Share

159. Sembuh Karena Batagor

Laureta kembali muntah, tapi tidak sebanyak sebelumnya. Ia mual sekali dan pusing dengan bau sup krim itu. Ia kembali mencuci mulut dan wajahnya. Ia juga mencuci tangannya dengan sabun sampai benar-benar wangi. Ia menghirup aroma teh hijau di tangannya yang sangat wangi dan membuatnya tenang.

“Ta, kamu baik-baik saja?” tanya Reksi dari depan pintu kamar mandi.

Laureta membuka pintu dan menatap sahabatnya dengan air mata yang menetes di pipinya. “Aku muntah lagi.”

Reksi memegang dahi Laureta sambil menatap langit-langit dengan wajah serius. "Badanmu tidak demam, malah justru dingin. Apa kamu ingin aku antar ke dokter?"

Laureta menggelengkan kepalanya. "Tidak, Reks. Aku tidak mau ke dokter. Aku mohon." Ia merengek seperti anak kecil dan tiba-tiba saja air matanya menetes ke pipi.

"Ya ampun. Kenapa kamu jadi menangis?" Reksi tampak bingung. Ia membawa Laureta menuju ke kasur. "Kamu istirahat saja ya. Jangan turun dari kasur."

Ketika Reksi hendak membuka mulut untuk bicara, tiba-tiba pint
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status