Dixon terkejut dengan tindakan tiba-tiba Regina. Selama ini Regina tidak pernah mengambil inisiatif menciumnya atau dalam urusan tempat tidur. Dixon memegang pinggang ramping Regina dan menunduk menatap dalam wajahnya istrinya. Matanya terpejam saat dia menciumnya. Bibir mungilnya terasa lembut dan manis di bibirnya yang beberapa hari ini dirindukan.Setelah beberapa saat, Regina melepaskan bibirnya dan menjauh. Namun dia masih memeluk leher Dixon. Kakinya berjinjit menyamakan tinggi badan suaminya.Regina tersenyum manis dengan mata berkaca-kaca. “Terima kasih. Aku sudah hadiahnya.”Sudut bibir Dixon melengkung menatap istrinya dengan tatapan dalam. “Apa sekarang kamu sudah tidak marah padaku?” Dia menggodanya dengan nada main-main. Tangannya melingkari pinggang Regina menariknya ke tubuhnya.Pipi Regina memerah merasakan ereksinya yang keras menusuk perutnya.Regina melepaskan pelukannya di leher Dixon dan berbalik malu.“Aku harus selesaikan cuci piring.” Dia berkata salah tingk
Regina yang setengah sadar langsung sadar sepenuhnya dan melirik ke bawah. Dia memerah dan buru-buru menarik selimut untuk menutupi tubuhnya dan mendorong bahu Dixon.“Dasar mesum,” gerutunya cemberut dengan pipi kemerahan.Dixon terkekeh. Dia mengusap pipinya sebelum mencium keningnya lembut.“Tidurlah lagi, tidak perlu menyiapkan sarapan. Aku tahu kamu kelihatan.” Dia berkata menggoda istrinya.Regina tersipu diingatkan percintaan panas mereka semalam dan Dixon masih memiliki mood menggodanya. Dia menarik selimut untuk menutupi wajahnya.“Cepatlah pergi, jangan membuat Freya menunggu.” Dia berkata dengan sinis masih mengingat Freya sudah menjadi asisten Dixon.Dixon menghela napas tak berdaya dan berkata menenangkannya. “Tidak akan terjadi apa pun antara aku dan Freya. kinerja Freya sangat bagus hingga menerimanya sebagai asistenku.”“Ya, aku percaya.” Regina berkata dengan masam. Dia tidak meminta apa pun agar Dixon memecatnya. Hubungan mereka belum sedekat itu sampai dia menuntut
Kameja putih itu transparan hingga memperlihat sedikit tubuh Regina di balik kemeja itu. panjang kemeja itu hanya sebatas pahanya hingga paha putih nan ramping istrinya terlihat jelas. Dia tidak mengenakan apa pun di balik kemeja putih itu. Sorot mata Dixon menjadi gelap.“Regina, kenapa kamu keluar dengan pakaian seperti ini?” Dia dengan cepat melepaskan tangan Freya dari lengannya dan mendekati istrinya.Penampilan Regina mengenakan kemeja putihnya sangat menggugah. Jika tidak mengingat ada orang lain di apartemen, Dixon akan mendorong istrinya kembali ke kamar dan melupakan pertemuan pagi dengan klien penting.Regina tersenyum manis di depan Dixon dan memeluk pinggangnya. Dia berjinjit mengecup bibirnya sebelum berkata. “Memangnya kenapa? Toh, hanya ada kakakku di sini,” ujarnya melirik Freya di belakang Dixon dengan sengaja.Dixon menghela napas balas memeluk pinggang istrinya. “Apa kamu sengaja menggodaku dan ingin membuatku ingin menunda pertemuan?” desisnya dengan suara berb
Setelah kejadian pagi itu, selama beberapa hari Freya tidak melakukan upaya bodoh lagi datang mengganggu di apartemen Regina dan Dixon.Regina menghabiskan waktunya dengan menyalurkan hobinya pada desain pakaian di buku sketsa seperti biasa di kafe. Namun dia tidak bisa berkonsentrasi pada sketsa bukunya. Pikirannya resah. Pernikahannya dengan Dixon sudah berjalan dua bulan. Namun belum ada kabar dari perutnya. Dia sudah memeriksa siklus bulanannya dan menstruasinya normal. Ibu mertuanya kadang-kadang menelepon bertanya tentang isi perutnya sudah ada bayi atau tidak membuat Regina merasa tidak enak. Dixon tidak pernah mempermasalahkan memiliki bayi dalam waktu dekat atau tidak dan menyuruhnya untuk tidak khawatir atau pun terburu-buru memiliki anak. Namun Regina tetap saja resah. Dia tidak sepenuhnya yakin tentang perasaan Dixon dan suaminya tidak pernah mengatakan bahwa dia mencintainya.Regina sudah mengubah pikirannya tidak akan bercerai. Tapi hati Dixon bisa saja berubah kapan
