Share

39. Kenapa Tidak?

“Mbak!”

Agnes mengerem langkah ketika salah satu karyawan memanggilnya. Dia menoleh ke kanan. Tampak Serra menunggu responsnya. Sementara, tangan gadis itu terus bekerja merapikan baju-baju yang terpajang di butik tersebut.

“Ya?”

“Anu … Mbak. Tadi … ada yang nyariin Mbak,” lapor Serra ragu-ragu.

“Oh ya? Siapa?”

Agnes bukan tipe orang yang rajin mengundang teman untuk datang ke butiknya. Kenalan yang datang berbelanja pun jarang sekali mau bertemu langsung dengannya. Mereka cukup memahami kesibukannya dan sangat menghargai waktunya.

“Katanya sih keluarga Mbak.”

Agnes mengerutkan alis. Dia tidak punya keluarga di kota itu kecuali mama dan asisten rumah tangga yang sudah dianggapnya seperti keluarga. Rasanya tidak mungkin Asih datang ke butik.

'Tunggu! Apa jangan-jangan mamanya meminta Asih untuk memata-matainya? Gawat!'

Hati Agnes mulai dialiri perasaan waswas. “Bi Asih?” tanyanya mengonfirmasi.

“Bukan, Mbak. Kami sudah kenal kalau sama Bi Asih.”

“Kamu enggak nanya, namanya si
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status