Share

Kecemasan

POV Anto

Marni bergayut ke leherku karena kakinya belum bisa dipijakkan secara utuh, jarak kamar mandi pun agak jauh dari ruang tamu kami. Terpaksa aku menuntunnya melewati lorong dan dapur terlebih dahulu.

Tibalah saatnya momen yang paling menggelikan, saat aku harus membantu membuka celana Marni karena dia tak bisa membungkuk dan menekuk kakinya terlalu kencang.

"Pegangan!" perintahku. Marni mengangguk, aku membungkuk dan saat itulah keseimbangan Marni hilang, dia yang mengandalkan sebelah kakinya untuk berdiri utuh malah jatuh menimpaku, kami jatuh berhimpitan di kamar mandi.

Ini bukan suasana romantis bagaikan film, karena Marni menjerit saat lututnya menghantam lututku.

"Sakiiiiit," jeritnya. Air matanya sampai keluar. Aku sampai tak tau berniat apa dengan kesialan bertubi-tubi hari ini.

"Kakimu kena?" tanyaku memastikan. Marni mengangguk. Benar saja, lututnya yang tadi lukanya telah tertutup terbuka lagi, mengeluarkan darah yang cukup banyak.

Kunaikkan lagi celana panjang Mar
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status