“Menurutmu, haruskah kita memberitahu istri Tuan Clark dan membiarkannya membereskan Freya agar dipecat?”“Percuma saja. Aku dengar istri Tuan Clark, Nona Muda kedua yang tidak pernah terlihat di lingkaran sosial ibu kota. Dia tertutup dan gagap adalah orang mudah diintimidasi menurut rumor. Bahkan Tuan Clark tidak pernah membawanya ke perusahaan atau ke tempat umum menunjukkan bahwa dia malu dengan istrinya, kan?“Kamu benar juga. Tidak ada gunanya memberitahu Nyonya Clark. JIka dia tahu mantan pacar menjadi asisten suaminya dan merayu suaminya, dia seharusnya tidak diam dan membiarkan Nona Freya merajalela mengambil statusnya di perusahaan.”“Sebenarnya Nyonya Clark menyedihkan juga. Kakaknya merayu suaminya dan Tuan Dixon malu memperlihatkan istrinya di depan umum. Dia pasti selalu diintimidasi oleh Nona Freya dan tidak dipedulikan oleh suaminya. Ada rumor kalau dia adalah istri buangan.”Istri buangan?! Yang benar saja! Batin Regina menjerit marah.Tangan Regina terkepal di atas
“ Nanti aku akan mengirim Sam untuk memberimu kontak pekerja di keluarga Clark dan mengatur semua keuangan rumah tangga,” ujar Dixon di seberang telepon.Regina tersenyum tipis mendengar kata-kata Dixon dan tidak akan menolak mengatur rumah tangganya. “Oke terima kasih.”Regina pulang ke apartemennya dengan supir mobil mewah yang dikirim Dixon dan bersiap-siap untuk mengunjungi perusahaan Dixon.....Kehadiran sebuah mobil mewah di depan gedung perusahaan Grup Clark menarik perhatian para karyawan yang lewat.Seorang supir yang cakap dan tegas keluar dari mobil dan membuka pintu mobil penumpang. Regina tidak buru-buru keluar dan menenangkan dirinya di dalam mobil sejenak sebelum kemudian keluar dari mobil.Karyawan yang berada di sekitar tempat itu berdecak kagum memandang Regina.“Siapa itu? dia sangat cantik!”“Lihat mobil yang dia gunakan? Apa dia putri direktur atau salah satu istri direktur?”“Pakaian sangat mewah dan dari merek terkenal. Dia tidak mungkin karyawan di sini. Mung
Setelah mengatakan itu Regina melanjutkan langkah menuju lift mengabaikan tatapan para karyawan di lobi. Dia memasuki lift dan bersyukur tidak ada karyawan di dalam hingga tidak perlu berdesak-desak. Dia menekan tombol menuju ke lantai di mana kantor Dixon berada.“Nyonya!” Sam berdiri melihat Regina memasuki ruang kantor.“Halo Sam, apa kabar?” Regina menyapa Sam ramah dan kemudian mengalihkan pandangannya mencari Freya di mejanya.Matanya menyipit tidak menemukan keberadaan Freya di meja kerjanya.“Nona Freya sedang mengantar berkas pada Tuan dua menit yang lalu.” Sam menjawab kebingungan Regina melihat dia menatap ke meja kerja Freya.Regina mengalihkan pandangannya pada Sam dan tersenyum, “Ah, begitu. Apa Dixon sibuk di kantornya dan memiliki klien atau tamu?”“Tuan Dixon tidak memiliki klien Nyonya. Apa Anda mau saya antar ke kantor Tuan Dixon?’Regina mengangguk tidak menolak tawarannya.Sam kemudian keluar dari meja kerjanya dan menuntun Regina menuju kantor pribadi Dixon.Tok
“Tapi perjalanan bisnis ini sangat penting dan tidak bisa ditunda hanya karena kehadiran seseorang yang menginterupsi,” Freya membantah sambil memelototi Regina.“Sudah kubilang akan membicarakan ini nanti,” balas Dixon dengan kening berkerut menatap Freya muram.Sebelum Freya bisa membantahnya, Regina berbicara pada Dixon khawatir. “Kalian tidak beristirahat saat makan siang?”“Ya, cukup sibuk siang ini hingga melewatkan makan siang.” Dixon kemudian menatap Freya.“Pergilah dan beritahu Sam untuk beristirahat,” perintahnya.Freya menggertak gigi dan mencengkeram berkas di tangannya erat. Dia sangat membenci Regina datang ke kantor dan mengganggu waktunya dengan Dixon. Dia berbalik dengan gusar hendak meninggalkan kantor Dixon.“Tunggu!” Regina tiba-tiba memanggil membuat Freya berhenti dan memelototinya.“Apa?”“Karena Dixon melewatkan makan siang, tolong bawakan dia makan siang dan sekalian makan siangku juga,” perintah Regina tersenyum.Freya menggertak gigi menahan amarahnya.“K