur dan hanya terdiam tidak melakukan apa pun. Arman Masih memikirkan tentang Paula. Dia tidak percaya Zulaika ternyata mengetahui jika Bagus diam-diam, bertahun-tahun memiliki hubungan dengan Paula. Padahal sudah jelas Arman mengatakan kepada Bagus jika Paula adalah istri kesayangannya dan tidak boleh disentuh oleh siapa pun. Namun, ternyata sekali lagi Bagus mengkhianati Arman dan dia sangat membencinya."Apa yang kau pikirkan?" tanya Zulaika. Arman masih diam hingga mereka masuk ke dalam mobil penjemput. Zulaika masih tersenyum puas. Dia yakin Arman pasti sangat marah dengan Bagus.Zulaika memutuska
Zulaika mendekat di Paula yang masih terpaku. Paula masih tidak percaya. Kenapa Arman bisa memanggilnya dan menginginkan dia untuk bermalam di kamarnya? Kali ini Paula tidak akan tertipu lagi. Kejadian sebelumnya sering dialaminya. Panggilan Arman malah membuat dirinya sangat malu di depan semua istri siri Arman yang terus menertawakannya. Dia tidak akan pernah masuk ke dalam sana. Paula tidak akan pernah membuat Arman mempermalukan dirinya lagi."Kenapa kau tidak segera pergi? Paula, itu adalah hadiah dariku. Sepanjang perjalanan aku mengatakan agar Arman bisa menerima semua istri-istrinya. Dan kau adalah yang pertama. Aku akan membuat kalian semua masuk ke dalam kamar Arman secara bergantian. Bukankah itu sesuatu yang sangat adil? Kalian tidak akan menjadi perawan tua di sini. Kalian akan mendapatkan hak kalian sebagai seorang istri."Beberapa istri siri Arman yang tidak menutup pintu kamarnya, segera keluar mendekati Zulaika dan menatapnya. Mereka benar-benar tidak percaya Zulaika
Suasana acara makan siang masih saja cukup tegang. Zulaika menatap Ardian yang sangat mesra berada tepat di sebelah Rose. Dia tidak mengerti apa yang sebenarnya mereka rencanakan. Tetapi Zulaika yakin jika itu adalah sebuah drama yang sudah dibuat mereka berdua untuk membuat hatinya cemas.Arman yang berada tepat di sebelah Zulaika, sesekali melirik sang istri. Lelaki itu paham Zulaika pasti menyimpan rasa cemburu kepada Ardian.Arman tidak akan pernah diam. Dia akan membuat Ardian sangat buruk di depan Zulaika, hingga sang istri akan melupakannya. "Bukankah kalian akan merencanakan sesuatu? Aku lihat kalian sangat mesra sekali. Jika ingin menyampaikan sesuatu silakan saja sampaikan dengan cepat. Jangan berbasa-basi seperti itu," ucap Arman membuat Ardian menatapnya dengan cukup serius, namun sesekali dia melirik Zulaika yang hanya menikmati makanan yang ada di hadapannya saja."Memang benar ada sesuatu yang akan aku sampaikan kepada kalian semua, dan aku minta maaf. Ini adalah sesua
Redrich tidak percaya di ketika mendengar perkataan Zulaika barusan. Wanita itu sudah didukungnya untuk bersama Arman. Tapi sepertinya dia menginginkan suatu hal yang lebih. Redrich hanya tidak ingin Zulaika menghabisi Arman. Hanya itu saja. Walaupun sebenarnya dia mengetahui semua rencana menantunya itu. Sebuah rencana yang akan menggulingkan Arman dari kekuasaannya. Apalagi dia juga tahu sebenarnya siapa Arman. Namun, dia tidak akan pernah membiarkannya. Bagaimanapun juga dia sangat menyayangi Arman. Sejak bayi dia sudah mengasuh anak itu dan sudah menganggapnya sebagai anaknya sendiri. Apalagi Redrich tidak akan pernah menghancurkan kekuasaan Maulana yang sudah ada sejak dulu. Dia terus mendekati Zulaika, kemudian menatapnya sangat tajam."Aku peringatkan kepadamu sekali lagi, Zulaika. Jangan pernah kau melakukan suatu hal, yang bisa menghancurkan Maulana. Aku tidak akan pernah tinggal diam, dan aku akan mencegahnya dengan sekuat hatiku. Kau tahu, aku sudah membantumu dan mendukung
