Andreas melihat Riana yang kini sudah tertidur lelap ditempat tidurnya, dia membenarkan beberapa helai rambut yang menghalangi wajah cantik istrinya itu. Andreas tersenyum samar, bagaimana dia bisa sangat mencintai wanita ini dengan sangat dalam. Andreas mulai mengusap pipi lembut milik Riana, Riana mengeliat sebentar karena merasa terganggu lalu terlelap kembali.Dimata Andreas Riana terlihat lelah, mungkin karena sedari tadi setelah pertengkaran itu Riana pergi ke kamar dan terus menangis, sampai Riana tidak menangis lagi Andreas baru berani masuk ke dalam kamar, ternyata dia melihat istrinya tertidur.Andreas mendekatkan wajahnya pada telinga Riana dan mulai berbisik, “Aku sungguh mencintaimu Riana, tolong maaf kan aku!” Riana mengerjap-ngerjapkan matanya lalu menatap Andreas, “Kamu sudah bangun? Mau makan apa?”Riana bangun dari tempat tidurnya tanpa menghiraukan Andreas, dia berjalan menuju ruang makan. Dia dia melihat papah dan mamahnya yang sudah berada di kursi makan dengan ma
[Ri, gue hamil anak Andreas,] “Kirana hamil anak mas Andreas?” bisik Riana dengan nada yang perih. Riana langsung menyimpan kembali ponselnya secara asal diatas kasur tidak berniat untuk membalas pesan tersebut, dia menyenderkan badannya lalu memejamkan matanya bersamaan dengan air mata yang kembali mengalir. Riana merasakan pusing yang lebih dari yang tadi dia rasakan, hatinya pun bertambah berkali-kali lipat sakitnya. Riana tidak tau harus mempercayai Kirana atau Andreas. Baru saja Riana ingin berdamai dengan keadaan dan mulai berbicara dengan baik kepada Andreas, namun dia malah mengetahui Kirana hamil anak Andreas.Riana mendengar suara gagang pintu mulai terbuka, Riana langsung mengelap air mata yang ada di pipinya lalu membaringkan tubuhnya kembali. Riana merasakan ada orang yang duduk disamping ranjangnya.“Sayang bangun dulu, kamu harus minum obat!”Riana membuka matanya, dia melihat Andreas yang tersenyum tipis kepadanya dengan nampan yang berisikan segelas air dan obat diat
“Kalau begitu jawab pertanyaan aku.”“Apa?” tanya Andreas penasaran.“Apakah kamu dan Kirana mendapatkan hasil setelah kegiatan kalian diatas ranjang waktu itu?” pertanyaan Riana setika membuat Andreas terdiam dan mengingat perkataan Kirana.Andreas kebingungan harus menjawab seperti apa pada Riana, karena dia sendiri pun masih ragu kalau Kirana benar-benar hamil anaknya, “Kenapa kamu bertanya seperti itu?” tanya Andreas.Riana mengangkat bahunya acuh, “Aku hanya penasaran aja. Jawab pertanyaan aku!” kata Riana. Andreas terdiam beberapa saat yang membuat Riana geram, “Apa susahnya sih jawab pertanyaan aku, sampe harus diem dulu segala. Apa jangan-jangan dugaan aku benar?”Andreas langsung menggelengkan kepalanya, “Tidak sayang! Tidak mungkin Kirana hamil sayang, karena aku sama sekali tidak melakukannya dengan Kirana,” jawab Andreas dengan ragu.Mendengar keraguan dari Andreas membuat Riana memicingkan matanya, “Kamu serius? Kamu gak bohong sama aku?”“Tidak sayang!” Melihat kebohonga
“Aku mau cari Kirana!”“Udah gede, gak perlu dicariin!” ucap Eligo santai.Riana berdecak sebal, “Kamu enggak tau apa yang sedang Kirana alamin Go!” ucap Riana kesal, “Aku mau cari Kirana sekarang!”Eligo pun bangkit dari tempat duduknya, “Oke-oke tapi gue ikut, gimana pun juga dia sodara gue!” lalu Eligo melihat kearah dua sodara yang sedang menatapnya, “Lo berdua disini dulu aja, gue mau nemenin calon gue dulu,” ucap Eligo sambil tertawa membuat kedua temannya pun tertawa dan paham apa yang dimaksud oleh Eligo, sedangkan Riana hanya mendelik ketika dirinya disebut calon oleh Eligo.Mereka berdua pun keluar dari kantin dan mulai mencari Kirana, hal yang Riana curigai adalah Andreas, pasti Kirana menemui Andreas. Lalu Riana mengajak Eligo untuk pergi ke tempat yang dekat dengan ruangan Andreas, namun ketika dia melewati tempat itu dia tidak mendengar suara apapun darisana. “Kita cari ke belakang kampus aja gimana?” ajak Eligo.Riana langsung mengangguk. Namun, ditengah perjalanan di
