Share

49. Apa yang Kau Takutkan?

“Kau belum tidur?” sapa Aksa saat melihat tatapan Agnes menerawang pada langit-langit ruang putih itu.

Dia baru saja kembali dari rumah Ainun. Ditaruhnya kantong berisi buah di atas bedside cabinet.

“Kamu balik lagi?”

“Kau masih dirawat,” sahut Aksa. Dia duduk di tepi ranjang. Tangannya meraba kening Agnes. “Tentu saja aku harus kembali.”

Aksa mengangguk ringan ketika Serra pamit untuk pulang. “Makasih ya, Ser!”

“Sama-sama, Mas!” Serra menjamah lengan Agnes dengan lembut. “Cepat sembuh ya, Mbak!”

“Aamiin.” Agnes melepas kepergian Serra dengan senyuman tipis. Wajahnya berubah mendung tatkala beralih memandang Aksa.

“Aku merasa seperti Rahwana yang merampas Dewi Sinta dari tangan Sri Rama,” lirih Agnes.

Sebuah perumpaan akan egoisnya cinta buta. Aksa tak mampu menahan senyum. Dia mengacak-acak rambut Agnes. Geregetan.

“Tidak ada yang menganggapmu begitu,” sangkal Aksa. “Aku menikahimu atas kerelaanku.”

Agnes mendaratkan pandangan serius pada wajah Aksa. “Kamu sudah menyelesaika
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status