Persaingan terjadi antara keduanya. Sang penguasa dan Tuan Muda kedua. Ardian yang sama sekali tidak pernah memperhatikan semua tentang perusahaan atau pun kehidupan Arman Maulana yang sebelumnya. Tapi sekarang karena dia memiliki hati dengan Zulaika, ingin sekali memperlihatkan jika dirinya hebat di depan wanita itu. Ardian mulai masuk ke dalam kehidupan kakaknya. Lebih tepatnya kakak angkat. Dia ingin sekali membuat perhitungan kepada Arman atas semua yang terjadi di masa lalu. Di mana dia saat itu hanya bisa diam dan mengikuti semua yang diperintahkan untuknya. Namun, tidak untuk kali ini. Dia akan bertindak. Akan melanggar semuanya. Akan membuat Arman mengetahui jika dirinya hebat dan bisa mengalahkannya."Aku tidak sabar akan melawanmu di depan semua orang. Semuanya akan aku rubah mulai saat ini. Memang kau pemimpin dari semuanha. Kau adalah penguasa. Tapi ingatlah. Aku yang seharusnya menduduki posisimu. Dan ... sekarang akan aku rebut kembali posisi itu," ucap Ardian sekali la
Arman datang tiba-tiba mengejutkan Ardian dan Bagus yang masih membicarakan untuk bekerja sama. Arman saat itu keluar dari ruangan. Dia menatap tajam sang adik dan Bagus yang berbicara sangat akrab di sudut ruangan kantor. Dia tidak tahan dan segera mendekati mereka. Arman yakin mereka pasti akan melakukan kerja sama untuk menjatuhkannya. Arman tidak akan pernah membiarkan hal itu terjadi. Dia akan mencegah. Arman sangat paham. Bagus pasti sangat membencinya."Bagus. Kau ... sudah aku suruh keluar dari sini. Kenapa masih berada di sini? Hmm ... atau jangan-jangan kau akan bekerja dengan adikku. Hei, ingatlah, semua yang ada di sini adalah perintahku. Kau tidak bisa melanggarnya termasuk dengan dirimu, Ardian."Bagus menghela napasnya. Dia menahan amarah melihat Arman memperlakukannya seperti itu. Padahal dia merasa sudah berada di sebelah Arman Walaupun dia sadar terkadang dia memanfaatkan Arman dengan sangat kejam. Tapi, dia tidak mau dirinya diperlakukan tidak hormat seperti itu. Ap
Semua pengawal mendekati Zulaika. Mereka mencengkeram lengan kanan dan kiri Zulaika dengan sangat kuat.Melia dan Ema ingin mencegah. Namun, kesembilan istri siri Arman menghalangi mereka berdua. Zulaika hanya terdiam dan tidak meronta. Dia masih tidak mengerti kenapa Arman melakukan itu. Pasti ada sesuatu yang menyakiti hatinya, hingga membuat suaminya menyetujui apa yang sudah diinginkan oleh ibu mertuanya."Semua sudah jelas dan kau harus dihukum karena ini perintah dari sang penguasa. Zulaika, suamimu sendiri yang memberikan izin," ucap Redrich sekali lagi. Kemudian dia mengangkat tangannya, membuat pengawal itu membawa Zulaika menuju ke ruangan bawah tanah."Rasakan," ucap Rose. Dia sangat senang sekali melihatnya. Dia puas Zulaika akhirnya mendapatkan balasan atas perbuatan yang sudah dilakukannya kepada Rose saat itu."Dia sudah membuat ayahku menamparku sangat keras saat itu, gara foto bodoh itu. Sekarang, rasakan pembalasanku, wanita sialan," batinnya sangat puas. Senyuman ma