Share

Bab 110. Kalut

Dion mengerjap-ngerjapkan matanya menyesuaikan mata dengan terangnya sekitar. Hari sudah pagi dan Dion harus segera bangun. Bunyi ponsel tiba-tiba membuat ia mengernyit.

“Uh, siapa yang menelepon?” Dion meraih ponselnya lalu mengernyit.

“Iya, Dek?”

“Mas, tolong aku, Mas!” Cindy terdengar begitu ketakutan seketika membuat Dion langsung panik.

“Kamu kenapa, Cindy? Apa yang terjadi?”

“Mas, aku gak mau lagi ada di sini. Pak Sebastian ... aku harus bagaimana, Mas?”

“Tenang dulu. kamu bernapas pelan-pelan dan jangan panik,” ujar Dion membujuk. Cindy terdengar sesenggukan di ujung telepon dan Dion bergegas bersiap untuk pergi.

“Kamu di mana sekarang?” tanya Dion lagi mencari jaketnya.

“Di toilet, Mas.”

“Ya sudah. Mas ke sana sekarang. Kamu jangan keluar sampai Mas di sana, oke?” imbuh Dion lagi.

“Baik, Mas.” Dion menghidupkan pelacak di ponselnya untuk terus bisa mengawasi Cindy. Ia benar-benar cemas dengan keadaan Cindy. Dion pun mengenakan masker di mulutnya dengan jaket palka yang memilik
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status