"Wow," celoteh seorang pelayan, "Jennifer benar-benar seorang wanita genit.""Kurasa dia sengaja tidak memakai celana dalam agar lebih mudah ketika akan 'begituan'? Ya kan?" cekikikan yang lain."Atau jangan-jangan dia ingin merayu Tuan Aiden Malik," bisik lainnya.Meskipun mereka tertawa, tapi para pelayan itu merasa malu. Mereka berharap mereka tidak mengenal Jennifer. Dalam keriuhan umum adegan itu, mereka hampir tidak menyadari sekelompok orang yang muncul di pintu hotel. Begitu menyadarinya, mereka menjadi takut hingga kesenangan itupun mereda dengan cepat.Mereka yang baru muncul itu adalah Aiden dan Alfred bersama para pengawalnya. Setelah melihat Eva yang berada di taman dalam rekaman keamanan, Aiden dan Alfred bergegas ke taman. Mereka tiba di tempat itu tepat ketika adegan bagian bawah Jennifer terekspos memalukan. Aiden mengalihkan pandangannya sedangkan para pengawal tiba-tiba terlihat sibuk menatap sepatu mereka. Meski ada satu atau dua orang pengawal yang curi-curi lirik
Jennifer sangat marah, tapi dia tidak berani bertindak terlalu gegabah di depan Aiden Malik. Jadi dia hanya bisa menggertakkan giginya."Kau …" teriaknya, "Jangan sok kau, Eva. Kita lihat nanti bagaimana Tuan Aiden Malik akan menghukummu.""Ah, jadi kau ingin melihat aku dihukum, Jennifer," Eva berkata dengan polos lalu menoleh ke arah suaminya, "Suamiku sayang, seseorang ingin melihatmu menghukumku. Bagaimana ini ya?"Seketika taman itu terasa hening. Daun-daun bergoyang tertiup angin, tangkainya lepas lalu menari di udara sebelum kemudian jatuh di depan Aiden Malik.Dengan ujung sepatunya Aiden menggiling daun di tanah, sebelum kemudian berjalan maju dan meraih dagu Eva."Apa yang sebenarnya kau lakukan?" dia bertanya.Aiden terlihat mengerikan, dia benar-benar marah. Eva bisa merasakan otot-otot di punggungnya menegang saat dia melihat ekspresi Aiden yang seperti ini."Menurutmu apa yang aku lakukan, suamiku?" Eva bertanya, menatap wajah suaminya."Jelas kau mencoba untuk melarikan
Jennifer Newman melebarkan matanya karena ngeri. Mendengar pengawal tadi menyebut staf hotel, dia menjadi takut kalau Aiden akan menyalahkannya. Dia lantas jatuh berlutut di tanah.Dia tahu bahwa Aiden Malik benci difoto, tetapi dia tidak pernah menyangka bahwa pria itu bisa menjadi sangat marah. Aiden sangat murka, hingga membuat para pengawal melaksanakan hukuman atas keinginan mereka sendiri. Meski takut, Jennifer sangat ingin melihat hukuman apa yang akan menimpa Eva. Dia tidak sabar untuk melihat betapa sengsaranya Eva."Saya diberi tahu bahwa Nyonya Eva mengambil foto Tuan Aiden secara diam-diam, dan dia bersikeras untuk bertemu dengan saya di kamar mandi," Jennifer menjelaskan, "Tuan Aiden, jika saya tahu dia memberikan ponsel kepada saya agar dia bisa melarikan diri, saya tidak akan pernah mau meninggalkannya sendirian di toilet itu." Jennifer kemudian melanjutkan, "Sejujurnya, apapun yang Tuan Aiden lakukan bukanlah urusan saya, tetapi saya dan Eva adalah teman sekelas dan sa
"Tentu saja tidak," Eva meyakinkannya. Berpura-pura tiba-tiba teringat sesuatu, Eva lantas berkata, "Apakah menurutmu sore ini aku masih punya waktu untuk pergi ke pemeriksaan fisik di rumah sakit, suamiku?""Tentu saja," kata Aiden dengan curiga, "Apakah ada masalah?"Eva menggeleng. "Tidak," katanya, "Fakta medis lebih bisa dipercaya dibandingkan ucapanku. Jika kau tidak mempercayaiku, lebih baik aku pergi ke rumah sakit untuk membuktikannya."Aiden menatap wajah Eva. Wajah istrinya terlihat sangat cantik di bawah sinar matahari. Bibir Eva yang merah merona membuatnya tertarik dengan cara yang tidak bisa dia gambarkan. Jennifer yang melihat itu bingung dengan interaksi keduanya.Tampaknya Aiden Malik tidak peduli dengan foto diam-diam itu, pikirnya, Tapi ada sesuatu yang aneh di sini. Cara Aiden menatap Eva seolah-olah Eva mengkhianatinya dengan pria lain, tapi tentunya itu tidak mungkin kan? Seorang Aiden Malik bisa saja selingkuh, tapi Eva tidak mungkin bisa menyelingkuhi Aiden Mal