[Selesai mengajar aku tunggu kamu diruanganku!]Riana membaca pesan itu. “Kan aku ngajakin dia ketemu di halaman belakang, kenapa jadi diruangannya sih?” pikir Riana. Tak mau terlalu ambil pusing dia kembali memasukkan handphonenya ke dalam tas, “Makasih yah Go, udah mau nganterin aku. Tapi lain kali gak usah, malu tau diliatin!” gerutu Riana.Eligo terkekeh, “Ngapain juga malu, paling mereka nganggep kita udah pacaran padahal sebenarnya baru on the way, iya kan?” pertanyaan dari Eligo membuat Riana mendelikkan matanya.“Terserah!” jawab Riana malas, “Aku masuk kelas dulu yah, Go.”Setelah mendapat anggukan dari Eligo Riana langsung masuk ke dalam kelas dia melihat sudah ada beberapa orang yang ada dikelas salah satunya Kirana yang sudah duduk dibarisan paling depan. Karena bangku disamping Kirana kosong, Riana pun duduk disana. “Ri, tadi kamu kemana aja sih? Aku nyariin kamu tadi!”Kirana menatap Riana dengan wajah yang berseri-seri, “Gue abis ketemu Andreas!”“Lalu.. apa kata pak An
“Menikahlah dengan Kirana mas!”Andreas yang sedang duduk langsung berdiri dan menghalangi Riana yang hendak pergi keluar dan menarik kembali Riana, “Maksud kamu apa?”“Kamu harus bertanggungjawab dengan apa yang telah kamu perbuat mas!” ucap Riana.“Aku tidak akan pernah melakukan hal yang kamu pinta itu Riana!” jawab Andreas dengan tegas, “Karena aku yakin kalaupun Kirana hamil, itu pasti bukan anakku!”Riana menatap lelaki didepannya itu, dia sangat tidak menyangka kalau Andreas tidak memiliki hati nurani. Riana mendekatkan diri satu langkah pada Andreas lalu menatapnya dengan tajam, “Lelaki macam apa sih kamu mas?” tanya Riana. Lalu dia menunjuk-nunjuk dada Andreas, “Udah tau kamu salah, tapi kamu gak mau bertanggungjawab?”“Kalau aku mau bertanggungjawab emangnya kamu mau dimadu?” tanya Andreas balik.Riana menggelengkan kepalanya, “Tentu saja tidak mas. Sebelum kamu menikahi Kirana, maka kamu harus menceraikan aku!”“Aku tidak akan pernah melakukannnya Riana!” Sebelum menjawab
Riana menatap Andreas yang kini menatapnya, lalu Riana tersenyum pada Kirana, “Syukur deh, aku kira kamu beneran sendirian..”“Aku pikir hari ini waktunya untuk aku melepaskan kamu mas!”Kirana berjalan mendekati Andreas dan memeluk tangan kanannya, “Aku tadinya khawatir emang bakalan seperti itu, tapi sekarang..” Kirana menyenderkan kepalanya dibahu Andreas, “Aku seneng Andreas datang dan mau nemenin aku dan aku sangat senang sekali kalau kandungan aku sehat!”Riana tersenyum getir, namun dia merubah ekspresinya kembali. Dia tidak ingin terlihat menyedihkan dimata Andreas. Sebenarnya Riana bingung mengapa Kirana begitu senang dengan perbuatan haram mereka yang membuahkan hasil, “Kalau gitu, aku pulang dulu yah!” Riana pergi dari sana tanpa menunggu jawaban dari keduanya.Kirana melihat kearah Andreas yang masih menatap kepergian Riana, “Dre, kamu bisa nganter aku pulang kan?” tanya Kirana.Andreas pun menatap Kirana, “Aku hanya bilang mau nemenin kamu periksa kandungan. Aku gak bisa
Tidak ada orang tua yang tidak senang ketika mendengar kalau menantunya hamil, dan dia akan segera mempunyai cucu, “Alhamdulillah, mamah seneng dengernya,” ucap Mirna lalu dia menatap kearah Aldi yang terlihat senyum bahagia, “Yah, akhirnya kita bakalan punya cucu,” ucap Mirna dengan antusias.Aldi mengangguk, “Iya mah, gak lama lagi rumah kita bakalan ada suara bayi,” jawab Aldi, “Kalian udah kasih tau keluarga Riana?” tanya Aldi.Andreas menggelengkan kepalanya, “Belum yah, karena baru tadi Andreas tau kalau Riana hamil. Itu juga tidak sengaja karena tadi Riana pingsan lalu Andreas bawa dia ke rumah sakit!” Mirna kaget mendengar Riana pingsan tadi. Mirna jadi teringat dengan Kirana, lalu dia menatap Andreas, dia teringat ketika saat dirinya ke kampus Riana dan berbicara dengan Andreas lalu Kirana datang. Pada saat itu Mirna langsung menyuruh Andreas untuk menemui kedua orang tuanya meminta penjelasan dari Andreas. Pada akhirnya Andreas menjelaskan semuanya tentang permintaan Riana