"Tidak, aku tidak mengambil fotomu," jawab Eva dengan tenang, "Tapi Jennifer Newman menuduhku mengambil fotomu secara diam-diam, jadi bukankah sudah seharusnya dia meminta maaf kepadaku?"Jennifer terkejut dan ngeri.Apa? Tidak ada foto? Itu tidak mungkin, pikirnya, Jika Eva tidak mengambil foto, mengapa dia mengakui itu sebelumnya?"Kau bohong, Eva. Kau sudah mengakuinya dan kau memberitahuku bahwa Tuan Aiden memintamu untuk melakukan hal itu," kata Jennifer lantang."Aku memang mengatakan itu, tapi kau tidak percaya."Angin bertiup, membuat beberapa helai rambut Eva rontok dari kuncir kudanya. Aiden memperhatikan rambut itu dengan bingung lalu mulai memainkan rambut Eva sembari melilitkannya di jari-jarinya."Apa kau tidak suka Jennifer?" Aiden bertanya pada Eva.Eva mengabaikan pertanyaan Aiden, "Cincin itu sepertinya sangat sulit ditemukan ya." Eva menarik kepalanya menjauh dari Aiden membuat salah satu helai rambut yang kusut di sekitar jarinya tertarik keluar dari kulit kepalanya
Teriakan tiba-tiba memecah kesunyian."Oh, jadi begitu. Kau ingin istriku yang merupakan seorang Nyonya Malik merangkak di bawah kakimu?" tanya Aiden.Jennifer sangat kesakitan, dia mencoba mengangkat wajahnya, tetapi salah satu pengawal Aiden menginjak tangannya."Tidak," isak Jennifer, "Saya tidak bermaksud begitu."Wajahnya terdistorsi dengan rasa sakit. Dia ingat apa yang Eva katakan padanya. Meskipun semua orang tahu kalau Aiden tidak mencintainya namun Eva tetaplah istrinya. Aiden tidak akan membiarkan sembarangan orang menyakiti istrinya."Saya salah, Tuan Aiden, saya minta maaf," katanya, "Saya seharusnya tidak memintanya melakukan hal yang memalukan seperti itu. Tolong ampuni saya."Aiden Malik melihat ke arah pengawal yang segera melepaskan senjatanya dari sarung di pinggangnya. Pengawal itu lantas mengokang pistol lalu mengarahkan laras perak ke kepala Jennifer."Maafkan saya, Tuan Aiden, tolong maafkan saya. Saya bisa melakukan apapun, tapi tolong maafkan saya," Jennifer m
Jennifer terus tersedak dan menangis. Dia menatap Aiden dengan ketakutan, menunggu izinnya. Meskipun Eva telah membantunya, dia tidak berani pergi tanpa persetujuan Aiden.Alfred Bailey berkeringat dingin. Alfred telah melayani Aiden Malik selama bertahun-tahun, dan dia sangat mengenal bosnya itu. Ketika Aiden marah, dia akan menghancurkan semua orang dan semua yang menghalangi jalannya.Aku tidak percaya Nyonya Eva memblokir pistol dengan tangannya. Apakah dia tidak takut ditembak?"Pergilah," kata Aiden dengan marah. Dia memasang pengaman di pistol lalu melemparkannya ke Alfred. Alfred segera menangkap pistol itu lalu mengurus rekaman kamera cctv.Jennifer terhuyung-huyung lalu buru-buru lari ke hotel, saking terburu-burunya ia bahkan sampai kehilangan salah satu sepatunya. Para pelayan yang ketakutan mengikuti langkah Jennifer. Suara tangisan dan teriakan berangsur-angsur menghilang.Lebih dari selusin orang mencari cincin itu dengan hati-hati, tetapi tidak dapat ditemukan. Aiden m
Aiden membuka telapak tangan, Alfred meletakkan tablet di tangan Aiden."Beli saham pengendali Hotel Empire," Aiden mengetuk layar dan memeriksa harga saham Hotel Empire sambil berbicara, "lalu transfer semua sahamnya ke istriku."Alfred mengangguk secara naluriah. Lalu tiba-tiba, dia mengangkat kepalanya dan berkata dengan suara patah, "Tuan Aiden, tapi Hotel Empire ini milik ...""Apa masalahnya?" Aiden bertanya dengan tidak sabar."Hotel Empire ini milik keluarga Jonas.""Terus?" tanya Aiden.Alfred sangat cemas hingga dia berkeringat lagi. Keluarga Jonas memiliki dua anak perempuan, dan semua orang tahu bahwa Hotel Empire dikhususkan untuk Rachel. Rachel saat ini sedang berada di luar negeri untuk mempelajari manajemen hotel."Tuan Aiden ..." Tom yang merupakan Direktur Hotel Empire merasa ngeri.Tom ingin meminta maaf atas nama hotel, tapi entah bagaimana dia ceroboh meminta maaf dan menemukan bahwa Aiden jadi berniat untuk membeli hotel Empire. Dia takut membuat lebih banyak kes